Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hamdani

Manusia Cicak

Agama | Sunday, 05 Sep 2021, 19:59 WIB
(Foto: Sohail Syaikh/Unsplash)

Manusia cicak tidak sama dengan Spiderman atau manusia laba-laba. Meski keduanya tersebut manusia. Keduanya juga bukan hewan reptil yang banyak dibenci orang.

Manusia cicak yang akan dibahas dalam tulisan ini juga bukan seorang pria asal India, bernama Navratan Hars yang memiliki hobi bermain-main dengan cicak.

Manusia cicak disini adalah sebuah istilah untuk menyebut seseorang yang memiliki sifat seperti cicak. Bagaimana sifat cicak itu?

Dalam budaya masyarakat Aceh sebutan manusia cicak sudah dikenal sejak dahulu. Bahasa Aceh menyebutnya "Cicak Puteh (cicak putih)."Walaupun istilah itu sekarang sudah jarang digunakan, atau mungkin istilah manusia cicak tersebut sudah bertransformasi kebentuk nama yang lebih kekinian. Wallahu 'alam.

Namun sifat manusia cicak itu masih ada, dan mudah untuk ditemukan di dalam kelompok-kelompok masyarakat, komunitas, di organisasi politik, bahkan mungkin dalam organisasi urusan keagamaan.

Sifat utama dari manusia cicak yaitu manusia yang gemar membawa berita atau mengumbar rahasia kepada seseorang yang sejatinya harus dijaga.

Sifat manusia cicak juga identik dengan senang mengadu domba dan menebar fitnah serta sifat-sifat tercela lainnya, sebagaimana halnya sifat cicak yang dikisahkan dalam hadits-hadits Rasulullah Saw.

Ciri khas sifat manusia cicak dalam budaya masyarakat Aceh bermuasal dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad Saw ketika kaum kafir Quraisy mengepung beliau di kota Mekah.

Saat beliau bersama sahabat Abu Bakar dalam perjalanan menuju Madinah, mereka berdua kemudian bersembunyi di gua tsur.Kala itu tidak seorang pun mengetahui persembunyian Rasulullah dan Abu Bakar Ra di gua tersebut, kecuali Abdullah bin Abu Bakar, Aisyah, dan Asma' serta pembantu mereka, Amir bin Fuhaira. (Republika, 10/8).

Sementara laba-laba menutupi jejak persembunyian Nabi di pintu gua, sebaliknya cicak justru mencoba memberitahu tentara kafir yang sedang mengepung Rasulullah diluar.Tidak hanya ketika peristiwa gua tsur saja seekor cicak menjadi perantara setan.

Bahkan di masa Nabi Ibrahim as pun hewan itu telah bersekutu dengan kejahatan dan membenci dakwah.Hal ini sebagaimana dinukilkan dalam sebuah hadits sahih berikut:

“Dahulu, cicak-lah yang meniup dan memperbesar kobaran api yang membakar Ibrahim.” (HR. Muslim).

Penjelasan hadits diatas oleh Syekh Utsaimin mengatakan bahwa perbuatan cicak yang meniup untuk membesarkan kobaran api (yang membakar Nabi Ibrahim As), pertanda bahwa cicak adalah hewan yang memusuhi dakwah, ahli tauhid dan keikhlasan para pejuang (syarah Riyadhus Shalihin).

Imam Nawawi dalam kitabnya syarah sahih Bukhari Muslim juga menggolongkan cicak sebagai hewan fasiq yang memberikan banyak mudharat dan mengganggu manusia.

Maka kalau ada manusia cicak didalam sebuah kelompok atau komunitas, niscaya akan ada sumber perpecahan yang ia sulutkan dengan lisannya yang penuh fitnah dan adu domba.

Adakalanya manusia cicak itu melemparkan kesalahan-kesalahannya kepada orang lain tanpa mau peduli.

Ia berperilaku enggan bertanggung jawab terhadap tindakan yang telah dikerjakannya.

Manusia Cicak senang dengan playing victim (permainan menjadi korban). Ia menciptakan opini seolah dialah korban dari kezaliman orang lain.

Padahal sesungguhnya dialah otak atau provokator utama.Manusia cicak pandai bersilat lidah, memutar balik fakta, menusuk dari belakang dan berkhianat.

Ia juga tidak segan-segan untuk mencitrakan diri sebagai sosok suci, bersih tanpa noda dihadapan manusia.Begitulah sekelumit topeng manusia cicak, yang dijaman sekarang ada dimana-mana. Barangkali juga termasuk saya yang menulis ini (Na'uzubillah).

Dia ada di kantor, di pasar, di sekolah-sekolah, bahkan di masjid. Sebab itu mari kita menghindar diri dari sifat manusia cicak, yang kemana-mana hanya membawa permusuhan dan adu domba.

Bahkan Tgk Saiful Mal, S.Ag ketika menyampaikan khutbah pada Jumat kemarin (3/9) di Masjid Babul Maghfirah Gampong Tanjung Selamat mengingatkan para jamaah agar mampu menghalau diri dari sifat manusia Cicak.

"Meunyo ma lam gampong manusia Cicak, maka hanco lah gampong nyan (kalau ada manusia Cicak dalam kampung, maka hancurlah kampung itu)" ujar Tgk Saiful.\

Semoga tulisan ini menjadi pengingat buat penulis sendiri dan sekiranya juga bermanfaat bagi pembaca. Wassalam. (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image