Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Khairus Sakinah Chaeruddin

Makna Kebaikan di Tengah Pandemi

Eduaksi | Saturday, 04 Sep 2021, 21:07 WIB

Takdir memang tidak ada yang tahu, kita hanya bisa menerima dan juga bisa merubahnya. Allah tidak akan memberi kesulitan kepada hambanya diluar kemampuannya, salah satu ujian yang diberikan Allah kepada kita adalah adanya virus yang mematikan ini. Virus ini telah menyebar diseluruh dunia dan telah mematikan beberapa jiwa, mungkin ini adalah salah satu peringatan Allah terhadap hamba-Nya yang suka menyombongkan diri dihadapan-Nya. Dari sini kita bisa merenungkan betapa hinanya kita dihadapan Allah. Ketika ingin menjadi lebih baik maka lakukanlah apa yang bisa kita lakukan khususnya dipandemi ini, bagaimana kita akan melakukan kebaikan sedangkan kita tidak bisa berdekatan dengan lainnya. Kebaikan tidak hanya dilakukan dengan teori, banyak cara kebaikan yang bisa kita lakukan salah satu kebaikan itu adalah saling mendoakan. Karena Allah akan mengabulkan doa orang-orang yang benar-benar ingin berbuat kebaikan dengan saudaranya sendiri.

Ditengah pandemi ini banyak masyarakat yang mengalami penurunan ekonomi yang drastis, banyak jiwa-jiwa yang tak tertolong dan banyak fenomena-fenomena yang terjadi. Ada apa dengan alam kita? Apakah ini pertanda bahwa Allah sedang memperingati kita? Maka dari sini kita bisa mengevaluasi diri kita untuk menjadi lebih baik dihadapan Allah. Kebaikan seseorang tidak diukur dari apa yang diberinya tapi niatnya untuk melakukan kebaikan. Bersyukur adalah salah satu kebaikan yang setiap insan memilikinya, konsep besyukur tidak bis akita pelajari dengan teori. Bersykur atas nikmat yang Allah berikan kepada kit aitu sebuah kebaikan yang besar. Saling memberi ataupun menolong itu adalah bentuk kesyukura kita terhadap Allah. Ditengah pandemic ini kita juga harus bersyukur karena apa? Karena adanya pandemi kita bisa berkumpul dengan keluarga dan berbagi kebahagian dengan orang-orang disekitar. Allah memberikan pandemi ini untuk kita tetap menjaga keharmonisan keluarga yang mana kepala keluarga yang sibuk kerja hingga tidak ada waktu untuk Bersama keluarga kini ia bisa merasakan betapa nikmatnya Bersama keluarga yang kita sayangi. Masalah rezeki ada Allah yang mengatur jangan khawatir dengan rezeki karena Allah maha tau kepada siapa hambanya yang akan diberikan. Jika kita telah melakukan kewajiban kita maka Allah akan memenuhi segala kebutuhan yang kita butuhi. Allah maha kaya tidak ada yang tidak mungkin baginya karena dibumi ini hanyalah milikya. Ketika kita tidak memiliki harta apapun, dan orang lain membutuhkan pertolongan kita, apakah kita akan menolongnya atau menolaknya? Wahai saudaraku ingatlah jika kita tidak mempunya sesuatu yang belum bis akita berikan hendaknya kita membatunya sebisa kita mungkin, jika disaku kita hanya ada dua ribu rupiah berilah karna Allah akan menggantinya lebih dari dua ribu rupiah, dan jika kamu tidak memiliki apapun maka doakanlah ia agar dimudahkan urusannya. Bagaimana kebaikan kita diterima oleh Allah? Allah akan menerima kebaikan seseorang jika dia benar-benar tulus dan tidak mengharapkan apapun kecuali keridhaan Allah. Dalam kebaikan itu ada tingkatannya jika kita ingin melakukan kebaikan ditengah pademi ini maka ada banyak tingkatan kebaikan yang bisa kita lakukan. Kebaikan itu ada ihsan, khoir, ma’ruf, dan bir, keempat tingkatan kebaikan ini memiliki makna yang berbeda-beda.

Ihsan

Ar-ragib Al-Isfani mengungkapkan bahwa ihsan adalah sesuatu yang menggembirakan dan disenangi. Maksudnya ialah seseorang yang senang dengan Tindakan atau perlakuan kit aitu sudah termasuk ihsan atau kebaikan. Nah ditengan pandemi ini kitab isa melakukan banyak hal salah satunya membuat video pembelajaran yang unik dan lucu, atau meyebarkan agama Allah dengan variasi-variasi yang menarik, atau menulis cerita yang menarik. Dengan begitu orang-orang akan melihat karya kita dengan senang hati, ini merupakan salah satu kebaikan yang bisa kita lakukan untuk sesama manusia.

Khoir

Ar-ragin mengungkapkan bahwa khoir adalah sesuatu yang diinginkan hati dan juga akal sehat, seperti keadilan, keutamaan ataupun sesuatu yang bermanfaat. Maksudnya ialah seseorang yang berlaku adil terhadap orang lain ataupun keluarganya disebut khoir, mengapa demikian karena makna khoir hampir sama dengan makna ihsan hanya saja ihsan itu lebih menuju terhadap apa yang Allah senangi, jika khoir semua manusia islam, maupun non islam bisa melakukannya, sedangkan pahala untuk non muslim tidak sampai kepada Allah.

Ma’ruf

Secara umum artinya ialah sesuatu yang sudah diketahui oleh seseorang. Artinya dia melakukan hal yang telah diketahui, contohnya ia mempergauli keluarganya dengan baik seperti apa yang diperintahkan oleh islam. Ma’ruf tingkatannya dibawah bir dan ihsan yang membedakannya adalah niat. Seseorang yang ingin melakukan amal ma’ruf hendaknya sudah diketahui oleh hati dan jiwa juga Allah.

Al-bir

Al-isfani mengungkapkan bahwa bir ialah kelapangan mengerjakan kebajikan, pekerjaan hati yang bernar serta niat yang suci. Contohnya berbuat baik terhadap orang tua, dalam Al-Qur’an megucapkan kata “ah” saja tidak boleh apalagi memukulnya, dari sini kita bisa bahwa kita harus memuliakan orang tua karena berbuat baik terhadap orang tua merupakan salah satu kebaikan seseorang. Ditegah pandemic ini kita sebagi anak apalagi sekarang ini sekolah online, tentunya kita harus berbuat baik terhadap orang tua kita maupun orang yang lebih tua dari kita.

Maka dari keempat tingkatan kebaikan diatas memiliki nilai-nilai yang berbeda dan pahala yang berbeda, tetapi ada kebaikan yang sangat tinggi nilainya yaitu ihsan. Ihsan adalah sesuatu yang disenangi Allah dan juga manusia, jika kita melakukan kebaikan ini maka Allah akan memberikan kebutuhan dan memudahkan jalan kita dan orang-orang yang kita doakan. Jadi ditengah pandemi ini jika kita belum mampu membantu orang lain denga hart akita setidaknya tindakan dan perlakuan membuat mereka senang dan gembira.

Menjadi hamba yang didambakan Allah sebenarnya sangat simple hanya saja proses menjalankan memang agak sulit. Akan tetapi jika kita memaksakan diri untuk kebaikan maka akan menjadi kebiasaan dan jika kebiasaan tiba-tiba tidak dilakukan maka akan terasa ada yang hilang dalam hati kita.

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.”

(Al-isra’ ayat 7)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image