Do and Don't Para Pejuang GERD
Gaya Hidup | 2021-08-23 17:22:12
Permudah, jangan dipersulit. Gembirakan jangan ditakut-takuti.
Keluhan tentang sakit asam lambung rasanya kini sudah menjamur di kalangan rakyat Indonesia. Nggak pandang usia, sakit asam lambung menimpa siapapun mulai dari generasi milenial, generasi z, maupun orangtua.
Sekurangnya enam sejawat saya mengadu tentang pengalaman keadaan tubuhnya; tentang merasakan panas di dada, sesak, dan mual berkepanjangan. Ya, itu bisa dibilang lambung yang sudah semakin naik asamnya, atau sering kita dengar Gastroesophageal Reflux Disease atau GERD.
Mereka menanyakan pengalaman saya yang sudah lebih dulu menderita sakit asam lambung sekitar enam tahun lamanya. Daebak! Enam tahun saya menderita sakit asam lambung yang sudah sampai ke GERD!
Jika ditilik sejarahnya, asam lambung saya dimulai saat saya "berdiet salah". Saya nggak makan nasi putih sekurangnya enam bulan saat kuliah semester 7. Selain itu gaya hidup, pola makan, dan jam tidur yang hancur oleh karena mengerjakan skripsi sampai begadang.
Setiap tahun setidaknya pernah merasakan infus atau dirawat di rumah sakit karena asam lambung atau GERD. Menderita? Sangat. Ingin sembuh? Bukan main. Bisa sembuh? Bisa banget asal niat, dan istiqomah.
Berdasarkan pengalaman mengikutsertakan si GERD enam tahun di kehidupan saya, izinkan saya sharing sedikit apa penyebab, yang perlu dihindari, dan yang harus dilakukan ketika asam lambung sedang naik atau kambuh.
Disclaimer: Sharing ini disesuaikan dengan keadaan tubuh masing-masing, ya. Tapi sih kalo yang namanya asam lambung kurang lebih sama aja intinya ya gini deh.
Oiya, saya sudah pernah ke dokter umum, dokter jantung (karena berdebar jantungnya parah dikira jantungan taunya GERD), dokter gizi, sampai ke dokter spesialis GERD yang tarif konsultasi 10 menitnya 1 juta rupiah.
Tanda-tanda asam lambung yang sudah mencapai GERD:
1. Mual
2. Sakit kepala
3. Batuk berkepanjangan
4. Sesak napas
5. Merasakan badan yang sudah tak berdaya apapun alias lemas selemas-lemasnya.
6. Heart burning atau dada terasa panas
7. Jantung berdetak lebih cepat dari biasanya padahal hanya sedang duduk dan tak memikirkan apapun
8. Tidur malam sering kebangun
9. Mulut terasa asam
10. Selalu sendawa
11. Sering begah dan merasa perut penuh
12. Tidak semangat hidup
Penyebab asam lambung:
Pemicu induk yaitu gaya hidup. Menurut pengalaman enam tahun saya GERD, yang dikonfirmasi pula oleh para dokter yang saya kunjungi, pemicu pertama asam lambung naik adalah PIKIRAN yang stress, terlalu tense (terlalu menitikberatkan satu isu di kehidupan kita), dan kurang menikmati hidup detik setiap detik.
Pemicu kedua sudah tentu pola makan. Pola makan bisa diklasifikasikan seperti makan yang selalu terlambat. Padahal tubuh kita perlu diisi makanan yang seimbang sesuai waktunya. Selain itu pemicu asam lambung yang disebabkan pola makan, yakni, makan yang tidak teratur atau berantakan. Kadang sarapan, kadang langsung makan siang, kadang makannya dirapel sampe ashar.
Pemicu ketiga adalah jenis makanan. Banyak jenis makanan dan minuman yang memicu asam lambung kalau dikonsumsi tidak sesuai kadar yang dibutuhkan tubuh. Jadi kita benar-benar mesti kenal dulu sama tubuh kita sebaiknya dikasih makanan dan minuman dengan kandungan apa nih ya di dalamnya.
Pemicu keempat adalah kualitas tidur. Ini pemicu paling signifikan juga pada asam lambung. Kembali ke alarm pikiran. Kalau pikiran lagi ngga tenang dan selaw, kualitas tidur pun ikut terganggu. Mimpi buruk, ataupun terbangun di waktu malam menjadi oase terburuk dalam fase kehidupan yang sangat memicu organ-organ di tubuh kita menjadi lemah, ya termasuk asam lambung ini.
Pemicu kelima adalah olahraga yang tidak sesuai dengan tubuh kita sendiri. Kadang kita ngga sadar kalau olahraga yang kita lakuin itu ngga cocok sama tubuh kita. Semisal, kebanyakan squad atau lari yang terlalu keras. Olahraga yang ngga cocok itu bakal mempengaruhi sistem peredaran darah maupun pencernaan di dalam tubuh. Jadi cari olahraga yang cocok buat badan sendiri. Caranya gimana, dilihat dari detak jantung, dan apakah setelah kita olahraga pikiran menjadi fresh dan apakah menjalani hari menjadi lebih semangat.
Hindari ini agar terhindar dari asam lambung:
1. Mie, indomie, bihun, kwetiau, dan teman-temannya
2. Roti, kecuali gandum masih diperbolehkan sedikit
3. Kopi, teh, dan juga teman-temannya
4. Susu. Sebab beberapa jenis susu mengandung lemak jenuh tinggi, karbohidrat tinggi yang memancing produksi asam lambung, dan mengandung kadar gula tinggi yang memicu asam lambung gampang naik. Pilihlah susu yang lebih banyak protein, lemak baik, dan tinggi serat, semisal susu almond, ataupun susu kedelai.
5. Lemon, jeruk, dan buah yang asam
6. Sambal jeletot, cabe celetuk, dan makanan pedas berbumbu. Termasuk nasi padang, sate padang, lontong padang
7. Makanan bersantan tentu harus jaga jarak dulu kalau lagi kambuh. Kalau lagi ngga kambuh, ya dijaga-jaga aja makannya jangan terlalu sering, minimal sebulan sekali
8. Goreng-gorengan. Kalau sedang kambuh, makan makanan yang dipanggang atau dibakar dulu, ya. Jangan digoreng
9. Daging-dagingan seperti daging sapi, kambing atau jeroan. Sebab lambung bekerja lebih keras untuk menghancurkan daging. Apalagi kalau kita ngunyahnya ngga lama atau sempurna. Ayam dan ikan boleh lah tipis-tipis
10. Sayur yang bergas, contoh: brokoli, kembang kol, juga sayur asem
11. Makan dua jam sekali. Ini mitos yang salah di kalangan penderita GERD
12. Olahraga berlebihan. Jika sedang kambuh, penderita GERD jangan olahraga yang memicu detak jantung berlebih. Karena, asam lambung kita saja sudah menimbulkan heart burning, jika ditambah dengan olahraga keras, akan menjadi mimpi buruk bagi jantung kita sendiri
13. Nonton drama Korea sampe pagi
14. Unggahan siapapun di media sosial yang membuat marah, iri, dengki, dan ngga PD
15. Abis makan rebahan. Minimal rebahan dua jam setelah makan, ya.
Lakukan ini jika GERD sedang betah di tubuh:
1. Minta maaf yang tulus dengan organ-organ di badan kita termasuk lambung, sebab kita sendiri kadang tanpa sadar sudah berbuat sembrono memasukan makanan/minuman/pergerakan yang tanpa sadar merusak organ-organ dalam tubuh
2. Kunyah makanan yang lama, biar mempermudah cara kerja si lambung tersayang
3. Makan makanan yang halus-halus dulu untuk mempermudah kinerja lambung
4. Minum air hangat
5. Jika muncul mual atau serangan panik yang tak tertahankan, kompres perut dengan botol air hangat
6. Duduk tegak, dan ambil nafas dalam
7. Jika tak tertahankan boleh minum obat lambung, kalau saya Promag sudah cukup, namun kalau sudah mulai parah, saya minum Lapraz resep dari Prof Dadang, spesialis GERD
8. Kalau tidur bantalnya ditinggikan, dan jika miring, miringnya ke kiri
9. Meditasi, kontemplasi, introspeksi
10. PUASA. Penderita gerd harus berpuasa atau detox untuk mengistirahatkan lambung dari kinerjanya yang mungkin berlebihan mengolah makanan apa saja yang masuk ke tubuh kita. Jika tidak kuat puasa, boleh minum ai putih saja, atau minum air kelapa yang banyak mineralnya. Tidak usah dulu minum-minuman dalam kemasan atau yang mengandung gula pasir.
Untuk puasa ini, boleh puasa seperti kita puasa di Islam. Atau bisa juga intermittent fasting atau puasa di malam hari saat kita tertidur, banyak contoh intermittent fasting di internet, mohon juga untuk mencari tahu lebih dalam.
Puasa ini tentu dibarengi makan makanan yang mengandung protein, karbohidrat tinggi, ya. Inti puasa ini seperti saya bilang tadi, untuk mengistirahatkan organ-organ di dalam tubuh. Sebab mungkin organ-organ dalam tubuh kita termasuk lambung terlalu lelah mengolah makanan yang tak seharusnya masuk ke tubuh kita.
Pola hidup dan pola makan bagi pejuang GERD memang harus diubah jika memang mau sembuh dan semangat menjalankan hari. Tapi lifestyle itu ngga bisa diubah semudah baca tulisan ini. Butuh waktu dan proses untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru dari kebiasaan lama yang menimbulkan badan kita digerogoti penyakit yang seharusnya ngga ada di badan kita. Dan tentunya sesuai dengan tubuh kita masing-masing, ya.
Tetap semangat dear GERD fighter!!!!
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.