GERD: Musuh dalam Lambung yang Harus Anda Taklukkan
Gaya Hidup | 2025-01-04 15:37:16Tahukah anda penyakit Pencernaan yang paling sering diderita oleh banyak orang? Penyakit ini memiliki penderita hingga jutaan orang tiap tahun di indonesia. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau yang biasa disebut dengan penyakit asam lambung adalah salah satu penyakit pencernaan yang paling banyak diderita. Penyakit ini membuat penderitanya merasakan ada makanan yang mengganjal pada kerongkongan disertai dengan rasa terbakar. Penyakit ini sering disamakan dengan penyakit maag karena gejalanya yang mirip. Tapi, apakah benar mereka adalah penyakit yang sama?
Sebelumnya mari kita mengenal lebih jauh apa itu GERD. Melansir dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, GERD adalah kondisi dimana makanan yang sudah berada di lambung kembali lagi ke kerongkongan. Hal ini terjadi berulang dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Hal ini terjadi karena melemahnya otot yang menutup katup antara kerongkongan dan lambung.
Oleh karena itu makanan yang sudah masuk ke lambung akan kembali naik ke kerongkongan disertai dengan asam lambung. Hal inilah yang menyebabkan rasa panas hingga terbakar di lambung. Apabila kondisi ini terus menerus terjadi, lapisan kerongkongan bisa mengalami iritasi hingga peradangan.
Sementara itu, maag adalah peradangan atau luka pada lambung yang menyebabkan nyeri ulu hati, mual, atau muntah, sering kali disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori atau penggunaan obat tertentu. Jadi keduanya adalah penyakit yang berbeda ya.
Gejala GERD
Gejala yang paling umum terjadi pada penderita penyakit ini adalam rasa pahit dan panas hingga terbakar di kerongkongan. Selain itu terdapat beberapa gejala lain yang mungkin akan dirasakan oleh penderita, seperti:
• Kesulitan menelan atau perasaan seperti ada benjolan di tenggorokan.
• Gangguan pernapasan, seperti batuk-batuk dan sesak napas. Orang yang memiliki penyakit asma akan sering kambuh ketika gejala GERD kumat.
• Suara serak.
• Mual dan muntah.
• Sakit tenggorokan.
• Keluarnya isi lambung tanpa disadari.
• Gangguan tidur.
• Kerusakan gigi karena sering terkena asam lambung.
• Bau mulut.
• Lidah putih.
• Sakit kepala
Peneyebab GERD
Penyebab dari penyakit ini adalah gagalnya otot yang berperan untuk mengatur buka tutup dari cincin yang menghubungkan antara kerongkongan dan lambung. Ada beberapa kebiasaan yang dapat meningkatkan resiko dari penyakit ini, seperti merokok, makan malam terlalu larut, makan berlebihan, serta mengonsumsi makanan dan minuman pemicu GERD, diantaranya makanan berlemak, pedas, coklat, kafein, dan minuman berkarbonasi.
Cara mencegah gerd
• Jangan minum terlalu banyak air saat makan.
• Kunyah permen karet untuk meningkatkan produksi air liur.
• Jangan makan larut malam
• Makanlah perlahan untuk mencegah menelan udara.
• Makan dalam porsi kecil setiap beberapa jam.
• Berhenti merokok.
Kapan saya harus ke dokter?
Ketika anda merasakan beberapa gejala di atas dan tidak kunjung membaik maka bisa segera menghubungi dokter. Penanganan dini dapat mencegah komplikasi serius karena jika dibiarkan, penyakit ini dapat menjadi lebih ganas, bahkan bisa menyebabkan kanker esofagus lho. Mencegah pasti lebih lebih baik daripada mengobati, jadi mulailah bangun pola makan sehat dari sekarang!
Daftar Pustaka
Clarrett, D. M., & Hachem, C. (2018). Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Missouri medicine, 115(3), 214–218.
Rosen, R., Vandenplas, Y., Singendonk, M., Cabana, M., DiLorenzo, C., Gottrand, F., Gupta, S., Langendam, M., Staiano, A., Thapar, N., Tipnis, N., & Tabbers, M. (2018). Pediatric Gastroesophageal Reflux Clinical Practice Guidelines: Joint Recommendations of the North American Society for Pediatric Gastroenterology, Hepatology, and Nutrition and the European Society for Pediatric Gastroenterology, Hepatology, and Nutrition. Journal of pediatric gastroenterology and nutrition, 66(3), 516–554. https://doi.org/10.1097/MPG.0000000000001889
Scarpellini, E., Ang, D., Pauwels, A. et al. Management of refractory typical GERD symptoms. Nat Rev Gastroenterol Hepatol 13, 281–294 (2016). https://doi.org/10.1038/nrgastro.2016.50
Alfatih Moh Thariq
Fakultas Kedokteran
111241174
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.