Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Siti Fatimah

Ketika Duduk Terlalu Lama Lebih Bahaya dari Merokok

Gaya Hidup | 2025-04-10 23:31:44

Siti Fatimah - Penulis

Sumber: www.canva.com

Di era modern yang serba praktis dan digital, kebiasaan duduk dalam waktu lama menjadi bagian dari rutinitas harian banyak orang. Mulai dari bekerja di depan komputer, menonton televisi, hingga bermain gawai, semua aktivitas ini dilakukan dalam posisi duduk dalam waktu yang tidak sebentar. Tanpa disadari, kebiasaan ini telah menjadi “penyakit gaya hidup” yang mengancam kesehatan secara serius bahkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa duduk terlalu lama lebih berbahaya dibandingkan merokok.

Pernyataan tersebut mungkin terdengar berlebihan, namun studi demi studi mulai membuktikan bahwa dampak dari gaya hidup sedentari atau kurang gerak tidak dapat disepelekan. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Annals of Internal Medicine, duduk lebih dari delapan jam sehari tanpa aktivitas fisik yang memadai dapat meningkatkan risiko kematian dini sebesar 15–20 persen. Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa gaya hidup pasif merupakan salah satu faktor risiko utama penyebab kematian global.

Gaya hidup sedentari memiliki korelasi langsung dengan berbagai penyakit kronis seperti obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, hingga kanker. Ketika seseorang duduk terlalu lama, sirkulasi darah menjadi tidak optimal, metabolisme melambat, dan tubuh mengalami penurunan pembakaran kalori. Kondisi ini juga menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan lemak jahat dalam tubuh. Bahkan, duduk terlalu lama dapat menyebabkan gangguan pada postur tubuh, nyeri punggung, serta penurunan fleksibilitas otot.

Ironisnya, gaya hidup seperti ini banyak dianggap sebagai hal yang wajar, bahkan menjadi simbol produktivitas. Seseorang yang duduk seharian di kantor dianggap sedang bekerja keras, padahal kenyataannya tubuh sedang menerima dampak negatif secara perlahan namun pasti. Sama halnya dengan para pelajar atau mahasiswa yang belajar berjam-jam tanpa jeda bergerak, hal ini justru bertentangan dengan prinsip kesehatan jangka panjang.

Kesadaran masyarakat tentang pentingnya bergerak secara aktif setiap hari masih sangat rendah. Banyak orang mengira bahwa berolahraga selama 30 menit setiap pagi cukup untuk mengimbangi duduk selama delapan jam atau lebih. Padahal, WHO menegaskan bahwa aktivitas fisik harus dilakukan secara menyeluruh sepanjang hari, tidak hanya terbatas pada waktu olahraga saja. Artinya, meskipun seseorang sudah berolahraga di pagi hari, jika sisa harinya dihabiskan dengan duduk, risiko kesehatannya tetap tinggi.

Maka dari itu, edukasi mengenai pentingnya active lifestyle harus ditingkatkan. Masyarakat perlu memahami bahwa bergerak secara teratur, bahkan dalam bentuk sederhana seperti berjalan kaki, naik tangga, atau berdiri setiap 30 menit, dapat memberikan dampak besar terhadap kesehatan. Konsep “micro-activity” atau aktivitas fisik singkat namun sering perlu diperkenalkan lebih luas.

Selain itu, institusi tempat kerja dan sekolah juga memiliki tanggung jawab untuk mengurangi budaya duduk terus-menerus. Misalnya dengan menyediakan meja kerja berdiri (standing desk), mengatur waktu istirahat aktif, hingga memberikan ruang terbuka yang mendorong gerakan. Inovasi lingkungan seperti ini dapat menjadi solusi nyata dalam menekan angka penyakit gaya hidup akibat duduk terlalu lama.

Di sisi lain, teknologi juga dapat dimanfaatkan untuk mengatasi dampak negatif dari teknologi itu sendiri. Aplikasi pengingat untuk berdiri atau bergerak secara berkala dapat membantu seseorang lebih sadar terhadap kebiasaan tubuhnya. Bahkan saat ini, berbagai perangkat pintar seperti jam tangan digital sudah memiliki fitur untuk memantau aktivitas fisik dan mengingatkan penggunanya untuk bergerak.

Penting untuk menyadari bahwa kesehatan bukan hanya tentang menghindari makanan cepat saji atau rutin minum vitamin. Kesehatan sejati dimulai dari kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten, termasuk membiasakan diri untuk tidak duduk terlalu lama. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat mencegah berbagai penyakit yang mahal secara biaya dan menyakitkan secara fisik.

Duduk adalah aktivitas yang tidak bisa dihindari sepenuhnya, namun membiarkan tubuh tidak aktif selama berjam-jam setiap hari adalah kesalahan besar. Kita perlu mengubah cara pandang terhadap produktivitas dan kesehatan. Menjadi aktif bukan berarti harus selalu di pusat kebugaran atau berlari maraton—cukup dengan berdiri, berjalan, dan melakukan peregangan secara berkala, kita sudah memberi tubuh kesempatan untuk tetap sehat dan bugar.

Akhirnya, mari kita ubah kebiasaan kecil yang selama ini dianggap sepele. Karena dalam diamnya tubuh yang duduk terlalu lama, bisa tersembunyi bahaya besar yang mengintai tanpa kita sadari. Lebih baik berdiri sekarang daripada menyesal kemudian.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image