Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Amirudin

Dampak Psikis Akibat Pandemi (Penanganan Peserta Didik Di MI Muhammadiyah Meger)

Info Terkini | Friday, 20 Aug 2021, 18:57 WIB

Proses pembelajaran daring sudah berjalan kurang lebih selama 18 bulan, dan berjalannya waktu orang tua wali peserta didik dan guru harus mempunyai kreatifitas yang lebih. Guru sebagai pendidik dengan kompetensi yang dimilikinya di masa pandemi ini harus lebih kreatif dalam memanfaatkan tehnologi informasi yang ada. Orang tua wali peserta didikpun harus selalu menjaga kewarasannya agar dapat mentransfer ilmu, akhlak,amal dan ruhiyah yang disampaikan guru melalui WA group.

Dampak pandemi bagi anakpun sungguh luar biasa baik dari aspek pendidikan, aspek kondisi ekonomi orangtua karena orangtua dirumahkan, bangkrut, maupun meninggal karena terpapar covid 19, dari aspek sosial, aspek psikologis maupun agama. Anak-anak kehilangan interaksi dengan teman-temannya, anak-anakpun kebingungan dengan materi pelajaran yang sisampaikan dan tidak ada tempat bertanya, adanya tekanan dari orangtua yang semuanya mengakibatkan anak jenuh, lelah, stress dan bahkan berakhir depresi.

Agar hal itu tidak terjadi, maka setiap lembaga harus bersinergi dengan orangtua wali peserta didik untuk menyamakan visi dan misi di masa pandemi ini. Untuk itulah lembaga kami MI Muhammadiyah di desa Meger, kecamatan Ceper, kabupaten Klaten yang dikepalai oleh ibu Nur Rahmawati, S.Pd.I mengadakan kegiatan positif Parenting dengan materi Dampak Psikhis Pada Peserta Didik Akibat Pandemi Covid 19 dan Penanganannya dan menghadirkan nara sumber bunda Elly Damaiwati, S.S. M.Pd ( praktisi pendidikan anak dan seorang edupreneurship, pendiri beberapa prakutab dan pendidik dibeberapa ma’had )

Bunda Elly begitu beliau biasa disapa sampaikan bahwa saat ini yang harus kita lakukan adalah kembali kepada hakikat pendidikan, bahwa pendidikan tidak hanya di sekolahan tapi juga dirumah, di masa ini kita sebagai guru dan orangtua harus terus mengais dan memperbanyak mencari pahala Alloh SWT, kekuatan hati harus kita munculkan, anak-anak kita arahkan pada pendidikan akhirat, orientasi akhirat harus diperkuat karena akhirat pasti. Orangtua harus dapat menjaga fitrah anak dengan menjaga tauhid, kurikulum keluarga harus dikuatkan, bahwa fitrah anak suka melakukan kebaikan, dan potensi yang dimilikinya harus dapat dikembangkan dirumah, apa yang menjadi kesukaannya atau hobbinya juga harus dikembangkan.

Untuk menghindari dampak psikhis akibat pandemi ini setiap keluarga harus ada penguatan visi keluarga bahwa ayah dan ibu harus satu visi, menyadari bahwa orangtua adalah uswah dalam keluarganya, komunikasi antar anggota keluarga harus selalu dibangun dengan komunikasi positif dan yang utama orangtua harus selalu charge baterai keluarga. Bagaimanakah cara kita charge baterai keluarga? Ada 5 cara untuk mencharge baterai keluarga yang dikenal dengan Bahasa cinta yaitu :

Pertama, lakukan sentuhan kasih sayang antar anggota keluarga, suami ke isteri, isteri ke suami, orangtua ke anak dan anak ke orangtua

Kedua, selalu gunakan perkataan dan bahasa positif, hindari pertanyaan maupun pernyataan yang negatif, ajak anggota keluarga untuk dialog

Ketiga, Dilayani, sesama anggota keluarga harus saling melayani sebagai wujud perhatian dan cinta kepada anggota keluarga yang lain

Keempat, berikan waktu yang berkwalitas dengan keluarga dengan cara memasak bersama, olahraga bersama ataupun mendampingi anak melakukan kegiatan yang disukainya

Kelima, berikan apresiasi / hadiah jika anak melakukan hal-hal positif dan hadiah tidak harus dengan barang mahal, dengan barang sederhana atau dg jajanan kesukaannya atau bahkan dengan pujiam itu sudah cukup menambah energi positif bagi anak

Sebagai gurupun juga harus memahami bahwa dimasa pandemi ini guru tidak boleh hanya mengejar materi, guru juga harus memahami kondisi orangtua dan peserta didiknya dan juga harus lebih kreatif dalam menyampaikan materi agar daring tidak menjadi garing apalagi mengakibatkan orangtua darting. Kita sebagai guru dan orangtua dalam menghadapi pandemi ini harus menerima dengan syukur, Alloh turunkan pandemi selalu ada hikmahnya, setelah syukur kita sabar menjalani dan istiqomah untuk mempersiapkan anak-anak menjadi investasi akhirat

Penulis :

Siti Aisyah, S.Ag.

Guru MI Muhammadiyah Meger

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image