Bekerja Merawat Indonesia
Guru Menulis | 2022-05-09 17:46:33Negeri nan Indah mempesona, menawan hati para pelisir untuk datang ke Indonesia. Negri yang didalamnya terdiri berbagai macam ragam gugusan pulau, adat, bahasa, budaya dan agama yang tak dimiliki oleh masyarakat dunia dimanapun kecuali hanya masyarakat Indonesia. Keindahan yang eksotik merupakan anugrah Tuhan untuk masyarakat Indonesia agar dimanfaatkan secara bersama dalam membersamai kehidupannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi arti kata Indonesia adalah 1 nama negara kepulauan di Asia Tenggara yang terletak di antara benua Asia dan benua Australia; 2 bangsa, budaya, bahasa yang ada di negara Indonesia. Negara kepulauan Indonesia terbentuk pada 17 Agustus 1945 yang dirajut dan dibingkai bersama dengan kata Bhineka Tunggal Ika dalam genggaman Burung Garuda sebagai Lambang Negara dan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia.
Ketika dunia sudah berkembang maju dengan kemajuan Iptek dan peradaban manusia di dunia pun bergerak maju. Imbas kemajuan teknologi informasi pun melanda bangsa Indonesia dengan segala macam warna perubahannya. Perkembangan derasnya iptek akan memberikan warna corak berfikir dan peradaban suatu bangsa di dunia.
Warna yang terasa dalam kehidupan sehari-hari dan kebangsaan kita adalah perkembangan informasi melalui gawai atau handphone yang kita miliki. Apalagi dengan jaringan internet yang sudah masuk ke dalam rumah kita secara masif informasi itu akan mudah kita terima selama 24 jam. Kemudian jaringan media social yang sangat massif pergerakannya dalam membangun opini dan berfikir masyarakat.
Saat ini ketika komunikasi telah dalam genggaman bentuk gawai maka terjadi suatu proses transisi peradaban dan pola pikir masyarakat. Masyarakat lebih memilih kemudahan dalam mengirim pesan dengan menggunakan gawai yang mereka miliki. Cukup membuka konten Whattsaap atau telegram atau sejenisnya pengirim pesan cepat sampai kepada orang yang dituju. Ataupum orang mengirim pesan ucapan selamat ulangtahun, selamat menikah dan lainnya cukup dengan menggunakan gawai.
Perubahan merupakan proses yang tak bisa dihindari oleh masyarakat Indonesia baik yang tinggal di kota maupun di pedesaan. Menurut Gillin dan Gillin dalam Leibo (1986: 53), mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi pada kehidupan manusia yang diterima, berorientasi kepada perubahan kondisi geografis, kebudayaan, materiil, komposisi penduduk, ideologi, maupun difusi dalam penemuan-penemuan hal baru.( Indraddin dan Irwan; 2016)
Ada perubahan sikap dalam menggunakan gawai dalam berinteraksi social pada saat ini yang Pertama, Orang lebih cenderung ke dalam gawainya sehingga proses sosialisasi tidaklah sempurna Karena orang pada saat ini asyik dengan gawainya yang didalamnya terdapat konten games online atau konten lainnya. Sehingga sangat mengabaikan hubungan personal ketika saling bertemu dan bertatap muka. Seakan-akan ada jarak yang memisahkan hubungan personal walaupun mereka bertemu dalam satu tempat. Mereka lebih asyik memperhatikan gawai daripada memperhatikan pembicaraan orang lain.
Kedua, Informasi berupa berita yang cepat datang berupa tulisan tidak disaring terlebih dahulu dan tidak memastikan kebenaran informasi yang diterima.Terutama dalam hal-hal yang sensitive berhubungan dengan berita yang menyangkut personal seseorang atau berkaitan dengan politik dan kekuasaan. Serta berita yang menyangkut masalah hal-hal khilafiah dalam urusan keagamaan mengandung perdebatan kadang kala menyebatkan konflik perdebatan.
Ketiga, Persoalan literasi yang hanya sebatas kepada informasi yang terdapat dalam media social tidak didalami secara lebih mendalam menurut kajian keilmuan. Padahal dari gawai yang dimilikinya mendapatkan informasi yang lebih luas dan dapat mengunduh e book atau Koran dalam bentuk e paper.
Persoalan atau masalah-masalah begitu sering muncul dalam pergulatan kehidupan social media yang terkadang cenderung mengalami konflik. Munculnya istilah cebong, kampret atau istilah lainnya dalam hal dinamakan perundungan atau bullying. Sehingga diksi yang muncul pun terkesan tak mendidik bagi generasi anak bangsa lainnya.
Belum lagi persoalan games online bagi generasi anak bangsa yang mengalami persoalan moral. Karena telah banyak persoalan yang timbul dari masalah games online mulai dari ketergantungan games online, anak-anak pada stress, terkurasnya tabungan akibat dari permainan games online. Waktunya pun tak terbatas ketika mereka main games online dan mengabaikan interaksi social didalamnya.
Perubahan itu menjadikan refleksi diri bagi kita anak bangsa yang sadar akan perubahan pola perilaku masyarakat pada saat ini. Perlunya bekerja merawat Indonesia agar persoalan-persoalan kehidupan masyarakat bisa teratasi. Bekerja dengan penuh rasa kebhinekaan dan keberagaman dengan rasa keikhlasan. Menghindari diksi yang dapat menyebabkan perpecahan anak bangsa dan persatuan nasional.
Proses perubahan social yang terjadi pada masyarakat menurut Ibnu Khaldun dalam Muqaddimahnya menjelaskan bahwa manusia dalam menjalani kehidupannya memiliki suatu hubungan kesipilan dalam membangun peradabannya. Karena ada bimbingan Allah dalam fitrah kehidupan manusia dalam mencari makanan atau mencari untuk perumahan serta yang lain untuk kehidupannnya. Dalam proses inilah manusia membutuhkan orang lain untuk membantu mendapatkan apa yang dibutuhkannya.(Ibnu Khaldun; 2001)
Ketika dunia media social rame dengan hingar bingarnya berita yang simpang siur dan tak jelas asal usulnya. Berbeda dengan kehidupan nyata ditengah masyarakat pada umumnya terkadang nampak biasa saja dalam memahami kondisi social yang terjadi pada saat ini. Mereka berdaptasi secara normal tanpa ada perbedaan yang mencolok seperti dalam media social. Yang terlihat justru masalah games online yang perlu dicarikan jalan keluarnya sehingga anak-anak muda pada saat ini tidak terpengaruh lebih mendalam.
Masalah-masalah social perlu kerja kolektif dari orang-orang yang mau peduli dengan nasib kehidupan bangsanya. Perlu kesadaran yang bijak dalam merespon masalah yang social yang terjadi. Pada saat ini rentan sesama anak bangsa untuk saling menyalahkan dan saling mempertautkan ego kepentingan yang dimilikinya.
Merawat Kebhinekaan
Merawat berasal dari kata dasar rawat. Merawat memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja sehingga merawat dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Merawat Verba (kata kerja); Memelihara, Menjaga, Mengurus, Membela (orang sakit). Contoh: Mereka mendapat pelatihan cara berjalan dan cara merawat badan dan muka. Kesimpulan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata merawat adalah memelihara. Arti lainnya dari merawat adalah menjaga. https://kbbi.lektur.id/merawat
Pentingnya merawat kebhinekaan demi berlangsungnya kehidupan Negara kesatuan Republik Indonesia yang berkemajuan merupakan titik tolak peradaban ke masa depan. Indonesia yang merupakan Negara pluralistik dengan segala macam masalah yang ditimbulkannya perlu dijaga ekosistem keseimbangan bukan hanya menggunakan slogan semata tapi butuh kerja-kera kolektif dari seluruh komponen anak bangsa.
Pada dasarnya Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dalam kondisi baik-baik saja karena banyak masalah hambatan gangguan yang datang dari dalam maupun dari luar. Apalagi ketika berkembangnya media social yang bisa saling menyalahkan dan saling mencaci maki. Dari situ akan timbul perkelahian, pembunuhan dan ragam kejahatan lainnya.
Persoalan generasi muda selain games online masih ada problem klasik tawuran antar pelajar atau remaja, gank motor, kebutan dijalan raya masih kerap terjadi di Negara Republik Indonesia. Bahkan kerap menakutkan bagi sebagian kalangan ketika mereke tawuran dengan membawa senjata tajam. Dari zaman penulis masih sekolah hingga saat ini masalah tawuran masih terjadi di berbagai kota di Indonesia. Sudah puluhan orang anak remaja dan pelajar sejak dahulu hingga yang menjadi korban.
Kerja merawat kebhinekaan atau keberagaman dalam catatan sejarah bangsa ini terlihat ketika pada masa kerajaan hindu-budha dan Islam. Mereka hidup rukun dan berdampingan dalam membangun kehidupan mereka seperti membangun candi, melaksanakan upacara keagamaan dan pernikahan. Keragaman yang dibangun tercatat dalam kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14, di bawah pemerintahan Raja Rājasanagara, yang juga dikenal sebagai Hayam Wuruk.
Terjemahan ini didasarkan, dengan adaptasi kecil, pada edisi teks kritis oleh Dr. Soewito Santoso Kutipan ini berasal dari pupuh 139, bait 5. Bait ini secara lengkap seperti di bawah ini:
Rwâneka dhâtu winuwus Buddha Wiswa,
Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,
Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal,
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.
Terjemahan:
Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.
Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal
Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.
https://id.wikipedia.org/wiki/Bhinneka_Tunggal_Ika
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata kebinekaan adalah keberagaman. Contoh: Tampak sekali kebinekaannya dan inilah ciri kelebihan negara kita. Kebinekaan berasal dari kata dasar bineka. Kebinekaan memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga kebinekaan dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. https://kbbi.lektur.id/merawat
Kerja merawat keragaman budaya suku bangsa dan masalah social lain memang sudah banyak dilakukan oleh bebarapa kalangan masyarakat. Tapi kerja-kerja itu seakan-akan belum tuntas karena cakupan masalah yang besar dan sangat rumit. Kerja-kerja merawat Indonesia memang mahal harganya butuh pengorbanan jiwa dan raga pada masa saat ini.
Memang kerja-kerja itu belum sebanding dengan para pendiri bangsa ini yang telah berkorban nyawa dan hartanya untuk perjuangan mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Tapi paling tidak membersamai kebersamaan dengan keluarga itu paling penting dalam membentengi masalah yang terjadi. Kemudian barulah kita membersamaai kehidupan masyarakat yang terdekat dan kita jangkau.
Dalam Islam perbedaan itu merupakan sunnatullah hal ini tercermin dalam Firman Allah SWT dalam Surat Al-Hujurat Ayat 13 menunjukkan dengan jelas bahwa Allah menciptakan manusia dengan berbagai variasi warna kulit, bahasa, tabiat, dan bentuk tubuh. Dengan keragaman inilah justru terdapat keindahan dan kesempurnaan. Dengan kata lain, perbedaan merupakan fitrah dan kehendak Allah. Ayat tersebut berbunyi: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti”.
Kemudian dalam Hadists nabi Muhammad SAW diriwayatkan oleh Ibnu hibban dan at-Tirmidhi dari Ibnu 'Umar bahwa ia berkata: Rasulullah saw melakukan tawaf di atas untanya yang telinganya tidak sempurna (terputus sebagian) pada hari Fath Makkah (Pembebasan Mekah). Lalu beliau menyentuh tiang Ka'bah dengan tongkat yang bengkok ujungnya. Beliau tidak mendapatkan tempat untuk menderumkan untanya di masjid sehingga unta itu dibawa keluar menuju lembah lalu menderumkannya di sana. Kemudian Rasulullah memuji Allah dan mengagungkan-Nya, kemudian berkata, "Wahai manusia, sesungguhnya Allah telah menghilangkan pada kalian keburukan perilaku Jahiliah. Wahai manusia, sesungguhnya manusia itu ada dua macam: orang yang berbuat kebajikan, bertakwa, dan mulia di sisi Tuhannya. Dan orang yang durhaka, celaka, dan hina di sisi Tuhannya. Kemudian Rasulullah membaca ayat: ya ayyuhan-nas inna khalaqnakum min dhakarin wa untsa¦ Beliau membaca sampai akhir ayat, lalu berkata, "Inilah yang aku katakan, dan aku memohon ampun kepada Allah untukku dan untuk kalian. (Riwayat Ibnu hibban dan at-Tirmidhi dari Ibnu 'Umar). Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Mengetahui tentang apa yang tersembunyi dalam jiwa dan pikiran manusia. Pada akhir ayat, Allah menyatakan bahwa Dia Maha Mengetahui tentang segala yang tersembunyi di dalam hati manusia dan mengetahui segala perbuatan mereka. https://quran.kemenag.go.id/share/?q=4625
Begitulah dalam agama Islam memandang keragaman tertuang dalam teks ayat suci al quran dan hadist nabi Muhammad SAW. Kerja itu diliputi dengan rasa ketaqwaan kepada Allah SWT dalam berbuat kebajikan. Ada rasa keikhlasan yang perlu ditanamkan dalam membangun kerja merawat ke Indonesian dengan berbagai macam diorama permaslahannya.
Kesadaran
Dari persoalan kebangsaan yang dihadapi paling pokok adalah merupakan hal kesadaran diri dalam bertindak, berbuat atau dalam berkata. Kesadaran merupakan kunci bagi manusia untuk melakukan segala macam perbuatan di dalam kehidupannya. Kesadaran merupakan ruang terbukanya penyatuan dari perbedaan yang ada.
Saatnya sadar diri dalam menanggapi persoalan kebangsaan dan kemasyarakatan. Sebagai orangtua sudahkah memberikan contoh yang baik dan bijaksana dalam membimbing anaknya. Karena orangtua merupakan tangan pertama dalam urusan pendidikan anak-anaknya. Sebagai guru sudahkan memberikan pembelajaran sikap keteladanan dalam bertutut kata, pembelajaran tentang mensikapi bagaimana menghormati perbedaan, dan pembelajaran pentingnya kolaborasi dan kerjasama yang saling menguatkan.
Aspek penyadaran diri perlu ada rasa tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam proses kehidupan pada saat ini. Sehingga pada sisi yang lain terdapat keterkaitan masalah yang terjadi pada masa ini dengan masa lalu dan perlu adanya pemahaman yang benar dengan peristiwa masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Permasalahan yang terjadi pada saat ini segala macam kebaikan, keburukannya, kemunduran, kejayaan, kesenangan dan lainnya ada andil dari orang-orang terdahulu yang mendahuluinya.
Jika masalah tawuran yang saat ini masih berlangsung mungkin ada andil kita pada masa lalu tentang masalah tawuran, Jika masalah jalanan dan transportasi sudah baik saat ini dan sudah merasakan manfaatnya mungkin ada andil orang-orang terdahulu untuk membersamai kehidupan saat ini. Masih banyak peristiwa saat ini yang masih menyimpan kenangan masa lalu dan itu bagian dari proses penyadaran diri pada saat ini.
Dalam proses penyadaran diri ada dua hal yang perlu kira renungkan. Pertama rasa penyadaran diri membawa kita ke dalam sikap mau menghormati atas jasa perjuangan ide dan gagasan yang telah digagas para pendahulunya. Rasa menghormati dan rasa menghargai ini yang harus dibawa dalam setiap ranah kehidupan kebangsaan saat ini. Rasa itu harus dibangun karena di dalamnya ada orang-orang yang telah bekerja sebalumnya dalam merawat keberagaman. Walaupun kerja-kerja masih banyak kekurangan tapi itu harus menjadi momentum perbaikan secara kolektif dengan menghindari diksi dan kata serta perbuatan yang menghalangi kebaikan.
Kedua. Penyadaran itu akan tumbuh mendorong rasa tanggung jawab dalam berperilaku dan berbuat untuk merawat Indonesia. Dalam hal ini akan terdorong rasa insyaf dengan penuh keyakinan untuk berfikir dalam merencanakan suatu perbuatan baik. Apa yang sudah baik pada masa lalu dilanjutkan pada masa kini jika ada kekurangan perlu dipikirkan dengan kinerja saling berkolaborasi membangun rasa kebersamaan. Peran-peran yang sangat penting dalam melakukan perbaikan masalah kebangsaan dengan merujuk masa lalu. Apakah dia akan melakukan peran yang berguna dalam hidupnya dan nantinya akan membuahkan kebaikan bagi generasi mendatang, atau sebaliknya dia memilih untuk melakukan peran hal-hal buruk yang akan membuahkan keburukan bagi mereka yang hidup esok hari?.
Dalam Firman Allah SWT QS. al-Ra’d:13:17 dijelaskan yang artinya : “Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah ia (air) di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti (buih arus) itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan tentang yang benar dan yang batil. Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada gunanya; tetapi yang bermanfaat bagi manusia, akan tetap ada di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan”.
Hadist Nabi Muhammad SAW yang dijelaskan Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadis dari Abu Musa Al-Asyari: Sesungguhnya perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutus diriku, adalah seperti air hujan yang menimpa bumi. Di antaranya ada sebagian bumi yang menerima air itu, lalu menumbuhkan rumput dan tanam-tanaman. Ada pula tanah yang tandus, hanya menyimpan air saja, lalu Allah memberikan manfaat air itu kepada manusia. Maka ada yang meminumnya dan mempergunakannya untuk mengairi kebun-kebun tanamannya dan ladang-ladangnya. Ada pula sebagian tanah yang keras, tidak dapat menyimpan dan menyerap air, sehingga tidak menumbuhkan tanaman apa-apa. Itulah perumpamaan orang yang memahami agama Allah dan Allah memberikan manfaat kepadanya dalam ajaran agama yang Allah mengutusku untuk menyampaikannya kepada manusia, sehingga ia mengetahui dan mengajarkannya (kepada orang lain), dan perumpamaan orang yang sama sekali tidak memperhatikan dan tidak menerima petunjuk Allah yang mengutusku untuk menyampaikannya. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim) https://quran.kemenag.go.id/sura/13
Penutup
Bekerja merawat kebhinekaan dan ke Indonesian perlu disikapi dengan proses penyadaran diri dan akan membawa ke dalam kesadaran sejarah. Dalam sejarah memberikan pelajaran tentang kebaikan dan keburukan suatu perjalanan bangsa tentang masa lalu untuk dijadikan pedoman pada masa kini. Permasalahan pada masa kini tak pernah terlepas dari rangkaian masa lalu umat manusia dalam perjalanan hidupnya. Banyak lembaran peristiswa di balik cerita masa lalu untuk dijadikan pelajaran pada masa kini dan masa yang akan datang.
Dalam setiap lembaran sejarah selalu ada tokoh, baik dan buruk. Mereka yang dianggap baik dan berjasa besar kerap dipanggil pahlawan. Alquran kelihatannya mengajak pembacanya untuk membangun sikap yang benar, berimbang, dan rasional terhadap tokoh-tokoh dalam sejarah. Menghormati dan menghargai para tokoh sejarah adalah hal baik, tetapi membangun berbagai mitos di sekeliling tokoh sejarah adalah hal yang kurang terpuji. Mitos-mitos justeru cenderung mengaburkan peran historis seseorang dan menggiringnya menjadi misterius.
Indar Cahyanto, Guru Sejarah Dan Anggota Pimpinan Ranting Muhammadiyah Ciracas
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.