Makna Iman kepada Allah
Agama | 2021-08-03 22:12:49Apa itu iman?
Iman ialah perbuatan dan pengetahuan yang bertambah dengan ketaatan serta berkembang karena perbuatan dengan kemaksiatan. Barang siapa yang banyak ketaatannya maka akan ditambah imannya lebih dari orang-orang dibawahnya dalam hal ketaatan, (arti iman menurut Muhammad bin Abdurrahman).
Ukuran iman dan cinta adalah sama yaitu perbuatan. Kecintaan orang muslim adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah.
âtidaklah beriman seorang pezina itu Ketika berzinaâ
âtidaklah beriman seorang pencuri itu Ketika mencuriâ
âtidaklah beriman seseorang yang menengak arak itu Ketika menangaknyaâ
Jika kita tidak bisa menegur seseorang untuk beriman maka hanya dengan berdoa yang bisa kita lakukan seperti dalam hadits ini
٠٠رأ٠٠ÙÙÙ Ù ÙÙرا ÙÙÙعÙر بÙد٠ÙØ¥Ù Ù٠تستطÙع Ùبا ÙÙساÙÙ ÙØ¥Ù ÙÙ ÙستطÙع ÙبÙÙب٠٠ذاÙ٠أضع٠اÙØ¥Ù٠اÙ
Barang siapa yang melihat suatu kemunkaran maka hendaklah ia mencegahnya dengan tangannya atau dengan perkataannya atau berdoa dalam hatinya karena lemahnya iman hanya berdoa dalam hati.
Beriman adalah mencintai, maka beriman kepada Allah dan Rasul-Nya berarti mencintai Allah dan Rasul-Nya.
Cabang-cabang iman:
Tertinggi: bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan meyakini bahwa adanya hari akhir.
Anatara tertinggi dan terendah: cinta kepada Allah, rasul, dan saling tolong menolong
Terendah: melakukan maksiat berkali-kali
Beberapa ulama mengkaji bahwa cabang iman itu ada 77 iman, ini sudah diijtihadkan oleh para ulama.
12 cabang tentang pribadi seseorang
30 cabang tentang hati
7 cabang tentang lisan/lidah
18 cabang tentang sosial
Rukun dan ushul: apabila ditinggalkan akan hilangnya iman kita, contohnya: iman kepada hari akhir.
Furuâ: apabila ditinggalkan tidak akan menghilangkan iman akan tetapi berkurangnya kadar iman, contohnya: berkata tidak baik, melakukan maksiat yang kecil.
Salah satu kalimat yang paling mulia ialah
Ùا Ø¥Ù٠إÙا اÙÙÙ
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.