Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mohamad Su'ud

Perjalanan Karena Allah

Eduaksi | Friday, 06 May 2022, 22:39 WIB

Dia sahabatku. Bahkan kata ibu saat itu, Sudah dianggap anak. Sering menginap di rumah. Kami saling menghargai. Saya lebih muda 3 tahun. Penampilannya sederhana, tidak berlagak orang kaya. "Memang apa yang mau dipamerkan". Haha.

29 tahun yang lalu bukan waktu pendek. Waktu itu kami sesama aktifis Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Kecamatan laren Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Dia sekretaris dan saya ketua.

Setelah lama tidak ketemu, banyak perubahan pada diri sahabatku ini (termasuk saya dong. hehe). Nampak lebih tua, kulit sudah mulai kendor dan lebih "langsing". Tapi masih ada yang tidak berubah, humoris. Walaupun agak (maaf) kidal suaranya, namun masih jelas.

Waktu 2 jam kami habiskan sekedar untuk melepas rindu, cerita masa lalu. Kenangan bersepada onthel keliling mulai ujung timur dan barat kecamatan Laren, sekitar 2 jam perjalanan.

Bersama teman yang lama tidak bersua. M. As'ad (kiri). Saat silaturrohim di rumah (20/12/2021, jam 10.00 wib)

Yang tidak bisa saya lupakan, saat beliau mengenalkan untuk pertama kalinya mie instan (1994). Di sebuah warung, waktu perjalanan menghadiri sebuah acara di ranting IPM desa Jabung. Saya tidak tahu kenapa ya kok baru paham kalau mie bisa dimakan. Haha. Padahal desa kami sering langganan banjir dan pasti ada pembagian mie, tapi memang saya belum pernah merasakannya. Bayangkan, lulus SMA baru "taarufan" dengan mie. "terlalu".

"Sebenarnya saya lama pengen dolan ke sini, tapi baru sempat," kata sahabatku. Katanya sampai terbawa mimpi. Saya hanya menyimak apa yang disampaikannya. Ada keharuan dalam hati.

Saya jadi teringat hadits Nabi, yang mengkisahkan perjalanan seorang sahabat menemui temannya nan jauh di sana. Inilah kisahnya.

”Tanpa berharap imbalan apapun, suatu hari, seseorang mengunjungi sahabatnya. Satu malaikat utusan Alloh diam–diam menemuinya.

“Mau pergi kemana?” Sang malaikat bertanya

“Saya mau mengunjungi saudara saya, si Fulan,” orang itu memberi jawaban.

“Apakah engkau ada keperluan dengannya?” tanya sang malaikat.

“Tidak ada hajat apa-apa,” sergah orang itu.

“Ada kerabat dengannya?,” tanya sang malaikat

”Tidak ada,” orang itu menjawab.

“Apakah karena dia telah memberikan sesuatu kepadamu?” sang malaikat bertanya lagi.

“Tidak,” jawab orang itu.

Sang malaikat melanjutkan pertanyaannya, “Jadi apa sebabnya?“ Si orang itu pun menjawab, Aku mencintainya karena Alloh.”

Lalu, sang malaikat berkata kepadanya, ”Sesungguhnya Alloh mengutusku untuk menyampaikan khabar, bahwa karena kecintaanmu kepadanya, maka Alloh telah memastikan untukmu masuk surga” (HR. Muslim)

Terima kasih kawan, engkau telah merawat persahabatan ini.

Semoga kita selalu dalam ridho-Nya.

nasrun minallah

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image