Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Samsoerizal

4 Butir Penting dalam “100 Tahun Kemajuan” Bidan di Indonesia

Eduaksi | 2022-05-06 10:45:42
Bidan Listyaningsih, sedang merawat bayi (foto: dokpri)

Tanggal 5 Mei adalah tanggal yang penting bagi semua bidan di seluruh dunia karena diperingati sebagai Hari Bidan Sedunia atau International Day of The Midwife. Tahun ini, Konfederasi Bidan Internasional, mengusung tema: “100 Tahun Kemajuan.” Berikut 5 fakta keberadaan bidan di Indonesia, sehubungan dengan perayaan tersebut.

(1) Ujung Tombak

Sesuai amanat konstitusi, kesehatan adalah kebutuhan dasar rakyat dan pemenuhannya dijamin oleh negara. Karena itu, pembangunan di bidang kesehatan harus diarahkan agar pelayanan kesehatan dapat dijangkau seluruh rakyat Indonesia.

Para bidan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan anak di seluruh daerah hingga ke pelosok Indonesia. Mereka ini yang pertama memberikan pertolongan persalinan, memastikan keselamatan ibu dan bayi.

(2) Jumlah Bidan di Puskesmas 174.451 orang

Berdasarkan Sistem Informasi SDM Kesehatan diolah oleh Sekretariat Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kemenkes RI, 2021 menginformasikan,bahwa jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di puskesmas di Indonesia pada tahun 2020 sebesar 434.308 orang. Proporsi tenaga kesehatan di puskesmas terbanyak yaitu bidan sebesar 40,17% (174.451 orang). sedangkan proporsi dokter gigi hanya sebesar 1,90%

(8.235 orang).

Data Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat 83.931 wilayah administrasi setingkat desa di Indonesia pada 2018. Jumlah tersebut terdiri atas 75.436 desa (74.517 desa dan 919 nagari di Sumatera Barat), kemudian 8.444 kelurahan serta 51 Unit Permukiman Transmigrasi (UPT)/Satuan Permukiman Transmigrasi (SPT).

Bidan Listyaningsih, sedang memeriksa kesehatan pasien(foto:dokpri)

Provinsi yang memiliki wilayah setingkat desa terbanyak adalah Jawa Tengah, yakni 8.559 desa/kelurahan. Kemudian diikuti Jawa Timur 8.496 desa/kelurahan di urutan kedua dan Aceh dengan 6.508 desa di posisi ketiga. Provinsi yang memiliki wilayah desa paling sedikit adalah DKI Jakarta dan Kepulauan Bangka Belitung masing-masing memiliki 391 dan 267 desa/kelurahan.

(3) Sebaran tenaga kesehatan, termasuk bidan, di Indonesia yang belum merata, adalah persoalan yang harus diselesaikan.

Kementerian Kesehatan menyebutkan mayoritas bidan masih terkonsentrasi di Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Tantangan utama dalam pelayanan kesehatan saat ini adalah belum meratanya distribusi sumber daya manusia kesehatan. Bukan hanya bidan saja, tapi juga dokter, perawat, tenaga farmasi, analis laboratorium, dan tenaga gizi.

Badan PPSDM Kesehatan Banten mencatat rasio bidan dan penduduk adalah sebesar 1:42, sedangkan di Jawa Barat yaitu 1:43. Jawa Timur juga tercatat memiliki rasio bidan berbanding penduduk yang cukup baik dibanding daerah lainnya, yakni 1:64. Namun, daerah-daerah lain memiliki konsentrasi bidan yang sangat rendah. Contohnya Bengkulu memiliki rasio 1:198, sementara Aceh rasionya 1:232. Dalam hal ketersediaan bidan, Kepulauan Bangka Belitung memiliki rasio terendah, yakni hanya 1:756.

(4) Pemerataan bidan

Pemerintah mesti mendorong pemerataan tenaga medis, termasuk bidan, di daerah-daerah terutama wilayah terpencil. Pada masa pandemi ini, tenaga kesehatan sangat dibutuhkan. Apalagi, lanjut dia, bidan berada di garda terdepan melindungi ibu hamil dan balita yang rentan terpapar Covid-19.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image