Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Lalu Addien Faqih Panjenengan, S.Tr.Kes

Corat Coret : Paranoid

Eduaksi | Friday, 06 May 2022, 01:43 WIB

Oleh : Lalu Addien Faqih Panenengan,S.Tr.Kes

(tulisan ini merujuk pada video youtube bapak Dr.Indrawan Nugroho seorang ekspert dalam bidang Strategi dan inovasi)

"Dunia sedang tidak baik-baik saja"

kalimat yg menggambarkan kekhawatiran akan suatu ambiguitas tiada henti yang sedang berlangsung sampai saat ini hingga masa mendatang

Kaum Milenial mengatakan "aduh koq ambigu sih ? udh jelas koq.. dunia ke depan itu udh di kuasai sm teknologi seperti Artificial Intelegent, Machine Learning, dll. Teknologi itu memudahkan dan mempercepat segala sesuatu Jadi apa yg perlu dikhawatirkan ?"

Setiap orng memiliki cara pandang yg berbeda terkait hal tersebut. Pada orang-orang yg percaya akan konspirasi, mereka mengatakan "Alien akan datang utk menginvasi bumi." dan kalau dibandingkan dengan orng-orng yg dengan pendalaman ilmu agama, mereka mengatakan "ini sdh akhir zaman, jd memang sdh saatnya hal-hal seperti ini terjadi"

Lalu , apa yg perlu kita lakukan ?

Sebelum kita mengetahui apa yg perlu kita lakukan, kita perlu persiapkan pondasi kita utk berfikir (First Principal Thinking) yaitu salah satunya dgn memunculkan sikap Paranoid.

Paranoid adalah sikap kewaspadaan dan selalu bertanya benar salah, mengoreksi, mengevaluasi, dan menata kembali, dan mengetahui bahwa segala sesuatu harus selalu dilakukan melalui perubahan strategi disertai dgn solusi dan inovasi yg "berani" bahkan berani menyeberang dr "zona" itu sendiri.

Sadar bahwa "sukses" itu hanya bom waktu utk kita kembali ke masa "sulit" hal itu jg merupakan contoh dari sikap paranoid.

Sikap Paranoid penting untuk memberikan suplemen pada "otak" utk berfikir seperti "apabila rencana A tidak bisa, ya pakai rencana B, apabila B tidak bisa, ya C sampai Z atau bahkan tidak terhingga".

Ketika kita sedang mempersiapkan berbagai "rencana alternatif" , suatu hari ada orang yang mengatakan, "wah ini ni sikap yg ndaq tawakal ni , yaa kalau udh sukses masak mau sukses trus"

and I say

"ini bukan tentang mempertahankan kesuksesan , tp ini tentang bagaimana menghadapai masa sulit yg sudah pasti akan datang"

Pada hakikatnya paranoid secara fungsi utk meningkatkan kewaspadaan, keberanian, sehingga kita akan merespon dengan lebih cepat dan memberikan suatu keputusan dgn akurat serta presisi.

Tetapi paranoid yang kebablasan juga dapat menyebabkan rasa putus asa, ketidak digdayaan, dan merasa tdk mampu utk melakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya kesadaran dan kerendahan hati untuk menyadari bahwa diatas langit masih ada langit serta memiliki kesadaran bahwa sukses dan sulit itu memiliki waktu masing-masing.

Semakin kita paranoid maka semakin kita waspada dan sadar bahwa "ini semua hanya soal waktu" dan pointnya adalah bagaimana cara kita menghadapinya.

menghadapi paranoid itu dapat dilakukan ketika kita sdh mengenal "masalah" yg membuat kita paranoid.

ada 3 cara mengenal masalah :

1. Myself

diri sendiri berfikir utk kearah yang lebih baik dan bagaimana cara mengatasi sebelum masa-masa sulit itu datang. Berdiskusi dengan para Ahli atau bahkan mempraktikan Evidance Base dan menganalisis tiap-tiap kelemahan terhadap evidance base tersebut.

2. Fronline in filed

Informasi dr orang-orang lapangan yg memiliki informasi seputar isu isu perkembangan dilapangan , karena mereka semua ini adalah orng-orang yang "membaca lapangan" jadi dari pemikiran-pemikiram mereka, keparanoidan mereka menghasilkan masukan dan dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

3. Heplfull Cassandra

yaitu mendengarkan orng-orng yg memiliki pemikiran-pemikiran out of the box yg memiliki probabilitas hampir mendekati "ketidakmungkinan" namun relevan utk kedepan.

Contoh Helpfull Casandra : dalam seminar kesehatan seorang pemateri menyampaikan sebuah pemikiran out of the box dia berkata "Pada bidang kesehatan khususnya di laboratorium, pada society 5.0 (atau sekarang disebut revolusi industri 5.0) pasien tidak ingin hanya mengetahui berapa kadar gula darahnya saja, tetapi yg dibutuhkan adalah berapa persen dari genom pasien atau DNA pasien tersebut berkemungkinan akan memiliki penyakit Diabetes Mellitus" Bayangkan ?

oke,

setelah kita membangun salah satu pondasi pikiran kita utk bersikap Paranoid dgn keadaan dunia serba ambigu dan dengan perkembangan teknologi digital secara eksponensial ( bukan 1 menjadi 2 atau 2 menjadi 3 , tetapi 1 menjadi 2 , 2 menjadi 4 , 4 menjadi 16, dst) Luar biasa cepatnya bukan ?. Lalu apa yg perlu dilakukan ?

kita lanjutkan di tulisan berikutnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image