Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mohamad Su'ud

Inilah Rumus Perubahan

Agama | Thursday, 05 May 2022, 20:40 WIB

"Saya akan berubah". Oke, lanjutkan.

"Saya ingin lebih baik". Kreen, saya dukung

"Saya akan berusaha terus lebih baik". Iya, luar biasa itu.

Terus bagaimana? Apakah cukup dengan jargon-jargon itu? Apakah selesai dengan untaian kalimat-kalimat itu?

Nanti dulu. Semua ada rumusnya. Ada tahapan yang wajib dipenuhi. Perubahan bukan kata-kata. Tapi sekumpulan pemikiran, ide, niat, tindakan, kesabaran dan istiqomah untuk mencapai keberhasilan.

Mari kita kaji rumus perubahan, melalui firman Allah Qs. Ar- Ra'du: ayat 11

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ

Artinya: "...Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri..."

Dari ayat ini, ada 6 (enam) tahap yang harus dipenuhi, seorang yang ingin merubah diri, yaitu:

1. Kuatkan niat

Omong kosong, ingin berubah tapi tidak menguatkan niat. Semakin kuat dalam menanamkan niat, maka peluang besar bisa melaksanakan niat itu. Sebaliknya, jika niatnya lemah maka rencana itu tidak akan terealisasi.

Untuk menguatkan niat harus dibarengi dengan keilmuan yang cukup. Maksudnya, coba suguhkan pertanyaan kepada diri sendiri. Mengapa ingin berubah? Apa tujuannya berubah? Apa yang ingin dirubah? Semakin tajam yang kita tuju, maka hal tersebut akan menjadi pemicu kita untuk bersemangat meraihnya.

2. Siapkan mental

Menyiapkan mental itu sangat penting untuk menyongsong perubahan diri.

Semisal, seperti Orang Baru Kaya (OBK). Karena OBK tidak menyiapkan diri, maka dia kaget mendapatkan harta warisan yang berlimpah, harta itu tidak bisa dikelola dengan baik akhirnya cepat habis

OBK tidak pernah merasakan bagaimana sakit dan jerih payahnya berusaha dan bekerja, dia hanya menerima secara tiba-tiba tentu jiwanya belum siap.

Bersiaplah untuk sukses. Berubah bukan untuk kepentingan pribadi tapi bermanfaat untuk orang lain, lingkungan dan orang yang dicintai.

Dalam proses penyiapan mental, pasti ada rintangan baik internal maupun eksternal. Orang yang sudah bermental baja tidak akan mundur hanya karena hal sepele.

3. Ubah mindset

Tanamkan pola pikir bahwa setiap kita berhak untuk sukses. Setiap individu berhak meraih keberuntungan. Sukses bukan hanya milik yang berharta atau yang berstatus sosial tinggi. Orang miskin juga berhak menggapai kesuksesan. Siapapun mereka, cukup modal "tekad", pasti Allah akan memberikan jalan kemudahan.

Banyak sekali contoh-contoh. Anak-anak orang biasa, petani, karena berpikir besar dan bertindak benar, akhirnya dia mampu melampaui orang-orang yang yang memiliki modal besar.

Jadi intinya perubahan bukan dari harta benda tetapi dimulai dari merubah mindset atau pola pikir bahwa semua orang berhak untuk merubah dirinya menjadi sukses.

Foto Ananda M. Relung Fazlur Rohman (kanan) lomba MTQ ke-26, cabang MHQ 10 juz, tingkat kabupaten Lamongan, tahun 2022

4. Update cara/strategi

Berubah tidak hanya membutuhkan satu cara atau dua cara, tapi banyak cara. Ketika kita memiliki semangat yang tinggi, maka di situlah akan tersedia banyak jalan untuk meraihnya. Semisal, jalan satu buntu masih ada jalan kedua, ketiga. Jalan ketiga belum terpenuhi masih ada jalan keempat dan seterusnya.

Hal yang penting lagi, dalam strategi atau cara, anda bisa melakukan komunikasi- bersilaturahim dengan orang-orang yang memiliki semangat yang sama atau selalu berhubungan dengan orang-orang yang lebih sukses, sehingga memiliki "investasi" semangat yang berlipat.

Pasang mata dan buka hati untuk menerima ide dan gasan orang lain. Jangan menutup diri.

5. Selalu mencoba.

Orang gagal, bukan karena tidak ada cara, tapi mereka yang memutuskan berhenti hanya karena alasan lelah.

Orang-orang terbaik yang kita kenal, tidak cukup gagal puluhan kali, tapi ratusan kali bangkit.

Mencoba terus, ibarat membuka pintu satu ke pintu lain. Kita tidak tahu di mana, kapan, kita menemukan "mutiara" itu. Ketika pintu 1 terbuka, kita akan tahu, ternyata ada pintu 2 di dalamnya.

6. Tawakkal kepada Allah

Ketika kita sudah melakukan ikhtiar, usaha, doa, cara dan niat, sesuai batas ikhtiar manusia, maka kita diwajibkan untuk bertawakal kepada Allah. Kita tidak bisa untuk memaksakan hasil, mendekte Tuhan. Serahkan Allah saja, DIA Maha Tahu yang terbaik dan yang dibutuhkan hamba-Nya.

Dengan tawakal yang tinggi, hati kita akan tenang. Tidak ada kehidupan di dunia ini tanpa ada Sang Maha Pengatur, Maha Adil yaitu Allah. Kita hanya bisa menundukkan dan memasrahkan jiwa, kepada Sang Penggenggam jiwa,

Semoga rumus ini menjadikan kita lebih sukses, lebih bahagia, lebih tenang dan penuh keberlimpahan.

InsaAllah.

Nasrun Minallah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image