Mengenang Nabi Ibrahim Menyembelih Putranya
Agama | 2021-07-19 11:04:49Hari Idhul Adha adalah moment yang sangat dinantikan umat Islam, karena pada hari itu bagi yang tidak melaksanakan ibadah Haji maka disunahkan untuk melakukan ibadah qurban. Ibadah Qurban merupakan ibadah seorang muslim untuk menyembelih hewan qurban boleh kambing atau sapi. Namun penyembelihan hewan qurban ini tidak lepas dari kisah Nabi Ibrahim yang hendak menyembelih sang putra yaitu Ismail. Kisah yang fenomenal ini diabadikan dalam Al Qurâ an Ash-Shaaffaat: 99-111 :
â Dan Ibrahim berkata: â Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Rabbku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: â Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?â Ia menjawab: â Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya di atas pelipisnya, (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami memanggilnya: â Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) â Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.â Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.â (QS. Ash-Shaaffaat: 99-111)
Pada ayat tersebut yang dibicarakan adalah Nabi Ismaâ il â alaihis salam, putera dari Nabi Ibrahim â alaihis salam, bukan Ishaq. Nabii Ismaâ il lebih tua daripada Ishaq.dimana Ismaâ il dilahirkan ketika Nabi Ibrahim berusia 86 tahun. Sementara Nabi Ishaq itu lahir ketika Nabi Ibrahim berusia 99 tahun.
Waktu usia Ismaâ il dalam usia gulam dan telah sampai pada usia saâ ya, yaitu usia di mana anak tersebut sudah mampu bekerja yaitu usia tujuh tahun ke atas. Nabi Ismali adalah putra yang penantian panjang tentunya Nabi Ibrahim benarbenar sangat mencintainya. Disaat Nabi Ibrahim dalam keadaan sangat mencintai sang putra Nabi Islam, Nabi Ibrahim mendapatkan wahyu melalui mimpi. Mimpinya pun diceritakan kepada sang putra.
Ibrahim â alaihis salam berkata pada putranya, â Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.â
Mendengar perkataan sang ayah Nabi Ismaâ il bersabar, beliau ingin berharap pahala dengan menjalankan perintah tersebut, mengharap ridha Rabbnya serta ingin berbakti pada orang tuanya. Ismaâ il pun meminta pada bapaknya untuk melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah Taâ ala. Niscaya akan didapati Ismaâ il termasuk orang-orang yang sabar atas kehendak Allah. Kesabaran tersebut dikaitkan dengan kehendak Allah karena memang tanpa kehendak Allah, kesabaran tersebut tak bisa dicapai.
Ibrahim dan Ismaâ il berserah diri kepada Allah Taâ ala atas perintah tersebut. Tentunya hal itu dilakukan untuk menjalankan perintah Allah dan takut akan siksa-Nya. Ismaâ il pun telah mempersiapkan dirinya untuk sabar. Ia merendahkan diri untuk taat kepada Allah dan ridha pada orang tuanya. Ibrahim lantas membaringkan Ismaâ il di atas pelipisnya. Ia dibaringkan pada lambungnya lalu siap disembelih. Kemudian Ibrahim memandang wajah Ismaâ il ketika akan menyembelihnya.
Tentunya sangat wajar Nabi Ibrahim sebagai orang tua mengalami gelisah dan cemas atas mimpi tersebut, namun Ismail menyeru kena Nabi brahim dan dikatakan bahwa Ismail telah membenarkan mimpi tersebut. Sang putra Ismail pun telah mempersiapkan diri juga untuk hal itu. Dan apa yang terjadi ketika itu pisau sudah dilekatkan di leher?
Tentynya peristiwa itu adalah ujian dari Allah pada Nabi Ibrahim â alaihis salam untuk menunjukkan akan kecintaan Ibrahim pada Rabbnya. Allah menguji Ibrahim lewat anak yang benar-benar ia cintai, diperintahkan untuk disembelih. Akhirnya, Allah mengganti dengan domba yang besar sebagai tebusan. Ibrahim bukan menyembelih Ismaâ il, namun menyembelih seekor domba. Itulah balasan bagi orang yang berbuat ihsan. Itulah Ibrahim yang merupakan bagian dari orang beriman. Orang yang berbuat ihsan di sini yang dimaksud adalah orang yang berbuat ihsan dalam ibadah, yang mendahulukan ridha Allah daripada syahwat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.