Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Isfina Fadillah

Mengenal Muammar Khadafi, Si Pengguling yang Digulingkan

Sejarah | Tuesday, 06 Jul 2021, 21:21 WIB
Sang Diktator Libya, Muammar Khadafi. Sumber Gambar: republika.co.id

 

Terlahir dengan nama Muammar Mohammed Abu Minyar Khadafi, di Kota Sirte, Libya, pada tanggal 7 Juni 1942. Ia lahir di tengah keluarga yang bersuku Qhadadfa, suku kecil yang berada di Arab. Ayahnya bernama Abu Meniar, berprofesi sebagai penggembala hewa. Ibunya bernama Aisha, beliau merupakan seorang mualaf. Khadafi memang tumbuh ketika suasana di Timur Tengah sedang dilanda peperangan. Banyak peperangan yang terjadi pada saat itu, di antaranya perang Arab-Israel 1948, Revolusi Mesir 1952, dan krisis terusan Suez 1956. Tumbuh bersamaan dengan situasi tersebut, Muammar Khadafi ternyata mengagumi sosok Gamal Abdul Naser. Naser memang dikenal sebagai politisi Mesir yang anti terhadap imperialisme Barat dan pemikirannya pun sangat kontroversial. Terlebih lagi, Naser merupakan pemikir aliran sosialisme religius, yakni sosialisme Arab yang menginginkan persatuan Arab. Hal itu yang menjadikan Khadafi menjadi seseorang yang berhaluan sosialisme, tepatnya sosialisme religius (Islam).

Kelahiran sosialisme Islam dilatarbelakangi oleh adanya imperialisme dan kolonialisme yang terjadi di negara-negara dunia ketiga, termasuk Libya. Dengan adanya pengaruh dari Gamal Abdul Naser, Khadafi mempunyai sifat yang sangat keras dan membenci negara Barat yang melakukan kolonialisme dan imperialisme. Khadafi memimpikan agar pemikiran sosialisme Islam dan pan Islamisme dapat diterapkan di Libya, bahkan di seluruh negara Arab. Sosialisme Islam yang sudah mengakar pada sosok seorang Khadafi bersandar pada kekuatan spiritual agama Islam. Menurutnya, Islam merupakan agama yang doktrinnya bersifat sosialis. Sosialisme juga sebenarnya lebih dekat dan inheren terhadap nilai-nilai Islam. Khadafi yakin bahwa ketika sosialisme Islam diterapkan, maka tatanan sosial politik akan banyak memberikan manfaat bagi seluruh rakyat.

Gamal Abdul Naser, sosok panutan Khadafi. Sumber Gambar: republika.co.id

Bagi Khadafi, sosialisme Islam adalah sebuah bentuk suara aspirasi dari negara dunia ketiga yang termarginalisasi. Sosialisme Islam dapat dikatakan sebagai alternatif yang digagas oleh negara-negara berkembang dengan tujuan ketidakberpihakan terhadap dua ideologi dunia yang sudah banyak diterapkan di berbagai negara, yakni kapitalisme dan sosialisme (marxis). Definisi sosialisme versi Khadafi berpijak pada dua hal, yakni Arab dan Islam. Sosialisme Islam berada di antara sosialisme-komunis, dan sosialisme-kapitalis. Sosialisme Islam muncul karena suatu kebutuhan dan kehendak dunia Arab untuk mewariskan kebutuhan masyarakatnya. Keadilan sosial dalam sosialisme Islam dapat ditemukan dalam hukum zakat yang menjadi kegiatan kaum Muslimin.

Kudeta 1969, Pintu Gerbang untuk Khadafi

Raja Idris merupakan pemimpin yang berkuasa di Libya sebelum akhirnya Muammar Khadafi menjadi presiden Libya. Pada saat kepemimpinan Raja Idris, bentuk pemerintahan di Libya ialah federasi dengan ciri monarki. Pada tahun 1959, Libya mencapai masa kemakmurannya. Di tengah makmurnya perekonomian Libya saat itu, ternyata terdapat sebuah ancaman baru. Nasionalisme bangsa Arab yang sedang tumbuh saat itu ternyata menjadi ancaman politik bagi Libya. Gelombang anti-Barat sudah menyerang generasi muda di Libya. Kalangan muda sadar bahwa pemimpin harus dapat beradaptasi sesuai dengan perubahan zaman. Adanya penyelewengan keuntungan minyak yang dilakukan oleh pemerintah merupakan faktor yang membuat kalangan muda yang terdidik menjadi geram. Mereka sadar bahwa ternyata pemerintah Libya sudah melakukan korupsi dan menyalahgunakan jabatan. Kalangan muda menuntut agar Raja Idris segera mundur. 1 September 1969, Khadafi beserta pasukannya melakukan kudeta. Kudeta tersebut berhasil, lalu Khadafi lah yang menjadi pemimpin Libya menggantikan Raja Idris.

Namun, setelah keberhasilan kudeta tersebut, ternyata Khadafi berkuasa secara tak terbatas. Ia merupakan sosok yang haus akan kekuasaan. Sifat seperti itulah yang membuat Khadafi berano menempuh petualangan-petualangan gila. Secara sadar ataupun tidak sadar, hal tersebut sangat membebani Khadafi agar terus memaksanya menjadi sosok yang telah terproyeksi oleh dirinya sendiri.

Kematian Muammar Khadafi

Khadafi merupakan pemimpin yang dikenal dengan kehidupannya yang sangat mewah dan bergelimang harta. Bahkan, ia menjuluki dirinya sendiri sebagai The Brother Leader, Guide of the Revolution, dan King of Kings. Khadafi tak segan untuk melawan para demonstran yang menentang dirinya dengan mengerahkan pasukan militer untuk menumpas demonstrasi. Ia juga tak segan untuk membunuh rakyatnya sendiri. Hal tersebut pun membuat kelompok oposisi semakin melakukan perlawanan dengan gigih. Khadafi dijadikan sebagai target utama oleh kelompok oposisi. Pada akhirnya ia ditemukan di kota Sirte, tanggal 20 Oktober 2011 sekitar jam 08.30 waktu setempat. Khadafi berhasil ditemukan oleh tantara NTC (Transisi Nasional Libya).

Para gerilyawan berhasil menangkap dan membunuh Muammar Khaddafi di kota Sirte yang merupakan kota kelahirannya sendiri. Kepalanya bersimbah darah, pakaiannya pun rusak akibat amukan massa. Sejumlah tantara pun menodongkan pistol dan tak segan untuk menjambak rambut Khadafi. Gerilyawan berhasil menggulingkan rezim Khadafi yang telah berkuasa selama 42 tahun. Muammar Khadafi tewas dengan luka tembak di bagian kepala. Masyarakat Libya menyambut kejatuhan Khadafi dengan bersuka cita. Warga Libya merasa gembira karena berhasil menggulingkan kekuasaan Khadafi. Pasalnya, Ketika masa kepemimpinannya, Khadafi tidak mengizinkan penguasa lain selain dirinya. Sikap represif dan otoriter Khadafi merupakan boomerang baginya.

Jenazah Khadafi dipamerkan di sebuah pasar di kota Sirte beberapa hari. Kemudian baru dimakamkan pada tanggal 25 Oktober 2011 di sebuah padang gurun yang lokasinya dirahasiakan. Sebenarnya para pendukung Khadafi telah meminta agar Khadafi dimakamkan di Sirte yang merupakan tanah kelahirannya. Namun, karena tak ingin makam Khadafi menjadi sebuah tempat pemujaan para loyalisnya, pemerintah menolak permintaan tersebut. Pejabat militer dan petinggi NTC mengungkapkan bahwa jenazah Khadafi diangkut ke Sahara dan dimakamkan pada pukul 05.00 waktu setempat dengan lokasi yang dirahasiakan. NTC juga mengatakan bahwa sebelum dikebumikan, jenazahnya didoakan oleh seorang ulama. Kematiannya tidak mendapatkan perilaku hormat. Hal tersebut sudah menjadi takdir hidup Khadafi karena pada masa kepemimpinannya ia tak memperdulikan cita-cita rakyatnya. Peristiwa penggulingan kekuasaan Khadafi ternyata memberikan dampak yang sangat besar, baik di dalam negeri maupun dunia internasional. Banyak korban jiwa yang berjatuhan karena revolusi tersebut, kondisi politik di Libya pun menjadi tidak stabil. Imbas bagi dunia internasional, harga minyak dunia menjadi tidak stabil pasca kudeta berdarah tersebut.

Daftar Acuan

Rahmawati, Melia. 2012. Pemikiran Muammar Qaddafi Dalam “The Green Book”: Penerapannya Pada 1969-1977. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.

Solihin. 2009. Pemikiran Politik Muammar Qadhafi. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Canarisla, Muhammad Yusuf. 2016. Pemikiran Nasionalisme Arab Muammar Qadhafi (1969-1977). Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Sukarno, Bedjo. (2012). Mengurai Fenomena Mantan Penguasa Libya Muammar Khadafi. Jurnal Unisri, 15(24), 8-9. Diakses dari http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/Transformasi/article/view/684

Afriyenti, Adinda. Humaidi. (2019). Muammar Khadafi: Kepemimpinannya Dari Awal Kudeta Tak Berdarah Hingga Revolusi Berdarah di Libya (1969-2011). Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah, 1(1), 45-46. Diakses dari http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/periode/article/view/10481

Dzulfaroh, Ahmad Naufal. (2019). 1 September 1969, Muammar Khadafi Pimpin Kudeta Libya. Kompas Online. Diakses dari https://www.kompas.com/tren/read/2019/09/01/121500465/1-september-1969-muammar-gaddafi-pimpin-kudeta-libya?page=all

Yulianingsih, Tanti. (2019). 20-10-2011: Akhir Hayat Diktator Muammar Khadafi di Tangan Oposisi. Liputan6. Diakses dari https://www.liputan6.com/global/read/4090153/20-10-2011-akhir-hayat-diktator-muammar-khadafi-di-tangan-oposisi

Sakinah, Kiki. (2020). Akhir Mengenaskan dan Misteri Makam Pemimpin Islam Qadafi. Republika.co.id. Diakses dari https://www.republika.co.id/berita/qh3xin320/akhir-mengenaskan-dan-misteri-makam-pemimpin-islam-qadafi

Irfani, Faisal. (2020). Khadafi Berkuasa Melalui Kudeta Lalu Dijatuhkan Gerakan Arab Spring. Tirto.id. Diakses dari https://tirto.id/khadafi-berkuasa-melalui-kudeta-lalu-dijatuhkan-gerakan-arab-spring-cvJU

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image