Etika Mengunjungi Rumah Orang Lain
Agama | 2021-06-28 09:09:00Dalam kehidupan bermasyarakat, tentunya saling berkunjung adalah hal yang sudah biasa dilakukan oleh siapa pun. Bahkan, dalam Islam saling mengunjungi/bersilaturahmi sangat dianjurkan. Tujuannya adalah untuk mempererat kekerabatan antar keluarga atau tetangga. Namun, seringkali ditemukan beberapa etika yang tidak pantas dilakukan ketika berkunjung. Entah karena merasa sudah akrab dengan pemilik rumahnya atau karena memang belum tahu tentang etika bertamu. Namun, tetap saja. Sekecil apapun adab, jika diterapkan, maka akan menjadi kebiasaan yang bagus. Pun sebaliknya. Jika tidak diterapkan, maka akan menjadi kebiasaan yang buruk.
Islam mengajarkan kepada kita agar selalu meminta izin ketika hendak memasuki rumah, seperti : Mengetuk pintu sebelum masuk, dengan ketukan yang tidak terlalu keras. Dan bila mengetuk pintu hendaklah dilakukan dengan tiga kali ketukan. Jika tidak ada jawaban, maka hendaklah pulang.
Seringkali, dalam beberapa kasus yang ditemukan di kalangan masyarakat yang hendak berkunjung ke rumah orang lain, mereka tidak mengucapkan salam ketika hendak masuk, dengan berbagai alasan yang dilontarkan. Hal tersebut menjadi tingkah laku yang harus diperhatikan. Sebab, dalam al-Qur'an sudah jelas disebutkan bahwa ketika hendak memasuki rumah maka hendaklah mengucapkan salam.
Hal yang terpenting yang disebutkan juga oleh al-Qur'an ketika hendak memasuki rumah orang lain adalah meminta izin. Dalam Q.S al-Nur [24] : 27 kalimat meminta izin dan mengucapkan salam disebutkan beriringan. Sebab, perintah meminta izin diperlukan karena rumah adalah tempat perlindungan bagi empunya. Dan jika memasuki rumah, tetapi tidak ada orang di dalamnya, maka janganlah memasukinya sebelum mendapatkan izin. Kemudian jika dikatakan "kembalilah!" maka sebaiknya kembali, karena hal itu lebih suci.
Beberapa etika yang patut diterapkan ketika mengunjungi rumah orang lain :
1. Meminta izin untuk masuk.
2. Mengucapkan salam ketika hendak masuk.
3. Tidak mengintip ke dalam rumah.
4. Menjaga pandangan (tidak melihat ke kanan kirinya).
5. Tidak mendengarkan pembicaraan orang yang berada di dalam rumah.
6. Mendo'akan kebaikan untuk tuan rumah.
7. Ketika hendak pulang, dianjurkan untuk berpamitan kemudian mengucapkan salam.
Al-Qurâan diturunkan bukan hanya sekadar berisi tentang hukum Islam, tetapi al-Qurâan juga diturunkan untuk menjadi rujukan daripada akhlak manusia. Jika ingin bercermin bagaimana akhlak yangbaik, maka bacalah dan pahamilah maksud al-Qurâan ketika berbicara tentang akhlak. Dalam kehidupan, akhlak menjadi nomor satu yang dipandang oleh penilaian manusia. Namun, bukan karena penilaian manusia, tetapi akhlak pun menjadi penting karena perintah dari Allah. Dalam sebuah tutur mengatakan bahwasanyaâkemuliaan diperoleh dari adab/tingkah laku, bukan dari nasab.â Oleh karena itu, seseorang dipandang mulia bukan karena ia berasal dari keturunan bangsawan atau pun orang berilmu, melainkan ia dipandang dari tingkah lakunya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.