Strategi Pelajar dan Mahasiswa dalam Menghadapi Serangan Bahasa Asing
Sastra | 2021-06-25 09:03:43Bahasa adalah alat komunikasi paling utama pada setiap bangsa. Bahasa merupakan identitas bangsa. Bahasa Indonesia bukan hanya sebagai Bahasa negara tetapi juga sebagai Bahasa persatuan dan Bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa adanya Bahasa, negara tidak akan berkembang. Karena dengan adanya Bahasa segala aspek kehidupan dapat berlangsung dengan baik. Permasalahan pada berbagai aspek kehidupan dapat dikomunikasikan dengan cara bermusyawarah menggunakan bahasa Indonesia .
Pengaruh globalisasi pada bangsa Indonesia yaitu masuknya berbagai budaya dan Bahasa asing. Seiring perkembangan zaman yang terus meningkat, Bahasa Indonesia muali terlihkan oleh serangan Bahasa asing. Masyarakat Indonesia, terutama remaja sangat antusias untuk mempelajari bahasa asing. Masyarakat Indonesia lebih merasa bangga dapat menggunakan bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari. Terutama para remaja yang sangat antusias dalam mempelajari Bahasa asing agar dapat disebut remaja popular. Sementara remaja yang tidak bisa berbahasa asing akan dianggap sebagai anak culun yang tertinggal zaman.
Peran Bahasa Indonesia
Menurut Murti (2015: 177), bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Melalui Bahasa manusia dapat menyampaikan keinginan,pengalaman, pengetahuan pendapat maupun gagasan kepada orang lain. Pada kalangan pelajar dan mahasiswa banyak dijumpai peristiwa penyampaian pendapat sebagai bentuk aspirasi dalam berbagai bidang. Bahasa dapat digunakan sebagai media komunikasi dan bertukar informasi anatar sesama manusia. Dengan bertambahnya informasi yang kita dapatkan, maka akan bertambah pula pengetahuan yang kita miliki.
Dalam bidang pendidkan, bahasa Indonesia sangat berperan penting sebagai media komunikasi para pelajar maupun mahasiswa. Saat berdiskusi di dalam kelas, pelajar dan mahasiswa harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. Hal tersebut agar tidak terjadi kesalah pahaman antarpelajar atau mahasiswa saat berdiskusi. Bahasa Indonesia merupakan media komunikasi utama masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia harus mampu menjadi bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi. Terlebih pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era global berkembang dengan sangat cepat, terutama pada bidang teknologi informasi. (Marsudi, 2009: 133)
Eksistensi Bahasa Indonesia di Era Globalisai
Di era globalisasi, eksistensi bahasa Indonesia dianggap sebagai bagian dari penghambat proses komunikasi yang dilakukan secara global. Bahasa Indonesia tampak tidak begitu memfasilitasi proses globalisasi karena bahasa Indonesia tidak digunakan secara global. Semakin tinggi kuantitas kesalahan berbahasa, semakin sedikit tujuan pengajaran bahasa itu tercapai. (Saddhono, 2012)
Fenomena yang semakin melemahkan eksistensi dan peran bahasa Indonesia yaitu semakin maraknya penggunaan bahasa asing, semakin diunggul-unggulkannya sekolah bertaraf internasional, dan semakin banyaknya program-program yang berbau internasional di perguruan tinggi. Meskipun berat, berbagai usaha untuk tetap mempertahankan dan melestarikan eksistensi penggunaan bahasa Indonesia harus dilakukan. (Wijana 2018: 92)
Pengaruh Bahasa Asing di Era Globalisasi
Dampak dari globalisasi salah satunya adalah masuknya budaya dan bahasa asing ke Indonesia. Bahasa asing yang masuk ke Indonesia menimbulkan banyak pengaruh negatif maupun positif bagi kalangan pelajar dan mahasiswa. Dampak negatifnya yaitu para pemuda tak lagi merasa bangga dalam berbahasa Indonesia. Mereka lebih merasa bangga dalam berbahasa asing. Oleh karena itu, diperlukan adanya pembinaan tentang pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Pengaruh bahasa asing yang paling besar di Indonesia ditimbulkan dari bahasa Inggris. Menurut Riani (2014), bahasa inggris merupakan bahasa resmi dari Negara Inggris. Namun, seiring dengan meningkatnya teknologi bahasa Inggris menjadi dikenal banyak orang. Dapat disimpulkan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa yang digunakan oleh Inggris dan negara-negara persemakmurannya yang terus berkembang hingga menjadi bahasa internasional yang paling banyak digunakan di dunia.
Seperti yang kita ketahui bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa internasional. Bahkan bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran atau mata kuliah yang wajib dipelajari oleh pelajar dan mahasiswa, baik di sekolah maupun di universitas. Saat ini, dikalangan remaja Indonesia sedang marak K-pop. Mayoritas remaja Indonesia berlomba-lomba mempelajari bahasa Korea agar dapat berkomunikasi dengan para idol mereka. Bukan hanya itu, para remaja juga antusias mengenal dan mempelajari berbagai budaya korea. Terdengar sangat miris ketika para remaja lebih antusias mempelajari bahasa dan budaya negara asing dibandingkan dengan bahasa dan budaya Indonesia sendiri.
Strategi dalam Menghadapi Serangan Bahasa Asing
Tidak dapat kita pungkiri bahwa mempelajari bahasa asing memang penting agar kita tidak tertinggal dengan perkembangan zaman. Namun, mempelajari bahsa Indonesia pun tidak kalang penting. Sebelum kita mempelajari Bahasa asing, kita juga harus mempelajari bahasa kita sendiri, yaitu bahasa Indonesia. Hal tersebut dapat didukung dengan ditingkatkannya kualitas pembelajaran bahasa Indonesia yang dimulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dengan begitu Indonesia dapat mengatasi sedikit demi sedikit hantaman serangan bahasa asing yang masuk.
Pengaruh teknologi yang begitu canggih pada era globalisasi harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia. Dapat dimulai dengan pemakai bahasa Indonesia yang berdisiplin. Yaitu pemakai bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan kondisinya. Disiplin berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk mempertahankan jati dirinya dari pengaruh negatif budaya dan bahasa asing. (Mugni, 2014)
Upaya Melestarikan Bahasa Indonesia
Sebagai generasi penerus bangsa, pelajar dan mahasiswa diharapkan dapat melestarikan bahasa Indonesia. Yaitu daapat dimulai dari hal-hal kecil. Seperti menggunakan Bahasa Indonesia sesuai kaidah yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari, banyak membaca buku berbahasa Indonesia dan meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Menurut Wijana (2018: 92-95), terdapat beberapa upaya untuk melestarikan penggunaan bahasa Indonesia, diantaranya yaitu:
1. Memupuk kebanggaan berbahasa Indonesia.
2. Memberdayakan potensi bahasa daerah sebagai sumber pengayaan kosa kata bahasa Indonesia.
3. Memiliki kesadaran untuk bangga dalam menggunakan bahasa Indonesia merupakan salah satu cara mengembangkan pemakaian bahasa Indonesia. Kebanggaan dalam berbahasa Indonesia harus ditumbuhkan sejak dini. Pengaruh bahasa asing begitu besar terhadap bahasa-bahasa lain. Hal ini perlu diwaspadai agar bahasa Indonesia maupun bahasa daerah tidak semakin tersingkirkan.
Pada era globalisasi ini, teknologi informasi sudah sangat canggih. Para generasi bangsa Indonesia dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dengan mengenalkan budaya dan Bahasa Indonesia kepada seluruh dunia melalui media sosial. Seperti yang kita tahu bahwa mayoritas remaja Indonesia gemar menggunakan media sosial dalam kehidapn sehari-hari. Oleh karena itu kita dapat memanfaatkan media sosial untuk menduniakan Bahasa Indonesia.
Referensi:
Assapari, M. Mugni. âEksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional Dan Perkembangannya Di Era Globalisasiâ. PRASI Vol. 9 No. 18 Juli - Desember 2014.
Marsudi. 2009. âJati Diri Bahasa Indonesia di Era Globalisasi Teknologi Informasiâ. Jurnal Sosial Humaniora, 2(2): 133-148.
Murti, Sri. 2015. Eksistensi Penggunaan Bahasa Indonesia di Era Global. Dalam Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB.
Riani. 2014. âDominasi Bahasa Inggris pada Nama Badan Usaha di Yogyakartaâ.
Saddhono, K. 2012. Kajian Sosiolinguistik Pemakaian Bahasa Mahasiswa Asing dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di Universitas Sebelas Maret. Kajian Linguistik dan Sastra, 24(2): 176-186
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.