Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Indar Cahyanto

Muhammad Husni Thamrin Dalam Generasi Z

Sejarah | Thursday, 28 Apr 2022, 09:21 WIB
SUMBER https://www.kebudayaanbetawi.com/2646/muhammad-husni-thamrin-di-zaman-sebelum-merdeka/

Di Negara Republik Indonesia banyak tempat atau lokasi dengan menggunakan nama-nama pahlawan nasional. Penggunaan nama jalan, museum, tempat wisata, bandara dan terminal dengan menggunakan nama pahlawan nasional dimaksudkan agar generasi muda dapat memahami dan mengerti jasa para pahlawan nasional yang telah berkorban demi bangsa dan Negara Republik Indonesia. Sehingga nilai- nilai kepahlawanan dapat terpatri dalam setiap jiwa masyarakat Indonesia.

Di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta banyak nama jalan yang menggunakan nama pahlawan nasional. Salah satunya adalah Jalan M.H Thamrin yang terletak di Kota Jakarta Pusat. Banyak dari Generasi Z tidak mengetahui Jalan Muhammad Husni Thamrin, hanya sedikit yang mengetahui sejarah dan latar belakang dari M.H Thamrin. Generasi Z dalam upaya untuk membangun karakter bangsa kepada Generasi Z melalui media informasi seperti riset ilmiah, buku, media massa dengan mempelajari peran serta ide pemikiran tokoh-tokoh pahlawan bangsa.

Generasi Z atau Gen Z disebut sebagai generasi yang lahir setelah Generasi Y. Kumpulan orang yang termasuk ke dalam generasi ini adalah mereka yang lahir di tahun 1995 sampai dengan 2010. Istilah tersebut banyak digunakan di media sosial saat ini.

Generasi ini termasuk generasi yang sudah modern, dikarenakan berkembang pada masa kemajuan teknologi. Generasi ini dapat mengakses berbagai macam informasi hanya dari sentuhan tangan. Tetapi sayang nya, kebanyakan dari mereka menyalahgunakan kelebihan tersebut untuk hal yang negatif.

Generasi Z sangat kurang akan pengetahuan tentang pahlawan nasional Indonesia, seperti contohnya M.H Thamrin yang dimana hanya diketahui sebagai nama jalan protokol, atau hanya sebagai pahlawan nasional tanpa mengetahui sejarah dari M.H Thamrin itu sendiri.

Keteladanan serta pemikiran yang terdapat pada tokoh pahlawan bangsa dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia perlu dicontoh, terutama oleh generasi muda. Hal ini memberikan makna terbangunnya nilai-nilai kepahlawanan pada generasi muda dan atau Generasi Z ini yang rela berkorban dan berjuang untuk Negara Indonesia. Sehingga dapat menimbulkan suatu semangat bagi Generasi Z untuk cinta tanah air dan semangat nasionalisme.

Nilai-nilai kepahlawanan dalam bangsa menunjukkan bahwa suatu bangsa memiliki identitas dan jati diri yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Nilai-nilai kepahlawanan melahirkan sebuah kesadaran melalui anak-anak bangsa untuk menjadi bangsa yang merdeka. Harapan inilah yang membentuk kesadaran masyarakat melawan segala bentuk penjajahan, penindasan, eksploitasi dan dominasi. Wacana nilai-nilai kepahlawanan dan nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di era globalisasi ini memiliki daya tarik karena sekarang kobaran semangat nasionalisme generasi muda mulai luntur. Lunturnya nasionalisme bangsa dapat menjadi kecaman terhadap terkikisnya nilai-nilai patriotisme yang menjadi landasan kecintaan terhadap bumi pertiwi.

Generasi Z saat ini kurang memiliki rasa nilai-nilai kepahlawanan, hal ini dapat dilihat dari lebih gemarnya anak muda untuk pergi ke bioskop daripada ke museum- museum sejarah perjuangan bangsa atau mempelajari tokoh para pahlawana nasional. Ada beberapa kemungkinan yang dapat kita ambil dari hal ini yakni kurangnya pemupukan rasa cinta tanah air dan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan semenjak kecil, sinetron-sinetron yang ditayangkan di televisi merupakan tayangan yang kurang produktif bagi perkembangan anak, serta adanya games online. Sehingga pembentukan karakter dan nilai-nilai kepahlawanan menjadi suatu masalah tersendiri bagi kehidupan bangsa Indonesia

Indonesia yang memiliki banyak tokoh yang dapat diteladani oleh generasi muda, diantarannya adalah pahlawan-pahlawan bangsa yang muncul pada masa sebelum dan sesudah pergerakan nasional. Pada masa pergerakan nasional, telah tampil banyak pemimpin bangsa yang patut mendapat penghargaan tinggi atas jasa dan pemikirannya dalam berjuang demi bangsa dan negaranya. Salah satu tokoh pejuang pergerakan nasional yang dapat diambil contoh atas pemikiran dan geraknya dalam perjuangan adalah Muhammad Husni Thamrin.

Muhammad Husni Thamrin mempunyai pemikiran hebat menghasilkan suatu perubahan bagi kehidupan perpolitikan yang ada di Indonesia. Selain itu dengan pemikiran ini beliau berjuang untuk memperbaiki nasib penduduk Kota Betawi pada masa kolonial seperti perbaikan saluran air agar kota Batavia tidak tergenang dan beliau hidup berdampingan dengan masyarakat sejak kecil. Hasil dari pemikiran ini juga dapat kita rasakan khususnya Kota Jakarta pada saat ini. Cita-cita perjuangan dan pemikiran dari beliau ketika menjabat sebagai anggota Dewan Rakyar dapat dijadikan sumber inspirasi bagi Generasi Z yaitu nilai berani dalam mengungkapkan kebenaran dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia masih sangat relevan diterapkan dalam konteks masa kini.

Salah seorang tokoh generasi muda yang berani menentang arus ide pergerakan nasional dari yang lainnya. Ketika tokoh generasi muda pergerakan nasional seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir dan Tan Malaka mengambil peran untuk tidak bekerjasama dengan pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Berbeda dengan Tokoh Muhammad Husni Thamrin yang mengambil peran untuk bekerjasama dengan pemerintah Kolonial Hindia Belanda dengan menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Volksraad). Perbedaan peran inilah yang menjadi kekuatan perjuangan bangsa Indonesia pada masa lalu.

Perbedaan inilah yang harus menjadi contoh dari para pemimpin bangsa Indonesia saat ini serta dari masyarakat Indonesia terutama Generasi Z. Perbedaan perjuangan dan gagasan bukanlah sesuatu yang menjadi hambatan atau penghalang tapi menjadi modal untuk menggalang persatuan dan semangat nasionalisme. Semangat Bhineka Tunggal Ika berbeda tetapi tetap menjadi satu jua pada saat ini bagian dari refleksi dari pemikiran besar dari tokoh bangsa. Di ejawantahkan dalam setiap elemen anak bangsa terutama dari Generasi Z untuk selalu belajar dan memperbaiki diri demi masa depan bangsa.

PEMIKIRAN MUHAMMAD HUSNI THAMRIN

Muhammad Husni Thamrin adalah seorang politisi era Hindia Belanda yang mengambil jalan kooperatif dalam pergerakannya. Beliau lahir di Batavia pada tanggal 16 Februari 1894 dan meninggal pada 11 Januari 1941. Lahir dari pasangan Tabri Thamrin dan Nurkhammah. Tabri Thamrin merupakan seorang wedana. Muhammad Husni Thamrin sebagai anak dari seorang wedana menempuh pendidikan yang cukup baik, diantaranya di Bijbelschool, Instituut Bosch dan HBS Koning Willem III. (Octria, 2020)

Muhammad Husni Thamrin merupakan seorang Tokoh Pahlawan asli kelahiran dari tanah Betawi. Orang Betawi banyak yang beranggapan adalah orang yang keras, dan berbicara kasar Dengan adanya pahlawan di Betawi membuat anggapan itu mulai perlahan menghilang. Muhammad Husni Thamrin memiliki pandangan yang terbuka, terutama dalam bidang politik. Karena Muhammad Husni mau menerima menjadi anggota Dewan Rakyat demi masyarakat Betawi pada waktu itu (Hastuti dkk., 2020 : 79-80)

Pada tahun 1919 Muhammad Husni Thamrin menjadi anggota dewan di Gemeenteraad Batavia (Dewan Kota Batavia). Lalu pada tahun 1927 Muhammad Husni Thamrin kemudian mulai masuk di Volksraad (Dewan Rakyat). Pidato yang diungkapkan Muhammad Husni Thamrin baik di Gementeraad maupun di Volksraad, selalu memaparkan keadaan dan penderitaan rakyat serta ketimpangan sosial yang ada di masyarakat (Soekanto ,2002: 243). Muhammad Husni Thamrin menuntut agar pemerintah memperbaiki keadaan rakyat (Ruchiat dkk., 2013: 107). Muhammad Husni Thamrin sangat berpengaruh, diluar pemerintahanpun cukup kuat, seperti di PPPKI, GAPI maupun di Parindra. Berikut beberapa Peran serta Pemikiran Politik Muhammad Husni Thamrin Tahun 1919-1941

1. Menjadi anggota Gemeenteraad pada tahun 1919. Sebagai anggota baru dalam Gemeenteraad Muhammad Husni Thamrin selalu mendukung usul anggota yang dianggap baik. Muhammad Husni Thamrin memiliki sikap sangat perhatian kepada masyarakat, hal ini mungkin dikarenakan pengalaman masa kecilnya, diantaranya adalah usaha penanggulangan banjir di Betawi karena meluapnya Sungai Ciliwung yang dikenal dengan nama proyek “Kanal Ciliwung”. Selain memperjuangkan perbaikan kampung dalam sidang Gemeenteraad juga mengusahakan rumah sewa yang murah bagi masyarakat yang kurang mampu. (Hastuti dkk., 2020 : 84-85)

2. Pada tahun 1930 Muhammad Husni Thamrin diangkat menjadi Loco Burgemeester II. Dengan adanya hal ini menunjukkan bahwa pengaruh perjuangan politik Muhammad Husni Thamrin sangat besar di Gemeenteraad (Mona, 1950: 14).

3. Tahun 1927 ditunjuk sebagai anggota Volksraad untuk mengisi lowongan yang dinyatakan kosong oleh Gubernur Jenderal. Pada kesempatan pertamanya berbicara di Volksraad Muhammad Husni Thamrin menyuarakan pentingnya mendapatkan kepercayaan rakyat untuk memperoleh kesetiaan mereka kepada pemerintah. Selain itu, pemerintah Hindia Belanda diminta untuk lebih bijak dalam menangani keresahan yang muncul di masyarakat. Lalu pada pidato kedua dan ketiganya Muhammad Husni Thamrin terus mengatakan pentingnya menjalin hubungan baik dengan rakyat asli Indonesia. Muhammad Husni Thamrin juga mengangkat isu desentralisasi dan otonomi yang dapat memberikan peran dan kesempatan yang lebih besar bagi rakyat pribumi (Ruchiat dkk., 2013: 109).

Permasalahan yang diangkat dan diperjuangkan Muhammad Husni Thamrin di dalam Volksraad diantaranya adalah masalah Koeli Ordonantie yang diakibatkan pemberlakuan Poenale Sancitie (Suhatno dkk., 1995: 136-137). Beberapa kebijakan lain, yaitu permasalahan hak tanah, kebijakan penyewaan tanah rakyat kepada perkebunan industri dan kebijakan pasar dalam produk konsumsi yang terkait langsung dengan kehidupan rakyat sehari-hari, ada juga kebijakan impor, serta usaha penggabungan Gemeente Batavia dengan Gemeente Meeste Cornelis (Ruchiat dkk., 2013 : 122-123). Muhammad Husni Thamrin juga mengusulkan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar resmi di sidang Volksraad.

PERSEPSI GENERASI Z TERHADAP PEMIKIRAN M.H. THAMRIN

Pada Saat ini banyak yang membuat persepsi terhadap keberadaan dan peran dari tokoh pahlawan di Indonesia. Hal itu dijadikan sebuah media komunikasi untuk memperdalam masalah yang pernah terjadi saat masa lampau ketika tokoh pahlawan itu masih hidup. Karena peristiwa atas kisah ini selalu dikaitkan dengan peristiwa yang terjadi masa saat ini. Persepsi paling banyak terhadap pahlawan perpolitikan yang ada di Indonesia, salah satunya Muhammad Husni Thamrin, yang bahkan namanya digunakan sebagai nama jalan yang ada di Jakarta.

Menurut Bimo (2005 : 91) Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau bisa disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya disebut proses persepsi. Proses tersebut mencakup pengindraan setelah informasi diterima oleh alat indra, informasi tersebut diolah dan diinterpretasikan menjadi sebuah persepsi yang sempurna.

Menurut Grail Research (2011) Generasi Z adalah generasi pertama yang sebenar-benarnya generasi internet, Generasi Z lahir saat teknologi tersebut sudah tersedia. Hal ini yang membuat generasi ini memiliki karakter yang menggemari teknologi, fleksibel, lebih cerdas, dan toleran pada perbedaan budaya. Mereka juga terhubung secara global dan secara virtual. Walaupun begitu Generasi Z adalah generasi yang menyukai budaya instan dan kurang peka terhadap privat karena secara langsung mengunggah kehidupannya di media sosial.

Selain itu, Generasi Z dikenal sebagai generasi yang berpikiran luas. Mereka menggunakan media sosial untuk berhubungan dengan orang-orang di seluruh dunia. Menurut survey yang dilakukan Parent Survey (Sladek dan Grabinger, 2014), 34% Generasi Z berhubungan dengan berbagai kenalan di kota lain dan 13% di negara yang berbeda. Mereka saling berbagi foto, video, dan pesan. Mereka juga menyampaikan berbagai situasi yang sedang terjadi di sekitarnya ke seluruh dunia.

a) Kunci pembentuk Generasi Z

1. Media sosial adalah masa depan, untuk itu perlu kemampuan media sosial yang mumpuni dari orangtua agar dapat mengontrol apa yang dilakukan para Generasi Z di dunia virtual. Koneksi dengan orang lain adalah hal yang penting.

2. Kesenjangan keterampilan, dengan adanya hal ini diperlukan usaha yang besar untuk mentrasfer keterampilan seperti komunikasi interpersonal, budaya kerja, berpikir kritis, dan keterampilan teknis.

3. Pola pikir global, realitas local, serta mudahnya berkomunikasi dengan berbagai orang melalui dunia virtual. Selain itu Generasi z disebut-sebut sebagai generasi tidak banyak menjelajah secara geografis.

4. Keragaman yang tak terbatas. Dengan keberagaman yang terbuka dan menerima perbedaan di sisi lain membuat mereka kesulitan mendefinisikan dirinya sendiri. Generasi Z lebih suka melihat hal-hal menarik yang ada diluar dirinya dan menjadikan itu sebagai gambaran, lalu meciptakan indentitas dirinya sesuai dengan gambaran yang diharapkan.

b) Ciri Generasi Z

1. Generasi Z, lahir pada tahun 1995-2010. Fasih teknologi , tech-savvy, web-savvy, atau appfriendly generation.

2. Mudah berpindah-pindah pemikiran dari satu pemikiran/pekerjaan ke pemikiran/pekerjaan lain (fast switcher)

3. Generasi Z cenderung melihat masa depan secara realitis

4. Lebih rentan terhadap masalah mental, karena mereka memiliki kecemasan dan depresi yang sebagian besarnya bisa disebabkan oleh banyaknya waktu yang di habiskan di media sosial.

Persepsi ini kebanyakan dilakukan oleh anak-anak muda saat ini, karena canggihnya teknologi banyak yang menggunakannya sebagai bahan adu argumentasi di social, media tentang perpolitikan yang mempunyai hubungan saat ini dan masa lampau. Anak-anak muda saat ini disebut dengan nama Generasi Z.

Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi Generasi Z internet sudah menjadi santapan mereka sehari-hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Namun jika tidak digunakan dengan semestinya, kita akan mendapat kerugian. Dilihat dari sikapnya, banyak Generasi Z yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek seperti tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesukanya. Jika pengaruh di atas dibiarkan, maka kita dapat memprediksi bagaimana generasi muda nantinya. Moral generasi bangsa dapat menjadi rusak dan dapat menimbulkan tindakan. (Developing education, 2016 : 531)

Persepsi Generasi Z terhadap nilai kepahlawan Muhammad Husni Thamrin masih tergolong rendah dilihat dari cara sosial para Generasi Z saat ini. Kemajuan teknologi saat ini membuat aktivitas sosial para Generasi Z sangat jauh berkurang. Seharusnya Generasi Z merupakan suatu generasi yang dapat mendorong tumbuhnya nilai pahlawan di era modern ini. Generasi Z sebagai penerus perjuangan pergerakan pahlawan yang meneruskan dengan cara yang sesuai dengan generasinya. Saat ini Generasi Z dapat menanamkan atau bahkan menerapkan nilai kepahlawan serta membagikan nilai kepahlawan kepada banyak khalayak, terlebih lagi didorong oleh canggihnya teknologi yang dapat mengakses apapun.

Kemerdekaan adalah bukan hasil pemberian bangsa lain, melainkan perjuangan dari para pahlawan. Banyak pertumpahan darah dimana-mana, semua terjadi karena para pahlawan ingin mempertahankan dan membela bangsa, khususnya Indonesia. Perjuangan untuk mencapai kemerdekaan tumbuh di seluruh nusantara, dalam setiap generasi muncul perjuangan berupa perlawanan rakyat, perlawanan bersenjata, serta perlawanan politik baik yang kooperatif maupun yang non kooperatif.

Indonesia banyak menghadapi masalah sebelum adanya kemerdekaan. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya” kalimat yang sering diucapkan oleh Soekarno. Diharapkan dengan adanya kalimat ini kita dapat memahami, dan meneladani sikap, sifat, dan, semangat pahlawan yang rela berjuang demi kemerdekaan bangsa Indonesia. Pahlawan merupakan seorang sosok yang gagah berani dan memiliki pengorbanan dan keteladan yang luar biasa dibandingkan rakyat biasa. Dalam dimensi sosial, nilai adalah norma-norma, standar prilaku atau prinsip-prinsip yang mengarahkan atau membimbing perilaku seseorang. Para pahlawan dan pejuang bangsa telah berhasil mengantarkan Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan, sudah barang tentu dibimbing oleh nilai-nilai tertentu, yaitu nasionalisme, patriotisme dan kewarganegaraan. (Developing education, 2016 : 535)

Dalam proses perjuangan tersebut kota Jakarta menduduki tempat yang sangat terhormat, bahakan sebagai pelopor perjuangan. Setiap langkah perjuangan di Indonesia berawal di kota ini. Penelitian mengenai perkembangan kota ini telah cukup banyak dan hasilnya pun sudah banyak dipublikasikan, namun sangat disayangkan, bahwa publikasi kepeloporan kota Jakarta sebagai “Kota Joang” belum sepenuhnya memadai. (Jakarta Kota Joang, 1997)

Salah satu pahlawannya adalah Muhammad Husni Thamrin. Muhammad Husni Thamrin mengharapkan kehidupan yang baik untuk rakyat Indonesia. Peran politik Muhammad Husni Thamrin yang diawali ketika menjadi anggota Gementeraad Batavia tahun 1919 hingga akhir hayatnya yang masih menjadi anggota Volksraad tahun 1941, Muhammad Husni Thamrin memiliki nilai historis yang perlu dipahami oleh para Generasi Z. Nilai historis ini dapat diajarkan kepada peserta didik atau Generasi Z sebagai pengembangan materi disekolah-sekolah untuk menambah penguasaan materi bagi peserta didik dan meningkatkan pengetahuan akan perpolitikan Indonesia (Hastuti dkk., 2020 : 79-80)

Memahami kisah Muhammad Husni Thamrin dapat membuka pola berpikir kritis untuk Generasi Z dalam menghadapi kerasnya dunia perpolitikan Indonesia. Hubungan ini juga diperkuat oleh peninggalan-peninggalan Muhammad Husni Thamrin yang ditinggalkan untuk perbaikan dimasa mendatang, sebagai contohnya ada perbaikan saluran sungai ciliwung, Stadion VIJ (Voetbalbond Indonesische Jacatra) bagai lapangan sepak bola dan Museum M. H Thamrin.

Pada era pembangunan saat ini, cita-cita perjuangan dan pemikiran serta keberanian dari Muhammad Husni Thamrin dapat dijadikan sumber inspirasi bagi generasi muda Indonesia termasuk Generasi Z. Nilai berani dan patriot yang ada pada Muhammad Husni Thamrin dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia masih sangat relevan diterapkan dalam konteks masa kini. Pemikiran-pemikiran ini seharusnya dapat membuka cara pandang generasi muda terhadap keadaan politik di Indonesia saat ini.

Generasi Z atau generasi modern saat ini mulai banyak yang menyukai politik, serta ikut menyuarakan kegelisahannya terhadap kondisi politik saat ini. Namun, masih banyak juga yang belum mengetahui detail dari sebuah perpolitikan. Ada juga yang hanya ikut-ikutan saja, misalnya dengan melihat media sosial. Dengan diperkenalkannya pemikiran-pemikiran Muhammad Husni Thamrin kepada Generasi Z dapat membuka cara pandang dan membantu para Generasi Z dalam memperbaiki sistem perpolitikan Indonesia, serta membuat perjuangan ini semakin tepat, dan membuka akses politik yang lebih besar dan benar sesuai dengan HAM.

Dalam melaksanakan realita, pengetahuan akan kepahlawanan saja tidak cukup. Namun diperlukan juga sebuah langkah yang nyata yakni memulai prosedur pendidikan karakter di sekolah-sekolah. Sebuah pendidikan yang berbasis pada nilai- nilai kehidupan kepahlawanan akan membuat pelajar mengerti makna nasionalisme dan nilai kepahlawanan secara menyeluruh. Karakter kita harus dimaknai sebagai kualitas pribadi yang baik, dalam arti mengetahui apa itu kebaikan, mau berbuat baik, dan nyata berprilaku baik, yang secara koheren memancar sebagai hasil dari olah pikir, olah hati, oleh raga, dan olah rasa dan karsa. (Developing education, 2016 : 535)

PENUTUP

Muhammad Husni Thamrin merupakan seorang tokoh pahlawan dari Betawi dan seorang politisi era Hindia Belanda. Beliau banyak menyumbangkan pemikiran- pemikiran hebat yang berdampak hingga di masa sekarang. Kisah perjuangan serta sifat kepahlawanan beliau seharusnya dapat menginspari anak muda saat ini atau biasa yang kita sebut dengan Generasi Z. Walaupun saat ini banyak anak muda yang menyukai hal-hal berbau politik, namun tidak semuanya dapat menjalankan kisah perjuangannya.

Nilai kepahlawanan sebenarnya bersifat abstrak. Kita atau siapapun tidak dapat menjelaskan jawaban yang benar karena memang sesungguhnya tidak ada jawaban benar ataupun salah. Baik atau buruknya nilai kepahlawanan adalah dengan cara bagaimana mereka bisa menyikapi nilai kepahlawanan itu sendiri. Acuh tak acuh merupakan sifat dominan yang mereka tunjukan. Pengetahuan mereka akan kepahlawanan hanya pada pahlawan nasional. Begitu banyak pahlawan daerah mereka hampir tidak mengetahuinya. Hanya karena kurangnya fasilitas pengetahuan akan hal tersebut menjadi alasan utama. (Developing education, 2016 : 529)

Banyak sifat kepahlawanan yang dapat teladani dalam kepahlawanan Muhammmad Husni Thamrin, misalnya sifat kepimpinan ketika Ia menjadi pemimin di politisi era Hindia Belanda. Lalu sikap cinta tanah air yang Ia buktikan dengan saran penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar resmi di sidang Volksraad. Serta usaha dalam memperbaiki kehidupan yang layak untuk rakyat Betawi.

Sikap kepahlawanan ini masih bisa kita terapkan saat ini, seperti kepemimpinan yang kita latih dalam suatu organisasi misalnya mengikuti OSIS di sekolah. Ada juga sikap cinta tanah air yaitu mencoba mengenalkan sejarah kita dan menjaga dengan melalui sosialisasi di media sosial. Selain itu dengan menjadikan kisah Muhammad Husni Thamrin sebagai pengembangan materi disekolah, yang dapat mengasah pola pikir generasi saat ini tentang makna sebuah nilai kepahlawanan dan dapat menerapkannnya dalam kehidupan sehari-hari.

Adanya penerapan pemikiran dan sikap Muhammad Husni Thamrin kepada Generasi Z dapat membantu membuka persepsi para Generasi Z dalam memperbaiki serta meneruskan sistem perpolitikan di Indonesia menjadi lebih baik, serta membuat perjuangan ini semakin nyata terlihat dampaknya baik pada saat ini ataupun masa yang akan datang serta dapat membuka lebar akses perpolitikan Indonesia hingga ke mancanegara.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image