Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dicky Mulya Ramadhani

IMM Menyongsong Era Disrupsi dimasa Pandemi

Eduaksi | 2021-06-18 03:27:13
Poto Pribadi

Oleh: Dicky Mulya Ramadhani

Mahasiswa Administrasi Publik FISIP UMJ, Kader IMM FISIP UMJ.

Kelahiran IMM menjadi momentum awal bersemainya majelis-majelis mahasiswa yang sejalan dengan cita-cita Muhammadiyah. Kesatuan pandangan dan cita-cita membuat majelis ini bersatu padu untuk membangun peradaban Mahasiswa yang tidak hanya berkonsentrasi dalam akademik namun juga mampu melakukan pergerakan dikalangan mahasiswa inilah entitas asli mahasiswa, dari sinilah lahir sosok penting dilangan mahasiswa Muhammadiyah yaitu, Kanda Djasman Alkindi, Kanda Rosyad Saleh, Kanda Sudibyo Markus, dan Kanda Amin Rais. Mereka berhasil memperlihatkan kepada seluruh kader ikatan tentang capain dan puncak kebangkitan mahasiswa Muhamamdiyah pada masanya, sehingga mampu melakukan perubahan besar dalam Gerakan mahasiswa Indonesia.

Kelahirannya memang tidak bisa dipisahkan dengan ‘illat nya yang merupakan unsur penting dalam kelahirannya, Faktor internal dari mahasiswa Muhammadiyah maupun dorongan yang sangat besar dari pada kalangan aktivis lain untuk segera membentuk organisasi dikalangan mahasiwa Muhammadiyah. Dengan berbagai pertimbangan dan masukan dari pada Muhammadiyah untuk segera merespon desakan mahasiswa tersebut, akhirnya pada tanggal 14 Maret 1964 lahirlah ‘Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah” dengan semboyan “Anggun dalam Moral, Unggul dalam intelektual”

Moment bersejarah lahirnya tangkai dari akar Muhammadiyah menjadi salah satu isyarah penting yang menunjukkan bahwa hadirnya IMM untuk melanjutkan dawah amar ma’ruh nahi munkar dilevel mahasiswa dan masyarakat, artinya misi dari pada IMM adalah sebagai upaya kongkrit yang dilakukan untuk mengembalikan kebenaran mutlak dari pada mahasiswa yang tetap berpegang teguh terhadap agama.

Seluruh aktivitas yang dilakukan oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah semata-mata untuk kelanjutan dakwah Muhammadiyah, tanggung jawab yang begitu berat ini dibebani oleh Muhammadiyah sebagai pondasi dalam pelaksanaan realiasasi yang dilakukan oleh IMM, tapi apakah mungkin pelaksanaan yang dilakukan oleh IMM tidak pernah bersebrangan dengan Muhammadiyah, inilah tanda tanya besar model berfikir mahasiswa Muhammadiyah saat ini.

Potret IMM Masa kini

Potret Gerakan dari kalangan mahasiswa ditahun tahun ini memang banyak sekali memberikan luka yang dalam bagi negara dan masyarakat, banyak sekali Gerakan mahasiswa yang tidak lagi murni dalam melakukan pergerakan adanya factor luar yang biasa disebut sebagai gerakan bertuan, inilah pergerakan mahasiswa yang sangat memprihatinkan di tingkat local dan dalam panggung nasional.

IMM adalah organisasi mahasiswa yang terdaftar dalam organisasi kepemudaan (OKP) dan diakui oleh negara dalam melakukan pergerakannya serta wujud nyata pengabdiannya terhadap masyarakat. Organisasi ini merupakan organ resmi dikalangan mahasiswa untuk melakukan perubahan dan pergerakan yang inovatif sehingga berdampak kepada kemajuan mahasiswa.

Jika menyoroti eksistensi IMM hari ini banyak sekali belum sepenuhnya berpihak terhadap mahasiswa dan masyarakat, banyak sekali praktek atau Gerakan yang dilakukannya hanya berorientasi terhadap kepentingan jangka pendek saja yang mungkin bisa diartikan untuk kebutuhan kekuasaan dan eksisistensi pribadi, hal ini di tunjukkan dengan lemahnya perkederan dalam tubuh ikatan, kaderisasi yang dilakukan hanya untuk menjadikan kader berkuasa baik ditingkat paling rendah sampai level nasional mulai dari tingkat komisariat sampai ditingkat pusat.

Eksistensi mahasiswa Muhammadiyah (IMM) hari ini dapat dikatakan belum menggembirakan, banyak sekali celah yang merusak dan menggerogoti IMM itu sendiri secara internal, ditemukannya problem-problem yang muncul dan dengan dengan banyaknya orientasi kader ikatan tidak lagi sesuai dengan AD/ART Ikatan menjadi bukti bahwa IMM harus segera melakukan reposisi Gerakan sebagai Langkah kongkrit mengembalikan kepada jalannya perjuangan ikatan.

Kritik dan Arah Kebangkitan IMM

Ada dua hal yang perlu disoroti dalam kebangkitkan ikatan mahasiswa Muhammadiyah pertama, kemampuan kader ikatan dalam mengelola kondisi dan keadaan yang dihadapi, banyak sekali kader mahasiswa Muhammadiyah tidak paham tentang makna sesungguhnya dalam memahami nilai-nilai agung dalam tataran realitas atau kondisi yang sebenarnya, Kaderisasi tidak akan berjalan tanpa substansi yang utuh dan akan hanya menjadi slogan. Padahal inti sebenarnya kader adalah kemampuan jernih membaca situasi dan memiliki visi yang jauh kedepan melampau alur logika yang digunakan. Menurut eko prasetio, bahwa kualitas kader akan mempermudah Gerakan.

Pekederan menjadi salah satu tugas yang menentukan bergeraknya suatu Gerakan. Kader ibarat pasukan perang yang disiapkan untuk menghadapi untuk menghadapi lawan serta tantangan di depan dengan bekal alat tempur yang berupa pengetahuan serta kesadaran akan arti perjuangan atas kemanusiaan serta atas dasar kehendak ilahi

Kedua, tantangan zaman yang menuntut kader ikatan untuk terus melajutkan perjuangan, memberikan solusi bagi bangsa dan umat dengan tetap berpegang teguh kepada model percerahan peradan dan nilai nilai dasar kemanusiaan.

Dengan pendekatan dua hal tersebut, tentu akan menjadikan kader ikatan terus membuat karya agung untuk kemajuan Muhammadiyah itu sendiri dan yang paling penting juga sebagai tanggung jawab terhadap bangsa dan negara, artinya realisasi yang dalam pelaksanaan ikatan harus berpegang teguh terhadap kemajuan masyarakat.

IMM Menyongsong Era Disrupsi dimasa Pandemi

Istilah disrupsi mungkin hal jarang di dengar dalam kalangan umum, tapi ternyata erupsi sudah jauh diungkap oleh guru besar Harvard Business School, Clayton M, Christensen tentang “ Innovator Dilemma” tahu 1997. Buku ini berisi tentang persaingan dalam dunia bisnis, menurutnya erupsi tidak hanya perubahan skala kecil tapi jauh merubah tatanan. Dalam beberapa tahun ini ternyata disrupsi sudah masuk dalam wilayah digitalisasi di tandai dengan kehadiran media online, padahal media online pada awalnya mengambil pasar bawah dengan menawarkan kecepatan tapi ternyata digital sudah masuk dalam pasar yang atas. Disrupsi dgital membawa konsekuensi pada cara pendekatan baru, hal ini karena lanskap dan gaya baru masyarakat banyak berubah.

Ledakan besar yang terjadi atau sedang terjadi ini akan menjadi perubahan besar bagi umat di dunia yang tidak hanya Eropa tapi juga Kawasan Asia termasuk Indonesia, banyak hal yang kan berubahan pada kehahadiran tersebut, mulau dari perilaku sosial termasuk budaya agama akan mengalami perubahan yang berbeda pada sebelumnya.

IMM sebagai organisasi mahasiswa yang sangat kental melakukan interaksi dengan dunia digital dapat menjadi objek digital dan besar kemungkinan akan menjadi subjek digital, artinya bukan tidak mungkin bahwa disrupsi sudah masuk dikalangan tubuh mahasiswa, sehingga banyak sekali mahasiswa hari ini lupa akan jati dirinya sebagai mahasiswa, yang artinya akan lupa terhadap tanggung jawab ikatan. Dalam hal ini Adaptasi kader terhadap kebiasaan baru dimasa disrupsi dan pandemi ini menjadi cara yang paling bisa dilakukan dalam rangka konsistensi dan kontinuisitas pergerakan ikatan, artinya IMM di tuntut aktif melakukan kolaborator dengan masyarakat dengan menjaga keadilan masyarakat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image