4 Tip Anti Boncos dan Bokek Sehabis Lebaran
Eduaksi | 2022-04-26 11:17:40Hiruk-pikuk dan denyut libur Lebaran sudah mulai terasa. Orang-orang sudah bersiap mudik. Namun di tengah geliat Lebaran ini, ada kondisi yang harus tetap terjaga yakni terkait kondisi dan kesehatan keuangan.
Ingat, bokek habis Lebaran itu bukan sekadar wacana. Banyak orang yang selama Lebaran tidak bisa mengelola keuangannya dengan baik. Tragisnya, beberapa orang justru terpaksa utang untuk memenuhi kebutuhan usai Lebaran.
Gaji bulanan dan Tunjangan Hari Raya (THR) yang sudah di tangan tak menjadi jaminan keuangan bakal sehat-sehat saja hingga Lebaran usai. Nah, dihadapkan pada fakta tersebut, berikut ini 4 tip bijak biar duit tidak boncos seharis Lebaran.
1. Beli Kebutuhan Lebaran Sedikit Lebih Mahal
Uang THR kerap membuat kita terlena sehingga gampang menjadi kompromis, meski telah ada planning keuangan yang jelas. Kompromi bisa bermula dari keinginan yang dipicu godaan eksternal, semisal terkait tren fashion yang terus berubah tiap saat. Seseorang gampang tergoda "membeli tren" untuk perayaan Hari Raya Idul Fitri. Akhirnya, kompromi pun terjadi dengan mengeluarkan budget untuk baju baru yang sedikit lebih mahal.
Kompromi dalam keputusan tak jarang disertai dengan pembenaran atau pembelaan diri seperti terungkap dalam ungkapan "hanya sedikit lebih mahal". Masalahnya, keinginan-keinginan yang biasanya spontan ini kalau tidak dikelola dengan baik berpotensi mengacaukan keuangan karena pos lain juga akan terimbas.
Tak melulu terkait tren fashion, jelang Lebaran ada banyak sekali keinginan yang berseliweran di kepala karena merasa aman terdukung uang THR. Oleh sebab itu, ada baiknya sebelum tergoda lebih jauh, misalkan soal baju, lihat lah ke lemari baju. Baju lama saja mungkin masih bagus.
2. Batasi Pengeluaran Selama di Kampung Halaman
Bagi para pekerja yang mudik ke kampung halaman kerap tak memikirkan pengeluaran-pengeluaran selama di kampung halaman. Banyak yang berpikir karena di rumah maka nggak bakal keluarin duit lebih banyak. Ini anggapan yang salah.
Kasih uang angpao atau salam tempel pada ponakan mungkin sudah disiapkan, tapi kalau ditodong untuk traktir mereka dan jalan-jalan rekreasi dengan keluarga kerap tak terpikirkan. Padahal, pengeluaran untuk pos ini sudah pasti tidak sedikit.
Tidak mampu menolak karena tidak enak atau gengsi tak jarang menjadi latar belakangnya. Oleh sebab itu, penting untuk menyiapkan dana taktis untuk memenuhi pengeluaran tak terduga seperti ini. Namu kalau ternyata memang duit menipis, tak perlu gengsi bilang "lagi enggak ada duitnya”.
3. Oleh-oleh dari Kampung Halaman Secukupnya saja
Ada kesan bahwa oleh-oleh atau buah tangan dari kampung halaman wajib dibawa. Rasanya tidak afdol bila kepulangan dari kampung halaman ke perantauan tidak ada buah tangan untuk orang-orang terdekat, entah di tempat kerja atau tetangga dekat. Banyak dari kita tak mau mengecewakan kolega serta rekan-rekan di kantor yang berharap dibawain oleh-oleh.
Masalahnya, budget oleh-oleh ini biasanya tidak disiapkan dengan baik karena ketidaksanggupan menentukan alokasi duitnya. Karena tak disiapkan dengan baik, tahu-tahu ketika sudah di depan kasir, duit yang harus dibayarkan tidak sedikit besar.
4. Abaikan Tabungan untuk Kebutuhan Sehabis Lebaran
Saking pedenya dengan bekingan THR jelang Lebaran, seringkali membuat kita lupa menyisihkan gaji bulanan dan THR untuk kebutuhan-kebutuhan usai Lebaran hingga menerima gaji pertama. So, menyisihkan gaji ini wajib hukumnya karena seusai Lebaran hingga gajian itu masih ada kehidupan yang membutuhkan pendanaan.
Tabungan pun perlu dipilih model tabungan modern yang benar-benar menguntungkan, semisal tabungan online reksa dana. Tabungan online reksa dana memberikan imbal hasil (return) lebih tinggi dibanding tabungan konvensional dan deposito serta mudah dicairkan.
Tabungan reksa dana sangat likuid sehingga bisa diambil dan digunakan kapan saja. Nabung reksa dana saat ini sudah sangat mudah secara online, semisal dengan aplikasi IPOTFund milik Indo Premier Sekuritas yang sudah teritegrasikan dalam aplikasi IPOT.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.