Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sitti Afifa

Pemikiran Ekonomi Islam Ibnu Taimiyah Yang Berpengaruh Pada Kehidupan Saat Ini

Agama | Friday, 04 Jun 2021, 12:04 WIB

Persoalan lain yang membelit kaum muslimin dan membawa mereka kedalam kondisi terpuruk adalah banyaknya aliran atau faham serta praktek tarekat-tarekat yang mengabaikan soal-soal urusan kemasyarakatan dan duniawi, dilihatnya sebagai pokok permasalahan yang membelenggu umat Islam, sehingga umat Islam pada saat itu terancam sebagai umat yang terpuruk di bawah kaki kekuatan-kekuatan non Islam.

Padahal misi kehadiran manusia dimuka bumi. adalah sebagai khalifah yang memikul amanah mulia mewujudkan kemakmuran, keadilan dan kebenaran di muka bumi.

Dengan analisanya, Ibnu Taimiyah berpandangan, bahwa terdapat ketimpangan yang sangat mendalam antara praktek keagamaan Islam yang seharusnya sebagaimana disebutkan dalam Al Qurâ an maupun dalam hadits Nabi, dengan kenyataan yang ada di dunia empiris yang jauh dari tuntunan Al Qurâ an dan Sunnah Nabi saw.

Oleh karena itu, dari hasil analisa dan pengamatannya itu,ia beranggapan bahwa untuk mengembalikan kejayaan Islam, harus ditempuh jalan yang mampu menyelamatkan umat Islam, yakni harus kembali pada Al-Qurâ an dan Hadits.

Kondisi ini seperti ini mendorong Ibnu Taimiyah dengan gigih melancarkan anjuran dan propaganda agar umat Islam kembali kepada Al Qurâ an dan Hadis dan mencontoh praktek berislam sebagaimana telah dicontohkan para sahabat dan ulama salaf lainnya.

Ibnu Taimiyah menghendaki pemurnian kembali ajaran Islam, karena praktek dan penghayatan keagamaan yang dilakukan ummat Islam saat itu telah menyimpang jauh dari nilai-nilai Al Qurâ an dan Sunnah Nabi SAW.

Hal yang paling ditekankan Ibnu Taimiyah dalam gagasannya untuk memurnikan kembali ajaran Islam ialah agar umat Islam membuang jauh-jauh sifat fanatisme dan kejumudan, dan membuang sikap taklid buta serta menganjurkan umat Islam membuka pintu ijtihad. Ia juga menganjurkan agar umat Islam tidak ragu-ragu mengamalkan amal maâ ruf dan nahi mungkar guna memperbaiki kondisi sosial masyarakat yang carut marut.

Pribadi yang Cemerlang dengan Kehidupan yang Ajaib Telah cukup jamak prestasi beliau yang menjadi potret akan kualitas keilmuan beliau sebagai seorang ulama.

Semisal dalam usia yang amat belia (19 tahun) beliau sudah dipercayakan menjadi guru besar hadits di Damaskus menggantikan ayahnya yang baru saja meninggal dunia.

Tidak kita dapati lembar-lembar sejarah menertawakan beliau ahli dalam bidang ilmu tertentu saja. Kendali demikian, Ibnu Taimiyah paham betul penyakit umat kala itu, bahwa kemurnian akidah umat kian terancam ditengah derasnya kerancuan filsafat yang menyamar dan menyambar akidah Islam lewat teologi mu`tazilah, mistifikasi-mistifikasi yang mengaburkan akal sehat, serta tokoh-tokoh kebid`ahan dan kesyirikan yang menjamur.

Maka dari itu beliau berikhtiar dengan sungguh, berkonsentrasi secara fokus untuk melestarikan dan memagari kembali kemurnian aqidah umat. Ibnu Taimiyah adalah satu diantara tidak banyak tokoh yang diberikan kebencian berlebih terhadap segala varian modifikasi syariat (bidâ ah) terutama dalam akidah.

Bagi ibnu Taimiyah, keseluruhan varian modifiaksi syariat adalah asbab yang cukup logis dari degredasi umat islam, suatu hal yang patut untuk disegerakan penyelesaiannya. Meski ibnu Taimiyah diilhami kecemerlangan akal dan kemampuan nalar diatas rata-rata, dalam karya tulis beliau yang jamak tidak kita dapati bahwa beliau menempakkan akal pada hierarki puncak sebagai intrumen beragama dan memahami hakikat ilmu dalam islam. Prinsip beragama inilah yang kemudian kita kenal dengan istilah â manhaj salafâ , sebuah manhaj dan metode rabbani yang sepatutnya kita lestarikan kembali secara kolektif di kekinian. Prinsip yang direkomendasikan langsung oleh Rasulullah dalam sabdanya yang tidak asing: â Sebaik-baik generasi umatku adalah pada masaku (sahabat), kemudian orang-orang yang setelah mereka (Tabiâ in), lalu orang-orang yang setelah mereka (atbaâ ut Tabiâ in).â (Shahih Al-Bukhari, no. 3650).

Kepemipiman Ibnu Taimiyah yang Diwarisi Pemimpin Sampai Sekarang Beliau adalah sosok yang paripurna (dimasanya), dimana keperkasaan dan keberanian bertaut sedemikian rupa dengan ilmu dan pikiran yang cemerlang dalam dirinya. Beliau adalah salah satu dari sedikitnya manusia yang mewarisi ruh-ruh keberislaman salaf, dimana beliau sama sekali tidak membuat jurang pemisah antara ilmu dan amal. Ibnu taimiyah ialah muslim yang insaf, yang hasrat dunianya teramat rendah, dibanding dengan orientasi penghambaan diri kepada Allah yang teramat timggi menjulang ke langit. Pasca generasi terbaik, adalah suatu kelangkaan mendapati manusia-manusia yang berkumpul pada dirinya kualitas-kualitas keislaman yang jamak serta berjiwa jendral.

Meski bukan satu-satunya, ibnu taimiyah ialah salah satu dari sedikitnya yang mampu mepresentasikan secara sungguh semangat keberislaman Salaf. Ibnu taimiyah adalah sosok yang berkumpul padanya ilmu, amal, zuhud, waraâ , keberanian dan segala perilaku terpuji lainnya. Menurut Thomas Michel, karya Ibnu Taimiyah mencapai 500 buah judul, namun dari sejumlah itu sebagian tidak ditemukan lagi disebabkan oleh tantangan-tantangan hebat dari berbagai macam kelas ulama yang pernah menerima kritik pedas dari Ibnu Taimiyah. Selain itu juga oleh para penguasa yang terus-menerus menekan, sehingga yang sampai kepada kita 64 buah judul.

Thomas Michel menyimpulkan bahwa Ibnu Taimiyah termasuk dalam jajaran yang tokoh islam yang karyanya terbesar dan terluas. Al­Hafiz Ibnu Hajar berkata, walaupun begitu, Ibnu Taimiyah adalah seorang manusia yang bisa salah dan benar. Lebih lanjut beliau berpendapat bahwa pribadi Ibnu Taimiyah lebih bersinar dari pada matahari. Pemberian gelar Syaikhul Islam kepada beliau masih tetap abadi sampai sekarang dan gelar ini akan selalu abadi sampai masa yang akan datang.

Sebagaimana gelar itu telah abadi di masa silam. Umat ini sangat membutuhkan pribadi multidimensi seperti beliau,ber­ wawasan luas, visioner dan tak kenal menyerah. Beliau adalah pro­ totipe ulama pembaharu yang memiliki pemahaman Islam yang ori­ sinil dan mendalam. Ilmu dan amalnya senantiasa membawa mamfaat dan kemaslahatan bagi umat.

Dengan kepribadian yang menurut sementara orang eksentrik dan kontroversial, Ibnu Taimiyah adalah penulis yang sangat subur, dengan warisan karya tulis yang berjumlah ratusan dengan bahasa yang tegas, keras, kadang­kadang bombastis dan hiperbolik, sehingga banyak menarik sikap­sikap pro­kontra yang juga keras dari masyarakat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image