Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adis Setiawan

Bantuan Terkumpul, Sudah Sampai Sasaran, Tapi Dinyinyir

Agama | 2021-05-31 12:32:35
IBTimes.ID

Masih ada beberapa orang yang menanyakan, kemanakah perginya dana sumbangan ? Ada lagi yang mengatakan bahwa masyarakat Indonesia itu lugu-lugu sehingga gampang untuk di mintai sumbangan atas nama solidaritas agama.

Tak hanya itu, ada juga yang di nyinyir solidaritas ini hanya berlaku jika pelaku kekerasan dilakukan oleh non-Muslim. Akhirnya muncul pertanyaan-pertanyaan bagi mereka bahwa, siapa kelompok penggalang dana ? Di gunakan untuk apa sumbangan tersebut ? Siapa yang mengawasi sumbangan tersebut ? Apa betul sumbangan tersebut sampai ke Palestina ? Siapa dan kelompok apa yang menerima sumbangan tersebut ? Apakah betul sumbangan tersebut untuk kemanusiaan ?

Masih Aada juga yang mengatakan bahwa "Palestina itu tidak kekurangan sandang, pangan, dan papan karena sudah di jamin oleh PBB dari tahun 1949". Bahkan untuk gaji masyarakat di sana kalau di rupiahkan lebih besar dari pada gaji orang Indonesia.

Karena kejadian solidaritas ini di lakukan berulang-ulang seiring dengan terjadinya konflik maka hal-hal di atas yang di ragukan harus terjawab, walaupun tidak memuaskan karena jawaban tersebut bukan berasal dari kelompoknya.

Kita itu masih mental blok, kalau bukan ustad saya, kalau bukan aliran saya yang memberi tahu, maka tidak di terima. Bagi kaum yang ngaku lebih moderat kalau belum bisa membantu tak perlu pakai uang saja, pakai do’a itu juga penting. Atau memang tidak punya data soal pergerakan suatu ormas Islam sehingga langsung mencurigai.

Kemana Hasil Donasi untuk Palestina

Kemana perginya sumbangan untuk Palestina ? Kalau pertanyaan itu untuk Muhammadiyah maka saya jelaskan melalui Lazismu sudah melakukan pengumpulan donasi peduli kemanusiaan untuk Palestina dan beberapa hari yang lalu bantuan tersebut sudah sampai. Baca di situs Suara Muhammadiyah dengan jud "Akhirnya Bantuan Muhammadiyah Sampai kepada Rakyat Palestina" https://suaramuhammadiyah.id/2021/05/20/akhirnya-bantuan-muhammadiyah-sampai-kepada-rakyat-palestina/

Lho, katanya Dubes Palestina tidak pernah menerima bantuan, pernah ada video viral tentang hal itu. Memang, Muhammadiyah saat menyalurkan bantuan kemanusiaan tidak melalui Kedubes Palestina saja.

Seperti info dari dr. Corona dalam status Facebooknya beliau mengatakan bahwa "Alhamdulillah Muhammadiyah sudah terhubung langsung dengan Kementrian Kesehatan Palestina dan sudah tergabung dalam WAG Resmi Kementrian Kesehatan Palestina" bisa di lihat facebook dr. Corona https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10225781571873111&id=1446044152&ref=content_filter.

Hal itu agar bantuan tersalurkan dan tepat sasaran. Karena banyak rumor bantuan tak sampai, bantuan sampai tetapi salah sasaran. Malah ada yang menuduh disalah gunakan tidak sengaja mendanai teroris misalnya, dan ada pula bantuan hanya sebagai proyek dirinya sendiri.

Hal itu lebih dikuatkan lagi dengan berita di kanal suara Muhammadiyah dengan judul "Muhammadiyah Sudah Terhubung dengan Kemenkes Palestina." https://suaramuhammadiyah.id/2021/05/16/muhammadiyah-sudah-terhubung-dengan-kemenkes-palestina/

Jikalau ada yang tanya kemana donasi tersebut, maka dana bantuan itu murni untuk kemanusiaan jelas di foto dokumentasi Muhammadiyah mengirimkan ke RS untuk Kesehatan bagi para rakyat sipil anak-anak dan perempuan yang jadi korban agresi militer Karena memang terhubungnya dengan Kementrian Kesehatan Palestina. Bisa di lihat di kanal suara Muhammadiyah dengan judul "Akhirnya Bantuan Muhammadiyah Sampai kepada Rakyat Palestina" https://suaramuhammadiyah.id/2021/05/20/akhirnya-bantuan-muhammadiyah-sampai-kepada-rakyat-palestina/.

Bertempat di Shifa Hospital dan Jabalia Medical center di Gaza City. Di rumah sakit tersebut lebih dari 600 pasien penyintas kekejaman agresi militer Israel dirawat.

Relawan Lazismu di Gaza mendistribusikan 1000 paket makanan dan 300 paket alat medis di dua rumah sakit tersebut. Lazismu dan Muhammadiyah Aid bertekad untuk terus hadir membersamai rakyat Palestina di masa-masa kritis terutama bagi anak-anak dan perempuan yang menjadi pihak paling rentan dalam konflik ini.

Jadi, dana yang di kumpulkan Muhammadiyah bukan untuk mendanai perang atau untuk teroris. Seperti ada kabar bahwa donasi bukan untuk Palestina tapi justru salah target tidak sengaja mendanai teroris, walaupun tidak menuduh Muhammadiyah juga sih, tetapi serasa menuduh lembaga yang telah membuka bantuan untuk kemanusiaan.

Saya akan mulai menjawab satu persatu keraguan para buzzer tentang pengumpulan Donasi kemanusiaan. Data yang saya pakai adalah data Muhammadiyah tetapi saya bukan mewakili Muhammadiyah untuk klarifikasi. Apalagi bukan tipe Muhammadiyah berbuat baik di tuduh jelek terus dikit-dikit klarifikasi-klarifikasi, biasanya Muhammadiyah menjawabnya di buktikan dengan aksi nyata.

Kenapa saya menjawab dengan data Muhammadiyah, pertama karena saya simpatisan Muhammadiyah, kedua Muhammadiyah adalah organisasi tertib administrasi ada laporan pertanggung jawaban juga.

Benarkah Masyarakat Lugu Sehingga Mau Berdonasi

Kalau pertanyaan tersebut di ajukan ke warga Muhammadiyah jelas salah, yang saya ketahui warga Muhammadiyah itu kelebihan energi, dalam pengurusanya pun beda pandangan pun tak masalah dengan tingkat kordinasi diatasnya jelas ini bukan lugu karena tidak taklid buta begitu saja kepada ketokohan seseorang.

Memang, di Muhammadiyah ada teologi al Maun sebagai dalil dalam membantu dan juga sebagai ciri khusus gerakan sosial Muhammadiyah bukan hanya di baca saja, tetapi di praktekan dengan aksi nyata. Saya kira tidak berlebihan ketika menyebut warga Muhammadiyah sebagai orang yang sangat dermawan tanpa paksaan mau menyumbang apa pun itu asalkan baik berguna bagi agama bangsa dan Negara maupun untuk Muhammadiyahnya sendiri.

Berlomba-lomba dalam kebaikan ini yang menjadi semboyan Muhammadiyah, karena membantu itu perbuatan baik, maka tak salah bagi warga Muhammadiyah untuk ikut berdonasi yang di himpun oleh lembaga zakatnya—LazisMu.

Banyak berdiri sekolahan, rumah sakit, panti asuhan dll adalah dari hasil patungan warga Muhammadiyah sendiri secara kolektif kolegia. Bukan yang kaya bergerak sendiri membangun, yang maya dan kurang mampu pun sama-sama punya ghiroh patungan demi agamanya dan organisaainya untuk membantu kemajuan bangsa.

Solidaritas Donasi hanya berlaku untuk Muslim ?

Kalau pertanyaan tersebut di tujukan ke Muhammadiyah maka tak sesuai, Muhammadiyah membantu warga tidak pandang apa agamanya, semenjak ada kekosongan dari pemerintah maka Muhammadiyah mencoba melengkapi disitu kekosongan tersebut.

Misalnya, pembangunan Hunian bagi para Non-Muslim di kalimantan seperti yang pernah di lansir oleh Republika https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/qp526g320.

Dan juga banyak menerima mahasiswa atau murid non Muslim di sekolahan Muhammadiyah. Ingat dahulu Muhammadiyah membantu Filipina mengirim dokter akibat dari bencana angin topan. Filipina bukan hanya orang Muslim saja kan, semenjak itu untuk kemanusiaan dan juga Muhammadiyah bisa hadir dalam arti ada hubungan komunikasi maka pasti akan membantu.

Siapa Latar Belakang Kelompok Penggalang Donasi

Kalau pertanyaan itu untuk Muhammadiyah maka jelas melalui Lazismu, apa itu Lazismu suatu lembaga Amil zakat shodaqoh dan infaq yang berdiri dengan SK Mentri Agama jadi bukan kaleng-kaleng ya. Muhammadiyah sendiri lahir sebelum Indonnesia merdeka pada tahu 1912 berawal dari gerakkan sosial, masih meragukan karena minim informasi ? nah tulisan seperti ini berguna karena minimnya informasi tersebut—muhammadiyah tidak berkoar-koar untuk kebaikan.

Kader Muhammadiyah sesuai bidangnya telah menjalankan dengan baik amanahnya, misalnya, hubungan luar negeri adalah salah satu bidang organisasi Muhammadiyah telah mampu untuk langsung menghubungi Kementrian Kesehatan Palestina sehingga bantuan tepat sasaran.

Bidang relawan juga tak tanggung tanggung, kalau masih ragu lebih baik pulang. Berangkat mambantu dengan bendera Muhammadiyah dan Bangsa meninggalkan anak istri demi manjadi relawan—bukan jihad untuk perang—tetapi jihad untuk kemanusiaan ketika ada bencana.

Siapa yang mengawasi sumbangan

Kalau pertanyaan itu untuk Muhammadiyah. Jelas, kalau di Muhammadiyah, waduh saya jadi bicara administrasi organisasi nih sok ngajari. Kita dari awal ya pelan-pelan Kala itu sebelum Indonesia merdeka Muhammadiyah sudah berdiri mendapatkan izin dari pemerintah Hindia Belanda, setelah Indonesia merdeka mendapat izin dari pemerintah Indonesia artinya negara yang mengawasi, tidak lain juga antar warga Muhammadiyah dan pengurus saling mengawasi dalam berorganisasi itu sudah jadi ciri khas berorganisasi Muhammadiyah, okelah jawaban ini tidak kuat.

Lazismu jelas berdiri di beri SK oleh Kementrian agama harusnya mentri agama yang awasi, karena lembaga amil maka juga di audit oleh Baznas milik negara pancasila ini, setiap tahun ada auditnya layak enggak jadi amil. Bisa dilihat situs suara Muhammadiyah dengan judul "Lazismu Terima Penghargaan Baznas Award" https://suaramuhammadiyah.id/2020/12/16/lazismu-terima-penghargaan-baznas-award/

Lazismu juga menyabet penghargaan sebagai LAZNAS dengan laporan tahunan terbaik pada Baznas Award 2019. Pada tahun 2018, Lazismu mendapatkan penghargaan Baznas Award dengan kategori pertumbuhan penghimpunan terbaik nasional.

Jadi bukan kaleng-kaleng ormas Islam yang satu ini, semoga ini bukan bagian dari pada kesombongan menurut saya tak salah apabila menyebut Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terkaya di dunia dengan amal usahanya (Universitas, Sekolah, RS, Panti, dll).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image