Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adam Kusuma

Plato Membagi Jiwa Manusia menjadi 4? Konsep Jiwa Menurut Plato.

Eduaksi | Saturday, 29 May 2021, 17:57 WIB

Manusia, akal & berfikir ialah suatu kesatuan dari konsep manusia. Manusia ialah konsep manusia secara keseluruhan mencakup jiwa, raga, akal, berfikir. Akal pada konsep manusia bisa ditempatkan pada kepala dan sebagai pusat pengendali tubuh dan jiwa manusia. Sedangkan berfikir ialah suatu kegiatan yang dilakukan oleh otak untuk memproses informasi yang diterima dari luar maupun dari dalam. Seorang filsuf pada abad 4 sebelum masehi bernama PLATO, menjabarkan konsep manusia yang ia bagi menjadi 4, yaitu ephitumia, thumoz, logostikon & eros. Ephitumia ialah nafsu rendah yang berarti segala sesuatu yang dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik, seperti makan minum & nafsu.yang kedua ada thumoz, thumoz ialah nafsu tinggi yang berarti segala sesuatu yang dilakukan manusia hanya untuk eksistensi, harga diri, dipandang, status sosial DLL. Seperti halnya seseorang yang ingin makan makanan mewah, walaupun sebenernya ia sedang tidak lapar atau sudah kenyang. Tetapi ia hanya ingin terlihat seperti orang kaya yang memfoto makanan mewah tersebut dan menguploadnya ke instagran Facebook dan media sosial lainnya.lalu yang ketiga ada logostikon, yaitu akal. Akal merupakan pusat yang mengendalikan kedua bagian bagian tersebut. Logostikon ialah bagian yang paling rasional dari semua bagian dari konsep manusianya PLATO. Akal-lah yang bekerja yang bisa menghasilkan kebijaksanaan, yang bisa membedakan baik dan buruk, dan juga yang bisa membedakan mana yang hal yang rasional dan tidak rasional Dan sebagainya. Yang ke empat ada eros, eros ialah sisi tidak rasional dari logostikon yang rasional. Eros akan bekerja menggantikan logostikon ketika logostikon hilang kendali karena suatu masalah, atau pun bisa dengan sengaja kita pakai untuk berfikir tidak rasional. Secara sederhana, eros ialah alternatif dari logostikon atau akal yang bisa kita gunakan ketika memecahkan suatu hal yang tidak rasionanal dan logis. Seperti halnya mengobati orang yang kesurupan, berfikir tentang hal hal yang berbau spiritual Dan sebagainya.

Konsep jiwa plato ini jika kita analogikan kepada tubuh manusia, bisa kita anggap ephitumia itu dari perut kebawah. Thumoz dari perut sampai leher, logostikon dari leher sampai kepala dan eros ialah sebagai sisi lain dari logostikon. Plato juga menganalogikan sebagai kereta delman bersayap dengan 2 kuda. Dimana ephitumia sebagai kuda hitam, thumoz sebagai kuda putih, logostikon sebagai pengendaranya, dan eros sebagai sayap dari delman tersebut. Berfikir pada hakikatnya ialah memproses informasi, bisa diibaratkan berfikir itu sebagai suatu kegiatan dan akal sebagai alatnya.

Adam Kusuma

Mahasiswa Administrasi publik, FISIP UMJ

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image