Dasar dasar Aksiologi yang harus kamu tahu Sebagai Cabang Ilmu Filsafat
Eduaksi | 2021-05-28 16:38:54Aksiologi merupakan cabang filsafat yang khusus membahas tentang nilai, manfaat, moral, etika keindahan atau estetika. Secara etimologi aksiologi berasal dari kata axion dan logos berasal dari bahasa Yunani. Axion yang berarti nilai dan logos berarti ilmu. Axion secara sederhana dapat diartikan sebagai hakikat nilai, manfaat dari segala sesuatu, keindahan atau bisa disebut estetika, moralitas. sedangkan logos dapat diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis.
Aksiologi juga memiliki dua cabang yaitu etika dan estetika. Etika secara sederhana membahas tentang perilaku manusia, moralitas, ukuran baik dan buruk, kebahagiaan, keadilan. sedangkan estetika secara sederhana membahas tentang keindahan, ukuran keindahan, apakah seni bagian dari estetika dan juga kebahagiaan.
Etika pun dibagi kembali dalam dua bagian yaitu Etika deskriptif dan etika normatis. Etika deskriptif membahas tentang tindakan apa yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan, moralitas sebagai aturan yang digunakan untuk membatasi perilaku, tindakan manusia. Intinya Etika deskriptif ini membahas tentang penilaian perilaku yang dianggap baik atau buruk. Sedangkan estetika normatif membahas tentang penilaian tindakan baik atau buruk itu dapat dikritisi, Apakah aturan moral itu sudah benar atau belum, Apakah aturan moral itu relevan untuk diterapkan ke kelompok sosial atau masyarakat tertentu itu. Sedangkan estetika secara khusus membahas tentang keindahan Apakah tindakan tersebut bisa membuat kita senang atau sebaliknya. Apakah sebuah tindakan tersebut memiliki manfaat tertentu, Apakah sebuah mobil itu memiliki nilai guna manfaat, dan apakah sebuah mobil itu dapat memberikan kesenangan dan sebagainya.
Etika juga memiliki aliran-aliran tentang filsafat kemoralan, yaitu deontologi dan utilitarianisme. Menurut Immanuel kant, deontologi ialah sebuah aliran yang berpandangan bahwa perilaku atau tindakan manusia harus sesuai dengan aturan norma yang berlaku saat itu. Contohnya orang yang paling jujur sekalipun harus tetap menaati aturan moral pada saat itu. Meskipun ia sedang mengalami Dilema yang di mana ya harus memilih antara harus jujur tetapi ia harus menerima konsekuensi yang diambilnya atau harus berbohong demi kebaikan nya sendiri. Dan utulitarianisme ialah sebuah aliran yang berpandangan bahwa perilaku atau tindakan manusia yang diambil harus memikirkan konsekuensi yang diterimanya. Contoh dari utilitarianisme dan deontologi ialah di mana ketika ada lampu merah dan rambu-rambu menunjukkan warna merah dan keadaan saat itu sedang Malam Sepi dan tidak ada petugas atau polisi. Orang dengan pemikiran deontologi akan tetap mengikuti aturan yang berlaku. sedangkan orang dengan utilitarianisme akan tetap melanjutkan perjalanannya tanpa mempedulikan rambu-rambu tersebut. karena dianggap tujuan dari dibentuknya lampu merah ialah untuk menertiban kendaraan supaya agar tidak terjadi kecelakaan.
Sedangkan estetika lebih membahas tentang keindahan, keindahan yang dimaksud ialah sesuatu tindakan yang harus dapat menghasilkan kenikmatan atau kebahagiaan. Seperti apakah ketika kita berbuat baik dan memberikan kita kenikmatan atau kebahagiaan. Apakah dengan kita memperoleh sesuatu yang diinginkan dapat membuat kita bahagia, Apakah dengan menciptakan alat tertentu dapat membuat kita bahagia, Apakah puisi musik dan lukisan dapat memberikan kenikmatan atau kebahagiaan. Kebahagiaan menurut filsuf dan nama Plato atau lebih tepatnya ialah konsep manusia menurut Plato. Plato membaginya menjadi empat bagian, yaitu epithumia, thumoz, logostikon dan Eros. Epithumia ialah nafsu rendah yang dapat diartikan seperti nafsu yang hanya dalam lingkup makan minum tidur dan seks. Inti dari epithumia ialah segala jenis kegiatan hanya untuk mengisi kebutuhan fisik. Lalu ada thumoz ialah nafsu tinggi yang dapat diartikan sebagai harga diri status dan ego. Inti dari Thumoz ialah ke dalam jenis kegiatan hanya untuk mendapatkan pengakuan dan status sosial. Lalu ada logostikon ialah pusat pengendali dari jiwa dan raga dan juga menjadi pusat pengendali epithumia dan thumoz. Dan satu lagi eros ialah sisi lain dari logostikon yang di mana logostikon mengendalikan jiwa dengan akal sedangkan Eros mengendalikan jiwa dengan hati. atau secara sederhana Eros ialah Sisi irasional dari logostikon yang rasional. Jadi menurut Plato kebahagiaan ialah ketika 4 bagian itu berfungsi sesuai proporsinya masing-masing.
Kesimpulannya ialah aksiologi merupakan ilmu yang mencakup moral perilaku tindakan manusia keindahan kebahagiaan penilaian tentang baik dan buruk kenikmatan hakikat nilai atau manfaat eudhemia, arete, autarchia, teleologi (tujuan hidup) DLL.
Adam Kusuma
Mahasiswa Administrasi Publik, FISIP UMJ
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.