Pelajar Keren Penghafal Qur’an
Eduaksi | 2022-04-23 08:49:51SMAIT Tunas Bangsa Kota Depok mengakhiri gelaran Pesantren Ramadan 1443 H dengan puncak acara seremoni dan pembagian reward peserta Murokaz Qur’an pada Jum’at (22/04/2022). Dalam acara ini hadir tokoh spesial sebagai keynote speaker yaitu Wakil Wali Kota Depok, Bapak Ir. H. Imam Budi Hartono. Hadir juga mendampingi beliau pejabat wilayah setempat yaitu Bapak Camat Cilodong dan Bapak Lurah Kalimulya.
Wakil Wali Kota Depok mengapresiasi kegiatan Murokaz Qur’an ini dan memotivasi siswa untuk giat belajar dan menghafal Al-Qur’an. Dalam ceramahnya, Beliau mengatakan tidak ada sesuatu yang susah jika giat belajar, itu kuncinya. Selanjutnya beliau mengatakan anak muda yang rajin ibadah, sering ke masjid, sering baca Qur’an itu sesuatu banget. karena pemuda adalah pemimpin di masa yang akan datang.
Beliau melanjutkan bahwa orang yang menghafal Al-Qur’an tidak akan rugi dan akan mendapat dua, yang pertama kebahagiaan akhirat dan juga kebahagiaan dunia. Beliau mencontohkan anak SMA kelas 3 pesantren. Waktu itu pesantrennya mewajibkan siswa kalo lulus 30 juz, sedangkan dia baru hafal 20 juz. Dia harus 10 juz lagi dalam waktu satu semester terakhir. Dia juga mau masuk perguruan tinggi negeri (PTN). Anak SMA tersebut dihadapkan pada dua pilihan antara menyelesaikan hafalan 30 juz atau belajar untuk persiapan masuk PTN. Santri tersebut memilih menyelesaikan hafalan Al-Qur’annya. Dan sekarang banyak PTN yang bisa masuk undangan para Hafidz. Santri tersebut bisa masuk fakultas kedokteran salah satu PTN. Luar biasa, Al-Qur’annya dapat 30 juz dan universitas negerinya juga dia dapat tanpa di tes.
Pak Imam (Pak Wawakot biasa dipanggil) juga menjelaskan ada tiga tipe anak muda yang perlu diketahui. Yang pertama anak muda pesimis, dan jangan sampai para siswa masuk ke tipe ini. Wakil wali kota yang jebolan Universitas Indonesia ini memotivasi agar siswa tidak boleh pesimis karena latar belakang ekonomi yang tidak mampu. Contohnya beliau sendiri anak kelima dari tujuh bersaudara yang ayahnya seorang supir taksi dan rumahnya ngontrak. Saat itu tidak kebayang bisa masuk UI, namun beliau mempersiapkan bisa masuk UI dan terbukti bisa dan sekarang jadi wakil wali kota.
Beliau juga mengatakan jangan dijadikan alasan jika sekarang siswa di rangking terakhir merasa tidak bisa masuk PTN. Jangan mau kalah dengan temannya yang ranking satu, dua, tiga. Kalian kebut, kejar, mereka bisa kalah. Bukan soal IQ, tapi soal ketekunan karena ketekunan, kerajinan akan mengalahkan kecerdasan. Kalo cerdas tapi malas, ga belajar, tidak bakalan berprestasi pungkasnya.
Yang kedua tipe anak muda apa adanya. Hidupnya mengikuti seperti air mengalir, kalo ke kanan ya ke kanan, kalo ke kiri ya ke kiri. Mindset tersebut harus dirubah, jangan mengikuti keadaan, jangan ngikutin orang lain, jangan ikutin teman yang mempengaruhi kita tidak berbuat semaksimal mungkin. Kita harus kuat berniat, berazam, untuk bisa menjadi yang terbaik. Dengan fasilitas yang dimiliki sekarang harus menjadi siswa yang keren. Disiapkan jadi dokter siap, disiapkan jadi wali kota siap, jadi menteri siap, jangan cukup dengan kondisi yang ada.
Yang ketiga tipe anak muda yang agresif, menginginkan sesuatu apa yang diharapkan dari dirinya. Misalkan ingin jadi Youtuber, bagaimana buat konten yang bagus maka berusaha terus. Jika para siswa ingin mencapai cita-cita maka harus kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, termasuk kerja tuntas harus dilakukan. Terakhir beliau berpesan bahwa kita semua bisa jadi orang sukses.
Sekolah berharap dari kegiatan yang dilakukan selama Ramadan dan khususnya kegiatan Murokaz Qur’an ini siswa terbiasa tilawah Al-Qur’an dan meningkatkan tilawahnya dalam keseharian, terus berusaha memahami, mengamalkan dan menambah hafalan untuk kesuksesan di dunia dan akhirat. Dan tentunya kalian para pelajar yang menghafal Al-Qur’an adalah pelajar yang keren.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.