Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hilma Halimah

Kekuatan Besar di Balik Merger Bank Syariah Indonesia

Info Terkini | Tuesday, 25 May 2021, 20:08 WIB
Perbankan Syariah via blogspot.com

Perkembangan Bank Syariah di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Perkembangan ini merupakan kesempatan emas bagi Indonesia yang merupakan negara muslim terbesar di dunia untuk berperan besar dalam membangun perbankan syariah di dunia. Perkembangan tersebut ditandai dengan peresmian merger tiga bank syariah yakni BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah menjadi satu yakni Bank Syariah Indonesia. Hal tersebut menjadi tonggak sejarah baru bagi bangsa ini. Dengan penyatuan bank syariah tersebut, Indonesia ditargetkan menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah.

Selama ini, ketiga bank syariah yaitu BRIS, BSM, dan BNI syariah selalu bersaing dengan sesama bank syariah dan bank konvensional. Dengan adanya penggabungan ketiga bank syariah tersebut, persaingan berubah menjadi kerjasama dengan tujuan yang sama. Selain itu, kemungkinan besar bank konvensional akan terkalahkan di masa depan. Hal ini dikarenakan bank syariah pada prakteknya tidak hanya diperuntukkan bagi kalangan muslim, tetapai non muslim pun berhak melakukan kegiatan finansial dengan menggunakan jasa bank syariah.

Pengetahuan tentang bank syariah kurang diketahui oleh masyarakat luas. Isu literasi dan persepsi terhadap bank syariah masih menjadi kendala utama di Indonesia. Literasi keuangan nasional berada di kisaran 38-39%. Sementara itu, literasi keuangan syariah nasional baru berada di kisaran 8-9%. Beberapa orang juga masih menganggap bahwa bank syariah dan konvensional sama saja. Padahal, akad yang dijalankan diantara keduanya jelas berbeda. Edukasi tentang perbankan syariah sangatlah diperlukan agar masyarakat dapat memahaminya dengan baik.

Dengan adanya gebrakan baru di dalam bank syariah Indonesia, yaitu merger, diharapkan masyarakat bisa lebih melek akan bank syariah. Mereka harus sadar bahwa pengaruh merger terhadap perkembangan ekonomi syariah akan memberikan dampak positif yang sangat positif. Hal ini terjadi karena entitas baru itu akan memiliki modal besar untuk bergerak menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan kesadaran-kesadaran tersebut, masyarakat akan termotivasi untuk ikut berperan mencapai tujuan positif bank syariah Indonesia.

Dampak-dampak positif yang dihasilkan dari adanya merger bank syariah di Indonesia diantaranya ialah dapat secara kuat berkontribusi pada pembiayaan infrastruktur, memperluas pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), adanya perluasan jangkauan jaringan kantor dan layanan digital yang lebih andal untuk menjangkau pasar yang lebih luas, serta ukuran aset bank syariah menjadi lebih besar, sehingga dari sisi permodalan dan efisiensi dapat ditingkatkan.

Dilansir dari bisnis.com, Kementerian BUMN menargetkan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) dapat masuk menjadi 10 besar bank syariah di dunia. Saat ini, BRIS memiliki aset mencapai Rp240 triliun, menempatkan diri pada posisi bank dengan aset terbesar di posisi ke-7 di Indonesia. Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan entitas hasil merger bank syariah BUMN yakni BRIS dapat menjadi salah satu dalam 10 besar bank syariah di dunia. Pasalnya, Indonesia dengan negara penduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi pasar syariah dan bisnis halal yang besar. "Keberadaan BRIS diharapkan bisa mengembangkan industri halal di dalam dan luar negeri. Hasil merger ini juga menghasilkan aset Rp240 triliun atau setara US$16,78 miliar asetnya lebih dan bisa masuk dalam jajaran 10 bank syariah terbesar di dunia," jelasnya dalam diskusi virtual ISEI Jakarta, Rabu (17/3/2021).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image