Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nurwinda Latifah Hanum

Pentingnya Tabungan Haji Untuk Generasi Millennial

Eduaksi | Tuesday, 25 May 2021, 06:51 WIB

Generasi millennial saat ini perlu melek tentang tabungan haji. Pertambahan pendaftar setiap tahun dan kuota yang tetap, menyebabkan masa tunggu semakin panjang. Terlebih hampir dua tahun masa pandemi seperti sekarang ini menambah panjang masa tunggu. Perlu niat ibadah dan usaha untuk mulai sedikit demi sedikit menabung untuk beribadah haji. Sebagai seorang ibu millennial , Aku harus pintar-pintar mempersiapkan tabungan untuk beribadah haji keluarga. Tabungan haji telah kami persiapkan sejak awal pernikahan untuk mencapai tujuan aku dan suami beribadah haji.

Tabungan haji adalah simpanan atau tabungan yang digunakan untuk mempersiapkan dana perjalanan ibadah haji. Prinsip tabungan haji yang biasa diterapkan adalah akad mudharabah mutlaqah dan akad wadih. Pengertian akad mudharabah mutlaqah adalah partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko untuk investasi umum sedangkan akad wadih adalah simpanan yang dijamin keamanan dalam pengembaliannya tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan (Nabhan, 2008 dalam Yuliana, 2016). Biaya perjalanan haji sendiri tidaklah murah, rata-rata di atas Rp30.000.000 namun setoran awal untuk mendaftarkan ibadah haji untuk mendapatkan porsi adalah Rp 25.100.000 . Nominal yang cukup besar tersebut mendorong adanya perencanaan dan persiapan finansial yang matang dari nasabah. Dengan tabungan haji, kita akan lebih konsisten untuk menabung karena tabungan ini tidak dapat diambil selain untuk keperluan haji.

Berbagai manfaat yang dapat dari penggunaan tabungan haji, antara lain beberapa perbankan syariah memberikan syarat setoran awal yang ringan. Setoran bulanan dapat disesuaikan dengan kemampuan finansial. Selain itu, sistem sudah terkoordinasi secara online dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) Kementerian Agama yang berada dalam satu Provinsi dengan domisili nasabah., bebas riba, tidak membebankan biaya administrasi dan beberapa perbankan telah menyertakan asuransi jiwa kepada nasabah tabungan haji. Manfaat lainnya membuka tabungan haji, yaitu membantu mendisiplinkan diri menyisihkan pendapatan untuk ibadah haji dan membantu nasabah untuk tertib administrasi.

Setelah mendapatkan porsi untuk keberangkatan, nasabah dapat melanjutkan menabung tiap bulan agar mencapai nominal yang cukup untuk memenuhi biaya Haji pada hari H keberangkatan. Setahun sebelum keberangkatan, jika uang belum cukup, nasabah akan diminta untuk mencukupi uang tersebut sehingga ketika berangkat haji uang kita sudah cukup. Namun jika uang kita sudah mencukupi, nasabah tetap diperkenankan untuk terus menabung dan menambah saldo tabungan haji kita yang dapat dipergunakan sebagai uang saku ketika kita berangkat haji nanti.

Bersyukur mimpi ini sudah mulai terbuka dengan mendapatkan porsi haji. Selanjutnya, kami akan mempersiapkan tabungan haji untuk anak-anak kami karena mendaftar haji sudah dapat dilakukan sejak usia 18 tahun. Masalah menabung untuk beribadah haji ini terlihat simpel namun terkadang banyak godaan yang terlintas dalam benak kita. Keinginan duniawi kadang terlihat lebih menarik. Berikut tips untuk memulai menabung dengan tabungan haji syariah.

Niat beribadah adalah salah satu yang paling penting karena menjadi dasar yang kuat yang nantinya menabung akan terasa ringan. Konsistensi dalam menabung membuat kita menjadi disiplin keuangan. Meningkatkan usaha dan kinerja untuk mendapatkan pendapatan tambahan yang dapat digunakan untuk menabung. Selain itu, doa sebagai penjaga untuk tetap istiqomah pada niat dan tujuan kita dan supaya dimudahkan dalam usaha mencapai impian beribadah haji.

Daftar Pustaka

Yuliana. 2016. Analisis Produk Tabungan Haji Arafah Dengan Akad Wadiah di Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Magelang. Salatiga : IAIN Salatiga Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image