Resensi Buku: Larasati
Sastra | 2022-04-21 10:10:47Identitas Buku
Judul Buku : Larasati
Pengarang : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantara
Tahun Terbit : 2003
Cetakan : II
Tebal Halaman : 180 halaman
Sinopsis
Roman berlatar belakang perjuangan pascaproklamasi mengisahkan hiruk pikuk perjalanan seorang wanita bernama Larasati. Larasati merupakan seorang bintang film, hampir semua orang mengenali dirinya. Buku ini menyuguhkan deskripsi pergerakan pemuda memperjuangkan Revolusi juga mewarnai perjalanan Larasati.
Larasati yang kerap dipanggil Ara dari Yogyakarta menemui kembali sang ibu yang berada di Jakarta. Ara memiliki karakter yang sangat kuat. Kehidupannya sebagai bintang film di daerah pedalaman Yogyakarta berbanding terbalik ketika ia tiba di Jakarta. Ara merasai kepedihan dan juga berjuang sebagai pejuang Revolusi. Kondisi ibunya di Jakarta juga memprihatinkan, tak banyak yang dapat diperbuat, Ara memilih untuk ikut berjuang.
Ara menghidupi dirinya dalam cengkraman penjajah dan dibujuk rayu untuk berkhianat. Kekuatan yang ia dapat selama perjalanannya membuat ia semakin yakin untuk berjuang melawan penjajah.
Kelebihan Buku
Buku ini menggambarkan kehidupan perjuangan memperjuangkan revolusi dari sudut pandang yang berbeda, seorang bintang film. Melalui buku ini, pembaca dapat memahami sudut pandang seorang yang mungkin saja tidak ada kepeduliannya terhadap tanah air—nyatanya ia berada di garda paling depan berjuang melawan penjajah. Buku-buku yang dilahirkan oleh Pramoedya menyenangkan untuk dibaca, selalu menghadirkan alur cerita yang ketat, membuat pembaca fokus dari awal hingga akhir.
Kelemahan Buku
Rasanya tak ada kelemahan dalam buku ini, hehhe. Ya, kelemahan penceritaan penulisan buku ini hanya terletak dari gaya bahasa yang mungkin akan sulit dipahami pembaca generasi milenial. Pemilihan kata yang terdapat dalam buku merupakan kata-kata yang digunakan pada tahun-tahun penulisan, meskipun sebenarnya ini bukan kelemahan buku.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.