Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dini Safitri

Retorika Media Sosial Desak Israel Gencatan Senjata Terhadap Palestina

Agama | Sunday, 23 May 2021, 13:35 WIB

Pada Hari Jum'at tanggal 21/5/2021 pada dini hari waktu Gaza telah terjadi gencatan senjata antara Israel dan Palestina. Pengumuman tersebut disampaikan oleh Benjamin Netanyahu di Tel Aviv (20/5/2021). Gencatan senjata tersebut disambut baik oleh warga dunia, termasuk Indonesia.

Sehari sebelum pengumuman tersebut, Indonesia merayakan hari kebangkitan nasional nya. Hari kebangkitan nasional bagi rakyat Indonesia memiliki arti yang mendalam sebagai sebuah tanda untuk memperingati bangkitnya semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan melawan penjajah.

Sebagai bangsa yang merdeka, bangsa Indonesia turut prihatin atas apa yang menimpa negara Palestina yang merdeka, tapi masih tidak bisa aman di negeri sendiri karena ada perilaku kekejian dari Israel. Sebagaimana diketahui, 11 hari sebelum gencatan senjata, sejumlah polisi Israel melakukan serangan kepada warga Palestina yang sedang melakukan ibadah puasa ramadhan. Setelah kejadian ini, banyak serangan yang lakukan pemerintahan Israel kepada rakyat Palestina. Diantaranya yang menjadi korban adalah wanita dan anak-anak.

Rakyat Palestina di Gaza Menyambut Gembira Gencata Senjata dengan Israel (21/5/2021)

Sejumlah usaha dilakukan oleh rakyat Indonesia untuk bisa menghentikan perilaku kekejian Israel tersebut, dari mulai mengadakan aksi demonstrasi bela Palestina dengan turun ke jalan, mengadakan seminar online mengenai Palestina seraya mengumpulkan donasi untuk membantu rakyat Palestina, mengadakan acara hiburan kemanusian dan mengumpulkan donasi, membuat retorika membela Palestina di media sosial, sampai memberikan bintang satu kepada facebook untuk menurunkan rating.

Aksi terakhir memberikan bintang satu kepada facebook untuk menurunkan rating merupakan aksi balasan yang dilakukan netizen pro Palestina atas aksi yang dilakukan pihak Facebook yang menghapus post, komen dan dokumen yang berhubungan dengan pembelaan kepada Palestina pada beberapa akun yang memiliki pendukung yang banyak di media sosial facebook. Aksi Facebook tersebut mendapatkan kecaman netizen pro Palestina karena dianggap telah melakukan digital apartheid dan menutup ruang publik yang menunjang iklim demokrasi. Kecaman tersebut kemudian diwujudkan tidak hanya dengan kata-kata, tapi juga tindakan memberikan rating satu untuk aplikasi facebook.

Retorika di Media Sosial terhadap Palestina sudah berhasil mendesak Isreal melakukan gencatan senjata terhadap Palestina. Salah satu penyebabnya adalah dilansir dari The Washington Post, adanya desakan dari Presiden AS, Joe Biden kepada Netanyahu, bahwa Israel akan kehilangan dukungan AS jika bersikukuh melanjutkan aksi di Gaza, Palestina. Biden juga mengatakan situasi si AS telah berubah dan dukungan Washington akan hilang jika gencatan senjata di Gaza tidak dilakukan. Hal tersebut membuat Netanyahu menghubungi Mesir yang sebelumnya menawarkan gencatan senjata antara Pimpinan Israel dan Hamas Palestina.

Perubahan situasi di AS seperti yang disampaikan Joe Biden, tidak terlepas dari sejumlah usaha retorika Pro Palestina di media sosial yang dilakukan oleh para akademisi pro Palestina di AS. Sebagai kelompok avant garde, para akademisi ini menggalang kekuatan untuk bisa melakukan sejumlah aksi retorika yang menggerakan dukungan partisipatoris rakyat Amerika untuk mendesak gencatan senjata Israel.

Gencatan senjata antara Isreal- Palestina sudah terjadi, namun berita-berita mengenai adanya serangan kembali, karena masih ada konflik pemicu yang masih terjadi. Berita-berita tersebut masih terus beredar di timeline media sosial. Dengan demikian kewaspadaan harus terus ditingkatkan, terlebih banyak hoax yang juga akan mendramatisasi konflik tersebut. Namun yang bisa digarisbawahi dalam peristiwa ini media sosial sebagai tempat membuat dan menyebarkan retorika emansipatoris masih bisa digalakan. Retorika dapat bekerja lebih baik untuk esok yang lebih baik (Safitri, 2021)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image