Mengakar Kuat dan Tumbuh bersama Bank Syariah
Curhat | 2021-05-22 10:33:33Peran Bank Syariah
Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki peranan yang cukup besar dalam membangun perekonomian syariah. Salah satu buktinya ditandai dengan kelahiran Bank Syariah Indonesia (BSI) pada Februari 2021 yang merupakan hasil dari penggabungan atau merjer antara tiga bank syariah besar di Indonesia yakni Bank BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri dan Bank BRI Syariah. Kelahiran BSI seakan menjadi angin segar dan kebanggaan tersendiri khususnya bagi masyarakat muslim Indonesia sehingga dapat lebih tenang dan leluasa bertransaksi sesuai prinsip syariah sekaligus sebagai pemacu agar umat muslim terus bergerak membangun perekonomian syariah sebagai salah satu cita-cita dan jalan jihad umat Islam.
Di sisi lain, jika dikaitkan dengan kehidupan pribadi, keberadaan bank syariah sangat membantu saya dalam melakukan berbagai aktivitas. Ada rasa ketentraman yang lebih terasa ketika menggunakan bank syariah dibandingkan ketika menggunakan bank konvensional. Tak terasa pula, bank syariah telah menjadi pintu gerbang dan partner terbaik saya dalam mengembangkan sebuah misi sosial yang saya mulai sejak 2015 hingga sekarang.
Perkenalan dengan Bank Syariah
Saya adalah seorang perempuan muda berusia 22 tahun kala itu. Kesibukan saya sebagai seorang fresh graduate adalah menjalani karir sebagai seorang bendahara salah satu sekolah dasar Islam terpadu yang cukup terkenal di Yogyakarta. Saya pun sangat menikmati momen-momen bekerja di sana. Lingkungan kantor yang religius, ritme kerja yang tidak terlalu penuh tekanan, pimpinan sekolah dan rekan kerja yang menyenangkan dengan gaji yang lumayan untuk seorang fresh graduate. Ah perfect! Waktu itu, saya pikir ini adalah karir yang saya idam-idamkan dalam hidup. Tapi ternyata, setelah 6 bulan berjalan, ada peristiwa penting yang terjadi hingga mampu mengubah banyak sudut pandang kehidupan saya dan banyak orang hingga saat ini.
Sedekah Apa Saja (SAS)
Tepat pada tanggal 5 September 2015, segala macam kegundahan yang mengusik hati membuahkan sebuah keputusan yang memang benar-benar tepat saya ambil waktu itu. Semua berawal dari idealisme masa muda yang menyala-nyala, kebosanan dengan ritme kerja yang ternyata lama-kelamaan menjadi comfort zone hingga dahaga untuk bersibuk ria menjadi perempuan muda yang aktif, produktif dan kontributif sudah tidak tertahankan lagi.
Maka, pada hari itu, ditengah kesibukan bekerja, saya dirikan sebuah komunitas sosial seorang diri bernama Sedekah Apa Saja (SAS) yang kini telah berganti nama menjadi Yasara Indonesia (YI). Apa yang melatar belakanginya? Sederhana saja. Menjadi media penyalur donasi yang menerima berbagai bentuk bantuan dari mereka yang ingin berdonasi untuk mereka yang membutuhkan. Tidak hanya berbentuk uang, namun barang apa saja asal masih layak dan bermanfaat. Saya pikir ini akan menjadi jalan solutif bagi siapa saja khususnya masyarakat Yogyakarta yang terkadang merasa bingung dimana dan kemana harus menyalurkan buku, baju, barang-barang rumah tangga dan lain sebagainya. Walau ada perasaan malu untuk memulai dan takut tidak konsisten, saya bulatkan tekad untuk tetap melangkah.
Tak butuh waktu lama, saya segera menyiapkan perangkat-perangkat pendukung yang dapat melancarkan misi pribadi saya ini. Salah satunya adalah membuka sebuah rekening khusus donasi. Sejak awal, agar misi sosial ini berlimpah berkah, saya pun ingin membuka sebuah rekening donasi di sebuah bank syariah. Maka pilihannya pada waktu itu adalah Bank Mualamat dan Bank Mandiri Syariah. Dua bank tersebut mempunyai jarak yang dekat dengan tempat tinggal saya sehingga akan memudahkan mobilitas karena nantinya saya akan sering berkunjung ke tempat tersebut baik untuk merekap donasi, transfer atau keperluan lainnya. Akhirnya, setelah mendapatkan informasi tentang layanan produk bank syariah di kedua bank tersebut, ditambah pertimbangan faktor jarak bank dari tempat tinggal, dan beberapa pertimbangan lainnya, saya pun memutuskan membuka rekening dengan produk Tabungan Simpatik di Bank Syariah Mandiri cabang Yogyakarta.
Rekening tersebut saya jadikan satu-satunya tempat pengumpulan donasi bagi mereka yang ingin mentransfer sejumlah uang untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan. Saya yakin, jika niat baik ini diiringi dengan usaha yang sesuai dengan nilai-nilai Islami, maka keberkahan akan selalu terasa dan langkah-langkah kaki akan selalu dikuatkan jika suatu saat tantangan demi tantangan di masa yang akan datang datang silih berganti. Dari pembukaan rekening tersebutlah, saya mulai perjalanan bersama Yasara Indonesia.
Saya awali action pertama dengan menyalurkan bantuan yang terkumpul senilai Rp150.000 kepada Mbah Pono, seorang janda dhuafa yang tinggal di gubuk sederhana di Mrican, Sleman, Yogyakarta. Dari action pertama itulah, saya banyak belajar bahwa ternyata memulai sebuah kebaikan tidak sesulit dan serumit yang dikira. Tidak harus bermegah-megahan, cukup sederhana saja dan yang terpenting do it right now! Sesederhana dan sekecil apapun bantuan yang diberikan, dapat berarti banyak bagi orang lain. Semenjak saat itu, saya putuskan untuk menjadikan YI salah satu to do list dalam hidup saya. Saya pun mengatur strategi, menyusun program kerja sembari terus memperkenalkan Yasara Indonesia kepada khalayak umum melalui berbagai media. Dampaknya, banyak orang tergerak sehingga mempercayakan dan menitipkan amanah berupa uang yang ditransfer ke rekening Bank Syariah Mandiri yang saya buka untuk misi sosial ini.
YI di masa kini
Tak terasa, perjalanan YI memasuki usia ke-6 di tahun 2021 ini. YI semakin mengepakkan sayapnya dan per Mei 2021, program yang kami miliki semakin beragam. Di antaranya sebagai berikut:
1. Yasara Bergerak (YB)
Kegiatan campaign & penyaluran donasi untuk dhuafa sakit. Program YB berjalan sejak 5 September 2015 dan telah menyalurkan bantuan senilai Rp 159.492.500 untuk 102 dhuafa di berbagai daerah Indonesia.
2. Sahabat Pendidikan Indonesia (SPI)
Kegiatan campaign dan penyaluran donasi untuk membantu biaya pendidikan anak-anak sekolah kurang mampu dari hasil iuran donatur minimal Rp 2.000 perhari atau Rp 60.000 perbulan. Program SPI berjalan sejak 21 Juli 2016 dan telah menyalurkan bantuan senilai Rp 96.466.700 untuk 185 siswa-siswi SD-SMP-SMA negeri/swasta di berbagai daerah di Indonesia.
3. Yasara Peduli (YP)
Kegiatan campaign dan penyaluran donasi untuk korban bencana alam. Program YP berjalan sejak 9 Oktober 2016 dan telah menyalurkan bantuan senilai Rp 13.447.300 untuk puluhan korban bencana alam di Indonesia.
4. Berbagi Bahagia (BB)
Penyaluran donasi dari hasil iuran donatur minimal Rp 1.000 perhari atau Rp 30.000 perbulan untuk pembelian laptop yang ditujukan untuk anak-anak panti asuhan. Program BB berjalan sejak 1 Juli 2018 dan telah menyalurkan bantuan laptop senilai Rp 29.536.000 untuk 9 panti asuhan di wilayah DIY-Jateng.
5. Santunan Anak Yatim/Piatu Non Panti (SANY)
Kegiatan campaign dan penyaluran donasi dari hasil iuran donatur Rp 50.000,- per bulan untuk anak yatim/piatu non panti. Program SANY berjalan sejak 18 Agustus 2019 dan telah menyalurkan bantuan senilai Rp 15.680.000 untuk 120 anak yatim/piatu non panti yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
6. Yasara Menginspirasi (YM)
Program pengembangan diri untuk relawan maupun non relawan dalam berbagai bidang kreatif. Program YM berjalan sejak 21 Desember 2019 dan telah menerbitkan 6 buku ber-ISBN dengan berbagai tema, yang ditulis baik oleh relawan maupun non relawan Yasara Indonesia. Selain itu, telah dilaksanakan program OHC (One Hour Closer) sebanyak 40 kali dengan peserta ratusan orang sebagai salah satu wadah diskusi online dengan berbagai tema dan narasumber yang inspiratif, kompeten dan berpengalaman di bidangnya.
7. Yasara Store (YS)
Toko buku online milik YI yang berdiri sejak 5 Oktober 2019. YS menjual buku-buku karya relawan dan non relawan YI yang tergabung dalam program Yasara Menginspirasi. Harapannya, toko buku ini akan berkembang menjadi badan usaha mandiri milik YI yang dapat dijadikan salah satu sumber pemasukan kas bagi YI sehingga dapat mendukung program-program YI ke depannya.
Selain itu, untuk dapat memperluas cakupan penerima manfaat program-program YI, kami pun memiliki beberapa target jangka menengah maupun panjang, antara lain:
1. Membuat aplikasi android Yasara Indonesia yang dapat diakses secara online.
2. Merelealisasikan program Wirausaha Yasara Indonesia (WYI) sebagai program pembiayaan usaha/bisnis bagi generasi muda Indonesia yang memenuhi persyaratan tertentu.
3. Bertansformasi menjadi Yayasan Yasara Indonesia.
Adapun program kerja dan target jangka menengah-panjang YI adalah bentuk kontribusi yang dapat kami lakukan dalam rangka mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk, memastikan kehidupan yang sehat, sejahtera bagi semua usia, menjamin kualitas pendidikan yang inklusif sehingga meningkatkan kesempatan belajar bagi seluruh masyarakat. Hal ini diharapkan sejalan dengan program-program strategis nasional seperti program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dicanangkan Pemerintah Indonesia dalam rangka penanganan dan pemulihan akibat dampak pandemi COVID-19 maupun mendukung agenda masyarakat dunia yang tercantum dalam SDGs (Sustainable Development Goals).
Refleksi Perjalanan YI bersama Bank Syariah
Setelah saya merenung, saya sadari bahwa keputusan untuk mendirikan YI hampir 6 tahun yang lalu adalah salah satu keputusan yang selalu saya syukuri sepanjang hidup. Ternyata, berawal dari impian sederhana untuk dapat menolong orang lain telah mampu mengubah sedikit-banyak hidup saya dan orang lain. Saya juga belajar bahwa langkah kebaikan harus selalu diupayakan sesederhana apapun bentuknya karena bisa jadi dengan langkah sederhana itulah banyak orang yang akan memetik inspirasi, hikmah, terbantu penghidupannya hingga kembali menemukan semangat untuk meraih mimpi-mimpinya di masa depan.
Bersama YI pula, saya pahami makna bahwa perjalanan membangun sebuah misi sosial harus diiringi dengan langkah yang baik dan sesuai dengan nilai Islami sehingga keberkahan akan senantiasa mengiringi. Termasuk hal-hal teknis seperti rekening donasi yang digunakan. Tak dapat dipungkiri pula, bahwa salah satu faktor penunjang kegiatan YI adalah keberadaan bank syariah. Karena sepanjang perjalanan YI, hampir sebagian besar lalu lintas penerimaan maupun penyaluran donasi diatur dalam sebuah prosedur keuangan yang menggunakan beberapa produk layanan bank syariah antara lain Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah dan Bank Syariah Mandiri. Bank-bank tersebut telah menjadi partner sekaligus jembatan kebaikan yang menghubungkan banyak kebaikan lainnya. Dampaknya, banyak dhuafa sakit tertolong, anak-anak sekolah kurang mampu yang dapat melanjutkan pendidikannya, puluhan korban bencana alam yang kembali bangkit, tersalurkannya laptop untuk sarana belajar adik-adik panti asuhan, maupun anak-anak yatim/piatu non panti yang terbantu penghidupannya. Sinergisme ini patut diapresiasi dan terus dipererat agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang tertolong.
Menabung Mimpi dengan Bank Syariah
Di tahun 2021, bukan hanya YI yang bertambah usianya, begitu pula saya sendiri yang hampir memasuki usia 28 tahun. Peran saya sudah banyak berubah. Kini, saya adalah istri dan ibu yang gemar bekegiatan sosial dan juga berbagi cerita melalui sebuah tulisan. Tidak berhenti sampai di situ, bahkan setelah mendapat peran baru tersebut, ternyata muncul berbagai impian baru yang ingin di raih baik impian diri sendiri, keluarga maupun bersama yang lainnya.
Sejak tahun 2018, saya bersama suami bermimpi jika suatu saat nanti YI dapat menjadi sebuah yayasan sosial, sehingga akan ada banyak program sosial di bawah naungan Yayasan Yasara Indonesia. Di antaranya membangun rumah sakit, pondok pesantren, masjid dan sekolah. Lagi dan lagi bersama bank syariah lah impian tersebut kami tabung sedikit demi sedikit. Kami juga percaya jika suatu saat nanti dapat berkolaborasi dengan bank syariah dalam berbagai program yang tentunya dapat membawa lebih banyak manfaat untuk masyarakat Indonesia.
Selain impian bersama YI, ada pula impian keluarga kecil kami yang sedang kami perjuangkan. Sejak tahun 2018, saya dan suami membulatkan tekad untuk bersama-sama bermimpi mengunjungi Baitullah suatu saat nanti bersama anak-anak kami. Impian tersebut kami iringi dengan ikhtiar terbaik salah satunya dengan membuka tabungan haji dan umroh di Bank Muamalat. Satu rekening atas nama suami dan satu rekening atas nama saya sendiri. Kami pun berusaha untuk menabung setiap bulannya agar impian menginjakkan kaki dan beribadah di depan Kabah semakin nyata terasa.
Oh ya, salah satu alasan mengapa kami membuka rekening hanya di bank syariah juga datang karena dukungan dan pengalaman suami saya. Beliau adalah orang yang lebih dahulu mengenal dan menjadi nasabah bank syariah jauh ketika menjadi mahasiswa S-1 di UGM, Yogyakarta. Berkat beliaulah, saya semakin ter-influence untuk membuktikan testimoni positif beliau tentang bank syariah dan setelah menjalaninya, apa yang beliau katakan memang benar adanya. Ada ketentraman dan kesan yang berbeda setiap kali kita menitipkan dan mengelola rezeki dari-Nya melalui media yang lebih berkah yaitu bank syariah.
Maka sejak menikah pula, pengelolaan uang masuk dan keluar selalu menggunakan bank syariah. Baik untuk kegiatan belanja bulanan, transfer maupun keperluan lainnya. Termasuk menyiapkan sebuah rekening untuk persiapan persalinan. Mengingat pentingnya persiapan finansial, maka sejak menikah dan dinyatakan hamil oleh dokter, kami pun segera menyiapkan segala keperluan kehamilan maupun persalinan. Salah satu ikhtiarnya dengan menyisihkan gaji dan menabungnya di rekening Bank BNI Syariah. Alhasil, ketika buah hati kami terlahir ke dunia, dana untuk keperluan persalinan telah tersedia dan siap dipakai.
Selain itu, berbagai bentuk kontribusi sebagai umat muslim dalam hal ini sedekah, zakat, infaq, qurban juga kami salurkan melalui Bank BNI Syariah. Lalu, ada pula satu rekening di Bank Syariah Mandiri yang juga kami siapkan apabila kami hendak menabung untuk impian-impian lainnya yang ingin kami perjuangkan.
Jika boleh bercerita tentang masa lalu, ada beberapa pula pengalaman berharga dalam hidup saya pribadi yang tentunya sangat terbantu dengan adanya bank syariah. Pengalaman berharga tersebut adalah ketika saya berkesempatan untuk berpergian ke luar negeri seperti Jepang (Desember, 2015), Korea (November, 2016) dan Australia (Juli, 2017) untuk mengikuti acara pertukaran budaya, seminar internasional maupun acara lainnya.
Seperti yang kita tahu bahwa untuk dapat mengunjungi negara-negara tersebut diperlukan surat referensi dari bank untuk keperluan pengajuan visa dan waktu itu, saya masih ingat betul surat yang saya urus di Bank Muamalat keluar dalam waktu yang singkat. Sejak awal, customer service Bank Muamalat memberikan rincian prosedur dan biaya pembuatan surat secara jelas dan mudah dipahami sehingga saya pun dapat mengurus surat referensi dengan lancar. Tak lama setelah itu, diri ini pun telah berhasil menginjakkan kaki di negara-negara yang menjadi salah satu impian besar dalam hidup saya. Selain itu, dengan jaringan luas yang dimiliki bank syariah hingga ke luar negeri menjadikan saya pun tetap dapat melakukan berbagai transaksi di ATM yang ada di luar negeri.
Dari uraian tersebut, terlihat bahwa keberadaan bank syariah menjadi salah satu hal terpenting dalam hidup saya dan keluarga. Karena melalui wasilah tersebut, kami dapat melakukan berbagai transaksi untuk berbagai macam kepentingan. Mulai dari keperluan belanja rumah tangga, tabungan persalinan, umroh dan haji, keperluan ZIS (Zakat, Infaq, Sedekah), tabungan YI, hingga keperluan tabungan untuk impian-impian keluarga kecil kami.
Kami dedikasikan pula beragam pilihan bank syariah yang kami gunakan sebagai salah satu bentuk kontribusi nyata kami dalam rangka mendukung perkembangan ekonomian syariah di Indonesia. Kami percaya, dengan langkah sederhana yang kami lakukan dapat memberikan multiplyer effect baik untuk perkembangan bank syariah tersebut, nasabah bank syariah di seluruh Indonesia dan dunia maupun pihak-pihak lainnya.
Pelayanan Bank Syariah
Setelah beberapa tahun menggunakan berbagai macam produk beberapa bank syariah, tentunya ada beberapa pengalaman menarik yang saya ingat. Suatu hari di tahun 2019, suami saya mengambil uang di sebuah ATM BNI di daerah Cebongan, Sleman sejumlah Rp 300.000,-. Uang tersebut ada di rekening BNI Syariah milik suami saya. Ketika sampai di rumah dan membuka aplikasi Mbanking BNI Syariah, ternyata saldonya berkurang dua kali lipat sebesar Rp 600.000,-. Maka, untuk mengonfirmasi transaksi tersebut, kami pun mengurusnya di Bank BNI Syariah cabang UGM, Yogyakarta keesokan harinya. Setelah diperiksa oleh salah satu customer service ternyata memang terjadi kesalahan pada mesin ATM tersebut sehingga menyebabkan double counting.
Selanjutnya, customer service tersebut mewakili bank BNI Syariah pun meminta maaf dan menjelaskan prosedur untuk pengajuan pengembalian dana. Suami saya pun diminta untuk mengisi sebuah formulir. Formulir tersebut harus diisi sesuai dengan biodata nama pemilik rekening, lokasi ATM, kronologis kejadian hingga saran untuk perbaikan Bank BNI Syariah. Setelah semua urusan selesai, kurang dari seminggu saldo yang ada pada rekening suami saya pun telah bertambah sebanyak Rp 300.000,- alhamdulillah. Pengalaman ini tentunya menjadi pelajaran baik bagi diri kami pribadi maupun bagi bank syariah tersebut untuk selalu rutin memeriksa transaksi termasuk memeriksa kondisi mesin ATM .
Selain cerita menarik di atas, saya juga ingin menyampaikan sisi lain ketika memasuki kantor sebuah bank syariah. Selain atmosfer yang lebih religius, dimulai dari sapaan salam dari security, bersih dan rapinya layout dan dekorasi ruangan, keramah tamahan customer service maupun teller hingga bersihnya sanitasi dan tersedianya ruangan sholat bagi nasabah ternyata memberikan kesan dan efek yang positif bagi diri saya pribadi dan mungkin bagi nasabah yang lainnya. Hal-hal inilah yang patut untuk diapresiasi dan terus dijaga agar kualitas bank syariah baik dalam hal pelayanan maupun hal-hal teknis di dalam kantor tetap terpelihara.
Harapan untuk Bank Syariah
Sebagai seorang nasabah yang telah menggunakan berbagai produk layanan bank syariah selama hampir 6 tahun, maka saya pun ingin menyampaikan sedikit harapan untuk bank-bank syariah yang ada di Indonesia. Saya percaya, jika pesan maupun harapan seorang nasabah tersampaikan dan ditindak lanjuti dengan baik, maka akan ada berbagai keuntungan yang dapat diraih baik untuk nasabah secara umum maupun untuk bank syariah itu sendiri.
Saya pribadi berharap dengan berbagai bank syariah yang ada di Indonesia dapat terus berkembang dan menyempurnakan diri sehingga kontribusi dalam pengembangan ekonomi syariah dapat dimaksimalkan dengan baik. Selain itu, saya juga berharap bank syariah dapat menjadi salah satu tempat teraman, universal dan terbuka dalam menerima dan menyambut siapa saja yang ingin menjadi nasabah. Tak hanya untuk umat muslim, namun juga menyambut dengan baik nasabah dari berbagai kalangan.
Saya juga optimis, bank syariah yang ada di Indonesia dapat memenuhi kebutuhan berbagai segmen nasabah baik untuk para pelaku ekonomi seperti UMKM, korporasi, retail maupun para aktivis sosial seperti yayasan, komunitas multibidang atau lembaga non profit lainnya. Selain itu, bank syariah juga harus dapat menarik minat generasi muda untuk menggunakan bank syariah sebagai salah satu pilihan bank terbaik dalam merencanakan keuangannya. Sebab, generasi muda di Indonesia yang dikenal sebagai generasi melek teknologi jumlahnya sangatlah besar sehingga menjadi peluang yang bagus apabila bank syariah dapat memanfaatkan kondisi tersebut. Poin positif ini dapat dijadikan pemacu untuk bank syariah agar melakukan beberapa pembaruan seperti digitalisasi produk maupun layanan perbankan di berbagai platform sehingga sesuai dengan karakter generasi milenial.
Memang tidak mudah dan membutuhkan proses yang tidak sebentar, apalagi keadaan pandemi sekarang yang tentunya menghadirkan tantangan yang lebih berat bagi perbankan syariah di Indonesia, namun saya percaya jika semua pihak bersatu baik nasabah, pemerintah, bank syariah, maupun pihak lainnya, maka tantangan tersebut dapat teratasi dengan baik melalui langkah-langkah strategis dan konkret yang dapat dilakukan bersama maupun dengan ikhtiar langit berupa doa-doa yang selalu dipanjatkan. The power of jamaah, the power of doa harus diyakini sebagai salah satu ikhtiar terbaik dalam menggapai ridho-Nya. Jika ridho-Nya telah didapatkan, maka berbagai kemudahan dan kelapangan akan senantiasa mengiringi kita dalam meraih sebuah impian. Apalagi, impian besar terhadap perekenomian syariah di Indonesia agar tidak lagi menjadi sekedar follower negara-negara lain namun menjadi trend setter insyaallah perlahan-lahan dapat tercapai.
Terima Kasih Bank Syariah
Layaknya sebuah diary, setiap mutasi yang tercetak dalam buku tabungan seperti jejak-jejak perjalanan hidup yang terdokumentasikan dengan baik sekaligus sebagai pengingat seberapa jauh perjalanan tertorehkan. Layaknya sebuah keluarga, bank syariah seakan menjadi salah satu saudara terbaik tempat mencari semangat untuk kembali berjuang, menabung dan menjemput impian. Terima kasih atas perjalanan dan cerita yang selama ini telah terukir bersama dan semoga akan ada banyak lagi cerita-cerita berharga lainnya di masa yang akan datang. Jaya selalu perbankan syariah di Indonesia! Teruslah mengakar kuat dan tumbuh bersama-sama!
Salam hangat dari seorang nasabah setia bank syariah di kota Yogyakarta yang istimewa, Ratih Kartika.
#retizencompetition
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.