Lagu Apuse Berasal dari Daerah Papua, Bagaimana Asal Usul dan Maknanya?
Eduaksi | 2022-04-19 20:07:47Lagu-lagu daerah memiliki ciri khas yang unik, baik dari nada maupun liriknya. Adanya lagu daerah pada setiap daerah bahkan menjadi iconic yang tidak berbaur atau terpengaruhi dengan lagu-lagu lain. Lagu daerah sangat diistimewakan bahkan dihafal oleh anak-anak sekolah. Salah satu lagu daerah dari timur Indonesia adalah Apuse. Benarkah lagu Apuse berasal dari daerah Papua?
Pertanyaan terkait ini ringkas dalam pemaparan pada poin selanjutnya. Masalah contoh soal mengenai lagu Apuse yaitu terkait daerah asalnya.
Contoh soal: Lagu apuse berasal dari daerah?
Jawaban dan Penjelasan Singkat Tentang Asal Usul Lagu Apuse
Kalau menanyakan benarkah lagu Apuse berasal dari daerah Papua? Terkait soal tersebut tentu saja benar kalau lagu Apuse memang merupakan lagu daerah Papua dilansir dari Cialistep.com. Penciptanya adalah tokoh yang berasal dari Jayapura.
Dalam Sekolah Dasar lagu-lagu Daerah seperti lagu Apuse ini sering dihafalkan sebagai sarana pembelajaran seni budaya. Lagu daerah milik Papua ini berisi tentang kisah seorang cucu yang ingin pergi merantau. Pada lantunan lagunya nampak bahwa tu tersebut tengah berpamitan pada kakek dan neneknya.
Tempat rantau cucu tersebut adalah teluk Doreri yang kerap terdengar dalam lirik lagunya. Dilansir dari pikiranrakyat.com lagu ini mengibaratkan hati manusia dengan seekor burung. Artinya tidak tetap dan sering goyah.
Makna Mendalam dari Lirik Lagu Apuse
Tidak hanya tahu dan menghafal lagunya tetapi ada baiknya mendalami makna makna lagu daerah Papua ini. Apalagi makna yang disajikan begitu mendalam dan memberikan pesan pada pendengarnya jika mampu menghayati. Di bawah ini singkat makna mendalam dari setiap lirik lagu Apuse:
1. Adab Berpamitan Sebelum Bepergian
Pada lagu Apuse terdapat lirik berupa ungkapan berpamitan seorang cucu pada neneknya. Ini mengajarkan bahwa seorang cucu atau anak penting sekali berpamitan kepada orang tua sebelum bepergian. Tentu saja lagu ini mengandung nilai moral yang tinggi dan pantas untuk dihafal oleh anak-anak usia pelajar.
2. Mengajarkan Memberi Tahu Tempat Merantau
Adab berpamitan pada orang tua berdasarkan lagu Apuse berasal dari daerah Papua ini yaitu memberitahu tempat dimana seorang anak akan pergi. Beritahu dengan jelas daerah yang ingin dituju dan lokasinya. Selain adab ini juga berguna apabila terjadi musibah atau tidak ada kabar dari seorang yang pergi merantau.
3. Selama Dirantau Pegang Norma-norma Daerah
Banyak sekali orang-orang Merantau yang melepas norma-norma daerah dari tempat asalnya. Hal ini mengakibatkan seketika pulang pulangnya dari rantau banyak melanggar norma-norma daerah tempat tinggalnya. Biasanya akan tampak congkak dan bahkan diajukan oleh masyarakat di tempat asalnya itu.
Gambaran makna mendalam ini diambil dari lirik lagu Apuse yang memiliki arti 'pegang sapu tangan'. Ini mengajarkan selain memegang norma daerah di tempat rantau juga perlu memegang norma daerah tempat seseorang berasal.
4. Pentingnya Mendoakan Keselamatan pada yang Bepergian
Bagi orang tua atau kakek dan nenek yang mendapati anak cucunya berpamitan untuk merantau dianjurkan untuk mendoakan keselamatan selama di perjalanan dan sampai di tempat rantaunya. Makna ini sesuai dengan lirik lagu Apuse 'Arafabye aswarakwar'.
Selain itu dari lagu tersebut mengajarkan kesabaran pada yang ditinggalkan. Walaupun maknanya memang harus ditelusuri secara mendalam dan memiliki zoom out pesan-pesan secara detail dari sebuah lagu.
Itulah jawaban mengenai soal lagu Apuse berasal dari daerah mana. Di mana sudah dipaparkan pembahasan di atas bahwa lagu Apuse asalnya dari Papua. Sejarah atau asal usul dan maknanya juga sudah lengkap disampaikan sehingga bisa dapat diambil sebagai referensi atau tambahan wawasan mengenai lagu daerah Apuse ini.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.