Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Jurnalis Lepas

Mampu Melawan Krisis di Usia Muda, Akbar Himawan Buchari Inspirasi Pebisnis Milenial

Gaya Hidup | Tuesday, 19 Apr 2022, 08:08 WIB

Tiap proses tak pernah mengkhianati hasil, itu kata yang pas untuk mendeskripsikan figur Akbar Himawan Buchari. Diusianya yang termasuk muda, Akbar sudah berhasil mengelola usaha di beberapa sektor, dimulai dari transportasi, perhotelan, perkebunan, properti sampai sektor kontruksi. Seperti Hotel Swissbell In Gajah Mada, Otobus Kurnia, serta Hotel Saka di Kota Medan.

Setelah kepergian si ayah tersayang membuat Akbar Himawan Buchari memutar otak dan harus belajar usaha otobus semenjak berumur 10 tahun. Asam garam kehidupan yang telah dilaluinya dengan beragam dilema dan teruji setelah ditempa beberapa masalah, mulai perselisihan bersenjata sampai musibah tsunami beberapa waktu lalu.

“Mungkin kalau ayah saya masih hidup, saya saat ini baru lulus S2 dan baru belajar dunia bisnis. Namun, kenyataannya tidak seperti itu," Kata Akbar Himawan Buchari ketika di wawancarai.

Diketahui, Akbar sukses di umur yang masih muda dan sepak tejangnya sangat jauh jika dibandingkan dengan lelaki seumuran di masanya. Tetapi, sebenarnya dia tidak berniat jadi pengendali usaha keluarga di umurnya yang relatif masih muda. Malahan kondisi yang membuat dirinya wajib melakukan hal itu semua. Semua bermula di tahun 1997, saat ayahnya Buchari Usman, menjadi satu diantara korban kecelakaan pesawat Garuda Indonesia, GA-152 di Desa Buah Nabar, Kab. Deli Serdang (kurang lebih 32 km dari Lapangan terbang Polonia, Medan).

Saat kecelakaan yang menerpa ayahnya tejadi, usaha Otobus untuk sementara waktu ada dalam kendali pamannya. Selanjutnya di tahun 2004, saat Akbar duduk di kursi SMA, Akbar tergabung dan ikut dalam meningkatkan dan membantu untuk jalankan usaha keluarga tersebut.

Uniknya, Akbar tidak masuk langsung ke tahap management tetapi dia jadi teknisi telebih dahulu. Hal ini dikarenakan Dia selalu ingat pesan si ayah. “Pengusaha transportasi memang harus paham dengan mesin. Sebab, ini adalah inti dari bisnis tersebut,” imbuhnya.

Pengalaman Akbar menjadikan dirinya kuat dalam menghadapi arus pada tiap kondisi. Dahulu, pulang dari sekolah dia selalu langsung meluncur ke pangkalan bis dan membantu beberapa teknisi.

Pasti menjalaninya tidak dianggap sebagai beban tetapi dengan hati berbahagia. Disamping harus jalankan amanah ayahanda, Akbar memang senang mengutak-atik mesin karena semenjak umurnya masih dini telah diperkenalkan oleh ayahnya.

Ada beberapa halangan dan ujian yang menimpa Akbar saat menjalankan usahanya tersebut, salah satunya ialah keadaan keamanan Aceh yang pernah krisis karena terjadi perselisihan bersenjata antara kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan TNI.

Dia menjelaskan jika perusahaan yang dijalankannya saat itu tidak lepas dari ancaman beberapa oknum. Bahkan juga, banyak bis otobus milik dia yang dibakar.

“Ada sekitar 20 bus yang dibakar. Tapi, hingga sekarang tidak jelas siapa saja yang membakarnya. Kami hanya tahu jika itu merupakan ulah oknum-oknum yang tidak jelas," jelas Akbar.

Bahkan, keadaan yang makin krisis, beberapa bis yang kondisinya baik masih tetap layani jalur Medan-Banda Aceh. Tapi saat propinsi paling barat Indonesia itu dihantam oleh amuk bencana tsunami, usahanya itu pun tidak luput dari musibah.

“Pada saat musibah tsunami menghunjam Serambi Makkah, sekitar 50 bus di pool Banda Aceh kami terimbas dampaknya. Pagar pool kami juga terseret arus hingga ke jalan raya. Dalam kondisi seperti itu, saya harus cermat ambil kendali, harus mampu mengatur anggaran dengan baik. Bahkan, saya harus membangkitkan semangat para kru bus kami,” sambungnya.

“Dihimpit dengan keadaan yang cukup sulit seperti ini, di pool bus pun sampai dibangun dapur umum bagi warga yang terkena bencana. Namun, tsunami justru menjadi semacam blessing in disguise atau berkah tersamar. Sebab, setelah musibah tsunami itu pergi, dan kondisi perlahan berangsur normal, bisnis kami semakin terangkat dan mulai normal karena banyak orang yang berkunjung ke Aceh,” ujar pria kelahiran Medan-Sumut, Indonesia ini.

Baginya, tiap proses tak pernah mengkhianati hasil, jatuh bangun yang dirasakan membuat terlatih hadapi masalah. Tiap kejadian tentu ada hikmahnya, dirinya ditakdirkan harus jadi dewasa saat sebelum waktunya dan berpikiran seperti orangtua seperti masih sibuk bermain seperti rekan sepantarannya.

“Krisis dan ujian datang silih berganti menerpa usaha yang kami miliki, namun tetap mampu dilalui. Kerikil-kerikil tajam itu pada akhirnya berhasil membentuk siapa kita hari ini dan bisa menjadi pebisnis tangguh,” pungkas Akbar Himawan Buchari.

Tiap orang mempunyai peluang, yakni peluang untuk berkembang jadi yang terbaik. Yang membedakan kita ialah usaha dan kesungguhan kita dalam menjejaki semua mimpi-mimpi di bumi.

H. Akbar Himawan Buchari, SH sekarang ini mendapatkan peluang menjabat sebagai wakil ketua umum BPP HIPMI Periode Bakti 2019-2022. Dia menjabat sebagai anggota DPRD Sumatera Utara Fraksi Partai Golkar masa 2019-2024.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image