Jangan Bohong, ya, De!
Sastra | 2022-04-19 07:14:50Menjelang magrib, anak-anak mulai sibuk memilih makanan yang disuka. Mereka sangat senang sekali, sebab sebentar lagi waktunya buka puasa.
“Sambil menunggu magrib, bagaimana kalau kita bermain tes kejujuran? Semua siap?” tanya paman Bima penuh semangat.
“Siap Paman!” jawab anak-anak serempak.
Paman Bima menjelaskan cara bermain tes kejujuran. Dimulai dari hompimpa, lalu yang kalah, harus berani jujur menjawab pertanyaan dari Paman Bima.
“Wah Taya kalah, ayo jawab yang jujur, apakah kamu hari ini benaran puasa?” tanya Paman Bima.
“Hari ini puasa dan salatku lengkap,” jawab Taya.
Selanjutnya, giliran si kembar Alfan dan Alfin yang ditanya.
“Kita juga puasa dong, Paman,” jawab mereka tidak mau kalah.
“Kembar bohong Paman,” teriak Radit, “tadi mereka berdua minum di dapur, aku melihatnya.”
“Alfan, Alfin apa benar itu?” tanya Paman Bima.
“Ya, Paman. Habis kami sudah gak kuat, kami haus,” jawab si Kembar malu.
“Lho, kenapa kalian berbohong?” tanya Paman Bima.
“Kami malu kalau tidak puasa, sebab yang lain puasa semua,” jawab Alfan.
“Padahal, kami minumnya sudah ngumpet-ngumpet, lho! Eh, masih ketahuan juga,” jawab Alfin sambil meringis malu.
”Jauhilah kebohongan, sebab kebohongan menggiring kepada keburukan, dan keburukan akan menggiring kepada neraka. Dan sungguh, jika seseorang terbiasa dalam kebohongan, hingga di sisi Allah ia akan ditulis sebagai seorang pembohong, Hadis riwayat Abu Dawud,” nasihat Paman Bima.
“Iya, Paman, maafkan kami karena sudah berbohong,” jawab si Kembar.
“Kalau memang kalian merasa belum kuat, kalian boleh berpuasa setengah hari, terus setelah selesai berbuka, puasanya dilanjut lagi,” nasihat Paman.
“Lho, emangnya boleh?” tanya Alfan.
“Boleh, karena kalian masih belajar. Yang tidak boleh adalah berbohong,” jawab Paman Bima.
( Cerita ini terdapat di kumpulan cerita anak "Aku Bangga Jadi Anak Muslim")
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.