Gelar Sholat Idul Fitri, Petugas Prokes Ketatkan Pemeriksaan
Info Terkini | 2021-05-17 18:07:51Di tengah pandemi virus Covid-19 umat muslim di berbagai penjuru dunia masih terus merindukan suasana kebersamaan di dalam masjid. Semenjak virus yang berasal dari Negara Tirai Bambu ini masuk ke Indonesia, pemerintah mulai menerapkan sistem lockdown, seluruh masyarakat harus menetap di rumah dan tidak diperbolehkan bepergian jika dirasa tidak terlalu penting. Bahkan tempat-tempat umum kerap kali terlihat tutup, tak terkecuali masjid.
Masjid Nurur Rohman yang berlokasikan di Utan Kayu Selatan, Jakarta Timur sempat menutup aktivitasnya, hanya terdengar kumandang adzan namun tak ada salat berjamaah, itikaf, dan lain sebagainya. Hal tersebut diterapkan sejak bulan Maret 2020 hingga akhir tahun 2020 kemarin. Seiring berjalannya waktu, diluncurkanlah peraturan new normal, dimana aktivitas di luar rumah mulai diperbolehkan dengan namun harus sesuai dengan protokol kesehatan yang telah diberikan pemerintah.
Masjid-masjid sudah mulai menghidupkan kegiatannya. Menurut Surat Edaran Menteri Agama Nomor 15 Tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah masjid-masjid sudah diperbolehkan mengadakan salat berjamaah.
Pelaksanaan protokol Kesehatan di era new normal ini memang diawasi oleh para petugas prokes namun seiring berjalannya waktu banyak masyarakat yang bersikap acuh. Bepergian tanpa menggunakan masker, tidak menjaga jarak, dan tidak menjaga kebersihan diri sendiri. Demi menerapkan lingkungan masjid yang higienis Masjid Nurur Rohman membuat satuan pengurus protokol kesehatan yang berisikan delapan anggota.
Endang Haryadi, salah satu anggota pengurus protokol kesehatan masjid melakukan pengecekan suhu tubuh setiap harinya tak terkecuali pada salat Idul Fitri ini. Beliau bersiaga di pintu masuk masjid untuk memastikan para jemaahnya memiliki suhu tubuh yang normal. Tak jarang ada beberapa jemaah yang terlambat mengikuti salat kemudian datang di pertengahan waktu datang terburu-buru tanpa menggunakan masker, Budi Laksono secara sigap menegur orang tersebut dan memberikannya masker.
Tasya (penulis) juga sempat mendampingi Hendra, ayahnya ketika sedang bertugas menjadi pengurus protokol kesehatan, Tasya memberikan beberapa tetes hand sinitizer kepada jemaah yang hendak salat Idul Fitri, sedangkan Hendra bertugas melakukan pengecekan suhu serta memberikan masker kepada jemaah yang tidak menggunakan masker.
Pengalaman salah satu anggota pengurus protokol kesehatan pernah ditolak calon jemaah ketika hendak diperiksa suhu tubuhnya, tapi tetap saja di pintu utama masjid mau tidak mau dicek lagi oleh Endang. tutur Hendra, namun sejauh ini beliau mengaku bahwa hampir seluruh jemaah Masjid Nurur Rohman taat akan protokol kesehatan dan tidak sulit untuk diberikan arahan. Hal ini membuat para petugas protokol kesehatan Masjid Nurur Rohman bertugas dengan enjoy.
Petugas protokol kesehatan hanya mendukung berjalannya protokol kesehatan dan bukan berarti semua merupakan tanggung jawab mereka. Maka dari itu jagalah kesehatan diri sendiri dan patuhi protokol kesehatan yang ada, kalo bukan dari diri kita, siapa lagi?. (TSD)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.