Pancasila dalam Perspektif Islam
Agama | 2021-05-08 16:33:44Pancasila sebagai Ideologi Negara Indonesia jika di lihat dari Perspektif Islam dari sila pertama yang ada di Pancasila sampai sila ke lima bisa terlihat adanya Hubungan tersendiri yang sama karena apa yang ada di Pancasila itu juga ada di dalam Alquran, jadi jika seperti yang di katakan beberapa orang bahwa islam itu anti Pancasila adalah sebuah kekeliruan besar, jika di lakukan penjabaran-penjabaran pada Pancasila pasti akan mendapatkan penjelasannya di Alquran.
Islam berasal dari kata Al-Islam yang artinya berserah diri kepada TUHAN (ALLAH SWT), yang memiliki pengertian Agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu ALLAH, Islam pula memiliki arti lain yaitu "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: , Allh). Pengikut ajaran Islam di kenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan, atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para Nabi dan Rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammsad SAW adalah Nabi dan Rasul terakhir yang di utus ke dunia oleh Allah.
Pancasila adalah Pilar Ideologi Negara Indonesia nama Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu 'panca' yang berarti lima dan 'sila yang berarti prinsip atau asas. Pancasila terdiri dari lima sila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai Sila pertama kemudian Kemanusiaan yang adil dan beradab sebagai sila kedua, Persatuan Indonesia sebagai sila ke tiga, Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan sebagai sila ke empat dan yang menempati posisi di sila ke lima adalah Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. Pancasila sebagai dasar atau Pilar Ideologi Bangsa jika kita melihat dalam perpektif Islam maka kita akan menemukan beberapa hubungan dari penjabaran Pancasila di dalam Islam.
Di sini kita jabarkan dan hubungkan satu persatu sila yang ada dengan Alquran atau Hadist, pertama Pancasila dalam sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa jika kita jabarkan secara umum maka kita dapat melihat suatu gambaran di Islam yang di mana Tuhan itu adalah Esa atau tunggal dan ia adalah Allah SWT, sila pertama ini menjelaskan perihal Bertuhan atau bisa kita jabarkan bahwa masyarakat yang ada di Indonesia harus mempunyai satu kepercayaan yaitu mempercayainya adanya Tuhan yang Maha Esa, karena hal itu sudah bisa kita lihat bahwa Pancasila berhubungan dengan konsep Ketuhanan dari Alquran jika kita melihat dari sudut pandang Islam.
Letak sila pertama kita sudah mengetahui dimana Tuhan lah yang di utamakan, jika kita melihat sila pertama dari sudut pandang islam tertera salah satunya di surah Al Ihklas, kita bisa lihat dari ayat pertama yaitu Qul huwal laahu ahad yang artinya Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Kemudian Allah hus-samad Artinya Allah tempat meminta segala sesuatu kemudian Lam yalid wa lam yuulad artinya (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan kemudian Wa lam yakul-lahu kufuwan ahad yang artinya Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.
Dari surah ini ayat pertama kita sudah melihat persamaan arti dari Sila pertama yaitu Ketuhanan yang Maha Esa dan juga di ayat-ayat selanjutnya sudah mengambarkan konsep tentang ke Esaan Allah dan masih banyak lagi surah surah yang menjelaskan tentang ke Esaan Allah.
Setelah Ketuhanan pada sila pertama kemudian di lanjutkan ke Sila kedua dalam Pancasila yang berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, di Alquran kita bisa melihat dari beberapa Surah yang berhubungan dengan Pancasila misalkan seperti Surat Al-Qasas Ayat 77 yang artinya, Dan carilah pada apa yang telah di Anugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Dari surah ini kita di ajarkan untuk berbuat baik salah satunya kepada Manusia atau orang lain dan dari ayat ini sudah menggambarkan tentang Kemanusiaan atau sebagian penjabaran dari sila ke dua.
Dari sila kedua ini Pancasila mengajarkan tentang manusia yang berbuat adil dan beradab dan tetapi sebelum Pancasila ada Alquran sudah menjelaskan tentang ini atau Allah sudah memerintahkan Manusia untuk berlaku adil dan beradab ke sesama manusia melalui surah surah yang ada di Alquran seperti contoh tadi yaitu Surah Al-Qasas ayat 77.
Kemudian berlanjut ke sila ke tiga yaitu Persatuan Indonesia, dari sudut pandang Negara Indonesia adalah Negara Persatuan yang di mana persatuan adalah mengakui semua perbedaan yang ada di Negara ini dan di akui dari semua perbedaan yang ada juga, dengan melihat dari sudut pandang Alquran kita sudah melihat pada QS. Al-Hujurat Ayat 13 yang artinya Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa
Di sini kita masukan penjelasan di atas dalam konteks persatuan yang di mana kita mengakui semua perbedaan yang ada di negara ini dan di akui dari semua perbedaan yang ada juga, dari perspektif ini sangat berhubungan dengan Surah Al-Hujurat Ayat 13, untuk sila ke tiga ini masih banyak surah yang menjelaskan perihal Persatuan . Dari sila pertama sampai ke tiga ini berhubungan pula dari entitasnya.
Sila selanjutnya adalah sila ke empat yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, jika melihat dari persfektif Alquran sangat berhubungan salah satunya juga dari permusyawaratan yang dimana permusyawaratan ini berasal dari Bahasa Arab, bukan sekedar dari Bahasa dalam kata yang ada di sila ke empat ini tapi juga dari penjabaran sila ini banyak di jelaskan oleh Alquran.
Contohnya dari sila ke Empat ini ada pada Surah al-Imran:159 yang Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. (QS.al-Imran:159)
Hal ini berhubangan dengan kalimat kata dalam sila ke lima dan jika kita mengambil contoh dari segi kepemimpinan ataupun politik, dari kata Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Kata pemimpin sudah di jelaskan berarti Hal ini berhubungan dengan kepemimpinan politik juga yang di mana kepemimpinan harus berada dalam ke Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan.
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan pula juga sudah di jelaskan oleh Alquran seperti pada surah Al Imran ayat 159 yang salah satu kalimatnya dalam artinya adalah Bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.
Lanjut ke Sila lima yaitu Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia, dari sila ini kita bisa melihat dari surat An Nahl ayat 90. Terjemahannya yaitu : "Sesungguhnya Allah menyuruh (manusia) berlaku adil dan berbuat kebaikan, memberi (sedekah) kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Di surah An Nahl sudah bisa kita melihat hubungan antara Pancasila dari Perpektif Islam yang berlandaskan Alquran.
Berbicara tentang Keadilan dan Beradab pertama dari segi Pancasila yang secara tersurat maupun tersirat nilai sila ke lima mengandung tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera secara lahiriah maupun batiniah. Kesejahteraan rakyat secara lahiriah yaitu terjaminnya sandang, pangan, papan, dan rasa aman. Dari penjabaran ini kita perspektifkan dari sudut pandang Islam yang dimana Islam mengajarkan atau memerintahkan perihal sila ke lima ini dari beberapa surah yaitu salah satunya adalah surah Annahl: 71.
Surah Annahl: 71 yang artinya Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebahagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah? di surah ini jika kita jabarkan dan papaskan dengan sila kelima maka akan menyangkut pada hal tentang Keadilan, di mana hal nya kita di perintahkan untuk membagi sebagian kebahagiaan dalam bentuk rezeki lepada orang yang lebih membutuhkan. Lepas dari surah Annahl: 71 kita bisa melihat di Surah Al-Maauun: 1, 2 & 3 juga yang artinya Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. .
Dari sebagian surah yang ada di Alquran kita bisa melihat hubungannya dengan Pancasila dari segi Keadilan karena di Islam seorang muslim di ajarkan dan di perintahkan untuk berlaku adil sesama manusia lainnya. Pancasila dari sila pertama sampai dengan sila ke lima kita bisa melihat penjabarannya dari Islam dan ini membuktikan bahwa pernyataan tentang Islam yang anti Pancasila adalah sebuah kesalahan besar karena di dalam Islam yang sudah tertera di Alquran halnya Pancasila itu sudah ada di dalam diri Islam itu sendiri, kekeliruan pandangan ini harus di selesaikan dan di lurus pahamkan dari segi pandangan Bernegara karena jika tetap berlanjut maka akan merusak halnya keinginan serta cita-cita Negara dalam sila pertama sampai dengan ke lima dan jelas pula jika pemahaman tentang islam yang anti Pancasila masih tetap berlanjut pasti akan membawa suatu perpecahan dalam Ke Negaraan.
Oleh : Rival Laosa
Mahasiswa Ilmu Politik FISIP UMJ
Kader IMM FISIP UMJ
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.