Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Hari P

Perbankan Syariah Berbasis Literasi Keuangan Digital

Bisnis | Friday, 07 May 2021, 10:39 WIB

Perkembangan teknologi digital setiap tahun mengalami perubahan. Dinamika perkembangan ini mempengaruhi kebiasaan dan perilaku hidup masyarakat.Masyarakat dimudahkan dengan adanya kemajuan teknologi digital .Kemudahan akses informasi harus ditangkap sebagai peluang oleh perbankan syariah untuk berinovasi dan lebih dikenal masyarakat.Pembukaan rekening dan penawaran produk - produk keuangan syariah dikemas secara menarik dan dipublikasikan secara digital. Perlu adanya edukasi dan pendekatan ke masyarakat tentang produk-produk perbankan syariah.Literasi keuangan adalah jawaban untuk mengedukasi masyarakat dalam mengenal produk produk perbankan syariah.

Literasi keuangan menjadikan masyarakat paham akan manfaat dan keunggulan perbankan syariah dibandingkan dengan perbankan konvensional. Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) ketiga yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019 menunjukkan indeks literasi keuangan mencapai 38,03% dan indeks inklusi keuangan 76,19%. Indeks literasi keuangan tahun 2019 yang hanya 38,03%atau 102 juta masyarakat Indonesia yang "melek" literasi keuangan. Hal ini bertolak belakang dengan perkembangan teknologi digital yang berkembang pesat dan informasi seharusnya bisa didapatkan dengan mudah dan cepat.

Sumber Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK 2019

Kurangnya literasi keuangan dalam masyarakat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan tata kelola keuangan. Pengambilan keputusan yang salah akan berdampak buruk terhadap ekonomi individu dan lebih luas kepada masyarakat di sekitarnya. Ketidaktahuan akan resiko tata kelola keuangan memberikan efek domino tehadap perekonomian. Oleh sebab itu perlu adanya solusi nyata meningkatkan pemahaman tentang literasi keuangan masyarakat di era revolusi Industri 4.0. Manusia tidak dapat melawan perkembangan zaman namun harus berubah lebih baik seiring perkembangan zaman.Literasi keuangan digital merupakan sebuah strategi pemahaman keuangan menggunakan media digital yang mudah dan cepat diakses oleh masyarakat.

Sumber Republika.co.id

Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai perbankan syariah terbesar di Indonesia melihat potensi literasi keuangan digital sebagai sebuah peluang. Masih ada 167 juta masyarakat Indonesia yang belum mengetahui manfaat literasi keuangan digital. Perlu adanya strategi yang disusun BSI untuk ekspansi ke ranah literasi keuangan digital. Beberapa strategi yang perlu dilakukan oleh BSI antara lain;

Strategi pertama publikasi dan pengelolaan data berbasis digital. BSI wajib terjun ke dunia digital dalam hal publikasi dan pengelolaan data. Perlu adanya big data yang dikelola secara terukur dan terencana sebagai dasar publikasi dan pengelolaan data. Publikasi secara digital dikembangkan menggunakan media sosial yang familiar dengan masyarakat Indonesia. Media sosial facebook,Instagram,twitter,dan youtube merupakan salah satu contoh publikasi yang efektif untuk menggaet minat masyarakat. Menggandeng konten kreator yang memiliki pandangan positif di masyarakat akan menambah nilai plus dalam publikasi bank syariah. Kreatifitas dan nama besar seorang konten kreator akan menambah citra positif dan modern bank syariah.

Strategi kedua layanan MCT (Mudah ,Cepat dan Terintegrasi). Literasi keuangan digital tidak akan berjalan lancar tanpa adanya dukungan sistem yang mudah cepat dan terintegrasi. Layanan Bank Syariah Indonesia haruslah modern mengikuti zaman.Layanan yang mudah dan cepat membuat masyarakat menjadi yakin bahwa bank syariah adalah pilihan yang tepat. Sedangkan pelayanan yang terintegasi artinya sistem BSI bisa digunakan kapan saja dan dimana saja. Sistem teintegrasi dengan berbagai platform yang mendukung hajat hidup orang banyak,seperti pembelian online dan jasa transportasi.

Strategi ketiga ekspansi BSI ke dalam lingkungan Pondok Pesantren,TPQ, dan Madrasah. Menurut data Kementerian Agama tahun 2020 jumlah santri aktif mencapai 4.173.494 santri. Jumlah tersebut belum termasuk keluarga dan pengajar di Pondok Pesantren dan Madrasah. Penguatan literasi keuangan digital bank syariah dimulai dari lingkup yang paling dekat. Penawaran tentang tata kelola keuangan syariah di lingkungan pondok pesantren menjadi awal yang baik dalam pengembangan literasi keuangan digital bank syariah. Selanjutnya dapat dikembangkan dengan menyasar pengajar,uztad ,dan kyai di TPQ atau Madrasah. Potensi yang besar ini perlu dieksplorasi lebih dalam melalui literasi keuangan digital.

Strategi keempat membuat roadmap (peta jalan) kebijakan literasi keuangan digital bank syariah.Perkembangan teknologi sekarang dan yang akan datang pasti berbeda. Teknologi digital semakin berkembang dan terus berubah. BSI perlu membuat roadmap (peta jalan) kebijakan literasi keuangan digital bank syariah. Bukan tidak mungkin 10 tahun yang akan datang literasi keuangan digital bank syariah berbasis artificial intelligence atau kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan ini akan mempercepat transaksi keuangan syariah di masa yang akan datang.Oleh sebab itu perlu adanya roadmap (peta jalan) agar BSI selalu tedepan dalam inovasi.

Strategi kelima literasi keuangan digital yang ramah investasi dan pembiayaan.Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia dengan 219 juta penduduk muslim atau 12,6 % dari total populasi muslim dunia memiliki peluang menjadi raja di negerinya sendiri.Peranan BSI untuk memajukan ekonomi umat sangat ditunggu oleh masyarakat. BSI perlu memberikan edukasi melalui literasi keuangan digital tentang inventasi yang ramah dan minim resiko.Investasi perlu dilakukan untuk menggerakan roda perekonomian. Kolaborasi antara BSI dan masyarakat muslim Indonesia bersama dalam mengelola investasi memberikan dampak positif bagi ekonomi Indonesia.

Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai bank syariah terbesar di Indonesia harus menjadi lokomotif dalam literasi keuangan digital. Potensi yang besar tehadap masyarat yang belum "melek" literasi keuangan akan menjadikan BSI selalu terdepan dalam perbankan syariah. Strategi yang tepat guna dan Inovasi yang menarik dalam mengembangkan literasi keuangan digital patut menjadi perhatian yang serius oleh BSI. Dengan perencanaan strategi literasi keuangan digital yang matang, bukan tidak mungkin 10 tahun yang akan datang BSI akan menjadi bank syariah No 1 di dunia.

#retizencompetition

#perbankansyariah

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image