Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ZAHDINNY MUCHARINA FADHILLAH

Meningkatkan Minat Belajar Siswa SD di Masa Pandemi dengan Permainan Ular Tangga

Eduaksi | Wednesday, 05 May 2021, 14:38 WIB

Pada masa pandemi sekarang ini banyak kendala yang dirasakan orang tua dan anak didik mengenai pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan sedara daring, yang awalnya pembelajaran dilaksanakan tatap muka namun sekarang ini pembelajaran harus dilaksanakan secara daring.

Hal ini membuat orang tua kebingungan karena harus mematuhi peraturan dari pemerintah yang mengharuskan setiap siswa memiliki handphone, namun tidak semua siswa memiliki handphone dan tidak semua mampu untuk membeli handphone, tidak hanya itu saja namun terkendala sinyal yang sangat sulit dijangkau, bahkan harus pergi ke tempat yang dekat dengan kota untuk mendapatkan sinyal terbaik.

Dengan sistem belajar online anak-anak sulit untuk menerima materi yang diajarkan oleh guru selama proses pembelajaran daring karena anak-anak cepat merasa bosan dan malas untuk belajar, dan belajarnya hanya dengan konsep yang monoton. Serta guru hanya menjelaskan materi secara singkat kemudian memberi tugas untuk dikerjakan dan dikumpulkan.

Hal ini juga membuat anak-anak yang tidak paham pasti akan bertanya ke orang tuanya, namun tidak semua orang tua paham, dan terdapat orang tua yang tidak paham dengan materi yang diajarkan oleh guru, maka orang tua dan anak-anak sulit dalam menghadapi proses pembelajaran secara daring.

Dengan kondisi sekarang pandemi covid-19, saya Zahdinny Mucharina Fadhillah mahasiswi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dari Universitas Muhammadiyah Purworejo, berinisiatif mengadakan bimbingan belajar secara gratis kepada siswa SD yang bertempat tinggal di dekat kos saya. Bimbingan belajar saya mulai akhir bulan Maret 2021.

Program ini berawal dari tugas mata kuliah Pendidikan IPA SD. Kegiatan bimbingan belajar berlangsung minimal 3 hari. Pelaksaan bimbel menyesuaikan dengan jadwal ana-anak, dengan kesepakatan berasam dengan anak-anak saya melaksanakan bimbel pada hari sabtu dan Minggu dimulai pukul 13.00 14.00, dengan semangat dan antusias anak anak yang luar biasa pada kegiatan ini terkadang hingga melampaui batas waktu.

Karena respon yang positif dari anak didik, Insya Allah kedepanya bimbingan belajar akan saya lanjutkan baik berada dilingkungan sekitar kos dan disekitar tempat tinggal asal saya. Untuk metode dalam bimbingan belajar, setiap memulai pembelajaran diawali dengan Membaca doa, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi berasal dari buku anak-anak, namun selain itu saya menggunakan sumber dari internet supaya tidak selalu terpaku dengan apa yang ada di buku. Kemudia setelah pemaparan materi saya lanjutkan dengan menguji kempuan mereka dengan permainan ular tangga.

Konsep dalam permainan ini saya tidak menggunakan dadu namun dengan kocokan angka yang didalamnya terdapat perkalian dan pembagian, menggunakan bidak atau koin, permainan ular tangga ini dimulai dari angka 1 hingga 100 dan terdapat tangga dan ular, untuk memulai permainan ini anak-anak harus menentukan siapa yang terlebih dahulu memulai permainan dengan hompipah, kemudian yang mendapat giliran pertama akan mengambil kocokan angka yang mentukan maju berapa petak bidak atau koin, jika koin tersebut berada di anak tangga maka berhak naik dan jika berada di mulut ular maka akan turun sesuai pola badan ular tersebut.

Untuk yang mendapat kocokan angka 4, 5, dan 6 akan mendapatkan soal yang harus dijawab oleh anak-anak. Jika tidak dapat menjawab maka dilanjutkan oleh pemain ke dua. Jika pemain pertama belum menjawab maka belum boleh mendapat giliran bermain. Peraturan tersebut akan terus berlangsung hingga waktu pembelajaran selesai. Dengan metode pembelajaran seperti ini diharapkan anak-anak dapat lebih semangat dalam belajar, dan paham dengan materi pembelajaran yang diberikan.

Walaupun masih dalam masa pandemi dengan kegiatan permainan seperti ini sangat membantu bagi anak didik untuk mengasah pembelajara yang telah didapat dan membantu anak-anak yang tidak dapat untuk belajar daring, orang tua pun merasa terbantu, serta anak-anak tidak tertinggal pelajaran yang diajarkan disekolah baik yang tatap muka ataupun daring.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image