Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nihlah Adlina

Pengaruh Human Capital Terhadap Kinerja Auditor

Bisnis | 2022-04-15 20:00:53

Dilihat dari kondisi saat ini yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan adalah sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang mampu mempertahankan intregitas, objektivitas, dan independensi dalam melaksanaan tugasnya. Sumber daya manusia atau human capital yang berkualitas akan turut memajukan perusahaan sebagai suatu wadah peningkatan produktivitas kerja.

Meskipun sumber daya manusia atau human capital dapat mendorong daya saing perusahaan, namun sayang sekali di banyak perusahaan sumber daya manusia masih jarang mendapat perhatian utama. Sering kali para pemimpin perusahaan kurang menyadari bahwa keuntungan yang di peroleh perusahaan sebenarnya berasal dari human capital itu sendiri. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang penting dalam penentu keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan.

Menurut Mayo (2000), sumber daya manusia atau human capital memiliki lima komponen yaitu individual capability. individual motivation, leadership, the organizational climate, dan workgroup effectiveness. Individual capability sangat dibutuhkan, karena merekalah yang akan berhadapan langsung dengan para klien dan memberikan jasa sesuai dengan yang dibutuhkan.

Human Capital

Human capital diartikan sebagai manusia itu sendiri yang secara personal dipinjamkan kepada perusahaan dengan kapabilitas individunya, komitmen, pengetahuan dan pengalaman pribadi. Walaupun tidak semata-mata dilihat dari individual tapi sebagai tim kerja yang memiliki hubungan pribadi baik di dalam maupun diluar perusahaan.

Human capital selalu berfokus pada perencanaan strategis demi mengoptimalkan bakat dan keterampilan sumber daya manusia dalam melaksanakan strategi bisnis organisasi atau perusahaan. Konsep human capital membuktikan bahwa tidak semua tenaga kerja sama, tetapi pemberi kerja atau perusahaan bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai modal dengan berinvestasi melalui pendidikan, pengalaman dan skills sehingga memiliki nilai ekonomi bagi perusahaan dan keseluruhan.

Kinerja Auditor

Kinerja auditor menurut Mulyadi (1998) dilum Trisnaningsih (2007) adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan pemeriksaan (eximination) secara obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.

Kinerja auditor tidak terlepas dari perilaku auditor dalam menjalankan tugasnya. Perilaku auditor dipengaruhi oleh internal forcesdimana. faktor-faktor ini berasal dari dalam diri seseorang seperti kemampuan dan usahaserta external force yang merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar diri seseorang seperti kesulitan dalam pekerjaan. Keduanya merupakan dasar terbentuknya perilaku.

Kualitas dari hasil kerja auditor juga dapat dipengaruhi oleh rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Akuntabilitas merupakan dorongan psikologis sosial yang dimiliki sesorang auditor untuk menyelesaikan kewajiban yang akan dipertanggujawabkan kepada auditie (klien).

Tolak ukur kinerja yang baik harus mampu membedakan individu-individu sesuai dengan kinerja mereka. Salah satu tujuan penilaian kinerja adalah mengevaluasi kinerja anggota organisasi. Jika tolok ukur yang digunakan memberikan hasil identik pada semua orang, maka kriteria tersebut tidak berguna distribusi pengupahan untuk kinerja, merekomendasikan kandidat untuk promosi, ataupun menilai kebutuhan-kebutuhan latihan pengembangan.

Aspek-aspek Pengukuran Kinerja Auditor

Komponen pengukuran kinerja menurut Trisnaningsih (2007) yaitu:

a. Komitmen organisasi (organizational Commitment)

Komitmen organisasi didefinisikan sebagai sebuah kepercayaan pada dan penerimaan terhadap tujuun-tujuan dan nilai-nilai dari organisasi dalam Trisnaningsih (2007)

b. Komitmen profissional professional commitment)

Menumit Wibowo (1996) dalam Tristaningsih (2007) mengungkapkan bahwa tidak ada hubungan antara pengalaman internal auditor dengan komitmen profesionalisme, lama bekerja hanya mempengaruhi pandangan profesionalisme, hubungan dengan sesama profesi, keyakinan terhadap peraturan profesi dan pengabdian pada profesi.

c. Motivasi (orativation)

Motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu melakukan kegiatan tersebut guna mencapai suatu tujuan. Memotivasi orang adalah menunjukkan arah tertentu kepada mereka dan mengambil langkah-langkah yang perlu untuk memastikan bahwa mereka sampai kesatuan tujuan.

d. Kesempatan Kerja (Career Opportunity)

Kesempatan kerja dimaksudkan sebagai peluang mendapatkan kesetaraan dalam pengembangan karir antara lain promosi dan mendapatkan petugasan serta dalam penetapan gaji dan kenaikan secara berkala.

e. Kepuasan Kerja (Job Sansaction)

Kapuasan kerja adalah suan sikap seseorang tertulan pekerjaan sebagai perbedin antara gunjuman yang diterima pekerja dan banyaknya yang diyakini yang seharusnya diterima.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image