Tantangan Orang Tua dalam Pembelajaran Daring
Info Terkini | 2021-04-29 12:11:15Penulis: Khrisma Dwi Apriliana, Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Purworejo
Masuknya pandemi Covid-19 di Indonesia sejak awal bulan Maret 2020 sampai saat ini masihmenjadi tantangan bagi dunia pendidikan khususnya bagi orang tua dari mulaijenjang SD sampai jenjang perguruan tinggi. Dimana pandemi tersebutmengharuskan para pelajar untuk melakukan aktivitas belajarnya di rumah. Hal tersebutdisebut dengan pembelajaran daring.
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan secara online dengan menggunakan aplikasiatau platform yang telah disediakan. Semua materi atau pembelajaran yangdiberikan secara online, komunikasi dilakukan secara online bahkan tes jugadilakukan secara online. Pembelajaran daring ini dibantu dengan beberapaaplikasi pendukung, seperti Google Classroom, Zoom, Whatsapp, dan aplikasi yanglainnya.
Selama pembelajaran daring dilakukan, peserta didik lebih banyak memiliki keleluasaandalam waktu untuk belajar. Peserta didik juga dapat belajar dimanapun dankapanpun tanpa adanya batasan antara ruang dan waktu. Dalam pembelajarn daringini tentunya menjadi tantangan bagi orang tua, khususnya kesabaran.
Di mana selama ini orang tua sudah merasa bosan bahkan merasa capek dengan proses pembelajarandaring ini. Kesabaran orang tua ini seringkali diuji bila anaknya yangdijarinya itu malah hanya bermain gadget, bermalas-malasan, bermain tanpa kenalwaktu, dan lain sebagainya. Sehingga hal tersebut membuat sang ibu jengkel danmarah.
Tantangan lain bagi orang tua yakni orang tua harus bisa membagi waktunya antaramendampingi anaknya belajar dengan melakukan pekerjaannya. Orangtua jugadituntut untuk menjadi fasilitator dan motivator bagi anaknya. Untuk itu, orangtua harus bisa menyempatkan waktunya dengan mendampingi anak belajar, memfasilitasi,dan juga dapat memotivasi anaknya agar tetap bersemangat dalam pembelajarandaring ini sehingga si anak dapat berkembang dengan baik. Mendampinginya ketikabelajar menjadikan orangtua lebih dekat kepada anak, sehingga orangtua lebihbisa memahami karakter maupun pola pikir dari anak tersebut.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.