Al Qur'an Di Dadaku
Agama | 2022-04-15 14:35:34Sahabat .Sudah berapa juz bacaan al Qur’an kamu sekarang ? Yuk berlomba mengkhatamkan al Qur’an. Membaca al Qur’an di bulan penuh berkah ini pahalanya berlipat ganda. Apalagi bulan istimewa ini adalah bulan di mana al Qur’an diturunkan. Setiap Ramadhan, Malaikat Jibril mendatangi Rasulullah untuk membacakan dan mengajarkan al Qur’an. Khusus di bulan ini para salafus shalih meningkatkan frekuensi membaca al Qur’an sehingga mereka bisa mengkhatamkan al Qur’an sampai beberapa kali.
Imam az-Zuhri Rahimahullahu berkata pada saat memasuki bulan ramadhan, “Ini adalah bulan pembacaan AlQur’an dan pemberian makanan.” Imam Malik Rahimahullah meninggalkan pembacaan hadits dan majelis majelis ilmu lalu beliau memfokuskan diri untuk membaca Al Qur’an dengan memakai mushaf. Qatadah selalu mengkhatamkan Qur’an setiap tujuh malam, namun pada bulan Ramadhan, beliau mengkhatamkan Al-Quran dalam tiga hari, bahkan pada sepuluh malam terakhir, beliau mengkhatamkannya setiap malam. Ibrahim an Nakha’I Rahimahullah menkhatamkan Al-Quran setiap tiga malam dan pada sepuluh malam terakhir beliau mengkhatamkannya tiap dua malam di bulan Ramadhan.
Dan tidak hanya sekedar membacanya saja, Rasulullah dan para sahabatnya betul-betul membumikan al Qur’an dalam kehidupan sehari – hari juga ketika mereka berumah tangga, bermasyarakat bahkan saat mengurus negara. Sampai-sampai Ibunda ‘Aisyah RA saat ditanya sahabat tentang akhlak Rasulullah, beliau menjawab, “Beliau bagaikan al Qur’an yang berjalan..”. Ma sya-a Allah..Dengan al Qur’an Rasulullah telah menjadikan bumi dan seluruh isinya dipenuhi rahmat. Dengan al Qur’an, Rasulullah menghapuskan kebodohan (jahiliyah) dan mengangkat derajat manusia menjadi manusia-manusia ‘langit’.
Betapa kasih dan sayangnya Allah kepada kita dengan menurunkan al Qur’an. Dia menjadikan kalamNya sebagai petunjuk (al Huda), pembeda (al Furqan) antara yang benar (al Haq) dan yang salah (al Bathil) bahkan menjadi obat (asy syifaa’) seluruh penyakit . Membacanya bernilai ibadah. Menerapkannya membawa berkah dan ketenangan. Isinya menjadi solusi bagi permasalahan kehidupan hingga akhir zaman. Nah sahabat, kira-kira ada buku atau kitab lain ga yang bisa menyamai al Qur’an ?
Pikir punya pikir, terkadang malu dengan perlakuan kita terhadap al Qur’an. Membacanya amat jarang kita lakukan. Kita lebih pede pegang kamus atau laptop daripada pegang al Qur’an. Kita kelabakan banget kalo pergi-pergi ga bawa HP tapi kita cuek saja al Qur’an tak ada di dalam tas kita. Hampir tiap menit, gadget kita longok tapi jarang sekali al Qur’an kita lirik. Hebohnya ketika kena penyakit kesurupan, bacaan al Qur’an digunakan sebagai bacaan rukyah. Ironis sekali ternyata al Qur’an hanya dipakai sebatas mengusir makhluk halus saja.
Padahal apa yang tak ada dalam al Qur’an. Semua hal mulai masalah kecil hingga masalah besar semua ada dalam al Qur’an. Al Qur’an berbicara bagaimana berakhlak yang mulia, berpakaian taqwa hingga makanan kita. Al Qur’an berbicara bagaimana bergaul, menikah, bermasyarakat hingga bermuamalah dengan non muslim. Kalo sekarang harga barang naik, pasti solusinya ada dalam al Qur’an. Angka kriminalitas tinggi, al Qur’an menunjukkan solusinya dengan sistem sanksi atau uqubat. Urusan kisruh politik dan pejabat, berpuluh- puluh ayat ditunjukkan al Qur’an. Urusan luar negeri, jangan ditanya pasti ada jawabannya dalam al Qur’an.
Jadi apalagi yang kita ragukan dari al Qur’an. Semuanya sudah terbukti manjur untuk selesaikan problem diri sendiri maupun problem orang banyak. Terbukti tuntas mengobati penyakit masyarakat dan negara. Oleh karena itu kita harus yakin 100 persen bahwa al Qur’an itu adalah warisan Rasulullah untuk selamatkan dan bahagiakan manusia di dunia dan akhirat. Sebagaimana sabda mulia beliau, “ Telah aku tinggal dua perkara yang kalian tidak akan pernah sesat selama-lamanya selama berpegang teguh kepada keduanya yaitu Kitabullah (al Qur’an) dan Sunnah RasulNya.
Sahabat, kembalilah kepada jargon “al Qur’an Di Dadaku”. Semoga Ramadhan kita semakin bermakna.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.