Karta Raharja Ucu
Cokelat, Madu, dan Rindu (Cerpen)
Sastra | Tuesday, 27 Apr 2021, 23:24 WIB
Tejo, pria berkulit gelap yang kesusahan membawa perut buncitnya tiba di depan rumahnya. Ia mengetuk pintu. Tejo baru saja pulang setelah setahun merantau ke tanah Jawa. Ia membawa koper berisi pakaian dan sedikit buah tangan.
Surti, istrinya mengintip dari balik tirai jendela samping pintu. Tubuh Surti masih di balik daun pintu. Surti terpana, sejurus kemudian mengulum senyum. Kecut.
Pintu terbuka.
"Apa ini?" seloroh Surti usai membukakan pintu kepada Tejo yang menyodorkan sesuatu dari perantauan.
"Cokelat. Satu rasa madu, satu rasa rindu," jawab Tejo datar. Tenang.
Surti menghela nafas, berusaha menenangkan kecamuk. Di hatinya dan di dadanya. Ia naik darah.
"Aku siap menerima rindumu, tapi tak rela menampung madumu."
Daun pintu ditutup. Brakkk. Surti meluapkan amarah.
Senyum Tejo menguap. Tubuhnya terguncang. Bunga rindunya berguguran.
Ia tarik tangan cokelat bergelang rantai emas yang sedari tadi berada di sampingnya ke jalan besar dekat rumahnya. Ia pesan taksi daring. Lalu pemilik tangan cokelat itu diantarkan Tejo ke terminal bus kota nanas madu.
"Maaf, aku tetap menunggumu. Menunggu dia siap berbagi rindu," kata pemilik tangan cokelat itu sembari naik ke dalam bus antarkota antarprovinsi.
Bus mengaspal. Meninggalkan Tejo yang berbalik arah tanpa lambaian tangan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
