Menundukkan hati yang "membeku" agar mampu menarik berbagai kelezatan kehidupan. Apa arti hidup jika belum mendapatkan kebahagiaan dan kenyamanan?
Tidak kurang dari 150 jamaah menghadiri pengajian jelang berbuka yang diselenggarakan oleh Takmir Masjid At-Taqwa Desa Warukulon Kecamatan Pucuk, Rabu (13/4//2022). Selama 65 menit, Mohamad Su''ud, selaku pemateri menjelaskan tips-tips menggapai kedamaian hidup.
Hilangkan ganjalan jiwa. "Jangan membohongi perasaan, tanyalah diri sendiri, apakah hati kita sedang baik-baik saja?", tanya sekretaris Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan, ini. Menurutnya, jika hati masih penuh gejolak, maka tandanya ada sesuatu. Jika itu terjadi, segera lakukan tindakan.
Masihkah ada orang-orang yang menganggu kedamaian jiwa kita? "Tidak ada jaminan, dalam satu keluarga, berkumpul dalam satu atap, namun jiwanya bercerai berai," tandasnya. Bukan fisiknya yang betemu, namun jiwanya yang harus berpadu.
Jika jiwa masih bersemai kebencian, darimana ketenangan datang? Su'ud memaparkan, jika kebencian masih dipertahakankan, maka akan sulit menggapai kebahagiaan. "Kunci dari membuka kelapangan jiwa adalah saling memaafkan, saling ridho dan mengikhlaskan diri,".
"Apakah mau, jiwa Anda terus menerus tersandera?". Cara yang disarankan oleh Kang Ud ---panggilan akrab Mohamad Su'ud--- mendahului untuk memecah kebekuan hubungan. Masing-masing memiliki inisiatif untuk saling memaafkan, legowo membangun komunikasi.
Seorang ayah dengan ikhlas memaafkan istrinya. Seorang istri dengan tulus memaafkan suami. Seorang anak dengan tawadhu merangkul dan memeluk orang tua. Tidak pantas terus menerus mempertahankan ego masing-masing.
Ibaratnya, rumah yang panas akan menjadikan penghuninya tidak kerasan, sebaliknya, rumah yang "ber-AC", teduh, penghuni rumah akan enjoy.
Bagaimana dengan rumah Anda?
Wallaahu alam bishowab
