Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Faiz Romzi Ahmad

Nasrudin Hoja yang Tak Lucu Lagi

Sastra | Thursday, 22 Apr 2021, 08:32 WIB

Konon Nasrudin Hoja hidup di tahun 1300-an, di masa emas dinasti Saljuk. Ia adalah seorang sufi yang berasal dari desa Hortu, Turki.

Namun layaknya kisah dongeng atau cerita rakyat, sumbernya memang tidak pernah jelas. Tapi, hingga sampai saat ini penduduk desa Hortu selalu merayakan festival Nasrudin Hoja antara 5 dan 10 Juli.

Kita mengenal Abu Nawas, Syekh Bahlul atau bahkan Kabayan sebagai tokoh yang mahsyur di ingatan masyarakat kita karena kenjenakaannya.

Nasrudin Hoja adalah tokoh popular dalam sejumlah besar kisah jenaka di seluruh dunia, terutama di Negara Negara Timur Tengah dan sekitarnya.

Karakter tokoh ini unik, sebab seringkali berbalikan dengan karakter seorang sufi atau filsuf pada umumnya.

Nasrudin Hoja acapkali dikisahkan sebagai orang yang kadang kadang bijaksana, kadang kadang bodoh dan kadang kadang keduanya.

Ia cenderung tak logis, namun bernalar, rasional namun tak cocok akal, aneh namun normal, juga berpikiran dangkal namun sangat bijaksana sekaligus.

**

Alkisah, orang orang di tempat Nasrudin tinggal suka sekali nongkrong sambil mengeluhkan kehidupannya. Mereka biasanya berkumpul di sebuah kedai kopi, lalu bergantian menceritakan hal hal buruk yang pernah menimpa di kehidupan mereka.

Ada yang mengeluh kakinya sakit dan sulit sembuh, ada yang kesal karena harus memperbaiki atap rumahnya yang bocol, ada pula yang berulang ulang menceritakan kegagalannya.

Suatu hari Nasrudin masuk ke warung kopi tersebut. Ia menceritakan sebuah lelucon, dan semua yang ada di sana tertawa lepas hingga berderai air mata.

Beberapa menit kemudian, Nasrudin berdiri dan menceritakan kembali lelucon yang sama. Kali ini hanya beberapa orang yang tertawa, itupun tak keras.

Tak lama kemudian, Nasrudin kembali berdiri dan menceritakan lelucon yang sama persis, dan tak ada seorang pun yang tertawa.

Satu pria di kedai kopi itu bertanya dengan agak sedikit kesal,

Hai Nasrudin. Mengapa engkau menceritakan lelucon yang sama berulang ulang? Bukankah itu membuat kami tak senang?

Nasrudin tersenyum, lantas berkata,

Jika kalian tak bisa tertawa pada lelucon yang diceritakan berulang kali, lantas mengapa kalian selalu mengeluhkan masalah masalah yang sama berulang ulang."

*Disarikan dari Buku Sang Mullah, Kumpulan Kisah Bijak Jenaka Nasrudin Hoja

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image