ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA SD di MASA PANDEMI COVID-19
Info Terkini | 2021-04-17 16:06:40Ilmu pengetahuan alam (IPA) dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari segala kejadian yang terjadi di alam semesta, dengan cara mengobservasi, mengamati, menyampaikan hasil . pengamatan yang telah dilakukan. Dengan demikian, dalam hal mempelajari IPA ditekankan pada keterampilan proses sehingga siswa dapat menemukan fakta, konsep, teori IPA yang belum diketahuinya.
Oleh karena itu, proses pembelajaran IPA dilakukan melalui kegiatan ilmiah yang memberikan pengalaman langsung agar siswa dapat memecahkan masalah dan membuat keputusan, memiliki sikap positif terhadap teknologi dan masyarakat, menanamkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains, serta mampu mengembangkan keterampilan proses sains untuk menyelidiki alam sekitar sehingga prestasi IPA meningkat.
Keterampilan Proses Sains (KPS) merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Keterampilan proses sains (KPS) dapat dikembangkan melalui pengalaman langsung karena siswa lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Keterampilan proses melibatkan keterampilan intelektual, manual dan sosial. Keterampilan intelektual siswa terlibat karena melakukan KPS harus menggunakan intelektualnya untuk berpikir. Keterampilan manual jelas terlibat dalam KPS, karena pada saat pembelajaran mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, penyusunan, atau perakitan alat.
Keterampilan proses sangat perlu dikembangkan melalui pengalaman langsung sebagai pengalaman belajar. Melalui pengalaman langsung, seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan.
Sains mengandung empat hal, yaitu konten atau produk, proses atau metode, sikap, dan teknologi, sains sebagai konten atau produk berarti bahwa dalam sains terdapat fakta-fakta, prinsip-prinsip dan teori. Dalam belajar sains, siswa seharusnys tidak hanya hanya belajar produk saja, tetapi harus belajar aspek proses, sikap dan teknologi. Selain itu, pembelajaran yang menekankan pada pengembangan keterampilan proses berarti membimbing siswa untuk memiliki keterampilan memperoleh pengetahuan. Situasi saat ini adanya penyakit COVID-19 membuat seluruh jenjang pendidikan di paksa belajar dari rumah karena pembelajaran tatap muka ditiadakan untuk mencegah penularan covid-19. Dampak pandemic covid-19 memberikan pengalaman berharga, betapa peran sekolah yang selama ini sebagai sentral pendidikan seolah tidak berarti.
Pandemi Covid-19 mengharuskan diadakan lockdown (tidak boleh meninggalkan tempat tinggal) kerja dari rumah, belajar dari rumah. Siswa hanya belajar dari rumah melalui kelas online, guru menjelaskan dan member materi melalui grup whatsapp dan siswa mengerjakan tugas secara mandiri di rumah masing-masing. Hal ini yang membuat siswa malas dan susah belajar, karena keadaan yang mengharuskan mengerjakab tugas secara mandiri hanya bimbingan dan pantauan dari orang tua, guru mengamati dari jauh melalui tugas yang tekah dikerjakan siswa. Situasi saat ini membuat siswa sulit untuk memahami konsep dan memahami materi yang diberikan terutama materi IPA.
Keterampilan proses sains perlu dilakukan di masa pandemic covid-19, karena keadaan saat ini mengharuskan siswa untuk mandiri, belajar di rumah sendiri, memahami materi sendiri. Masa pandemic covid-19 guru menggunakan keterampilan proses sains pada kelas online agar siswa mudah untuk memahami materi yang diberikan oleh guru.
Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.