Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Shofi Nur azizah

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Eduaksi | Saturday, 17 Apr 2021, 10:07 WIB
Ilustrasi

Oleh : Shofi Nur Azizah ( Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Purworejo)

Pembelajaran merupakan suatu konsep dari dua dimensi kegiatan, yaitu belajar mengajar yang sebagai gambaran hasil belajar.Pembelajaran dapat pula dipandang sebagai, kegiatan guru secara terprogram untuk membantu siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran sendiri memiliki berbagai macam model, contohnya dalam kurikulum 2013 saat ini model yang digunakan dalam pembelajaran tingkat sekolah dasar adalah model pembelajaran tematik. Tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu, dan dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, serta pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang didasarkan pada sebuah tema sentral sebagai pengkait beberapa mata pelajaran dalam satu payung tema. Keterkaitan antar konsep dengan payung tema tentang kehidupan sehari-hari, menjadikan strategi-strategi pembelajaran aktif dan kontekstual sangat relevan diterapkan pada pembelajaran tematik. Untuk mengkontekstualkan pembelajaran tematik tersebut, sebenarnya bisa dilakukan melalui penanaman nilai-nilai kearifan lokal di mana siswa berada.

Kearifan lokal pada dasarnya adalah nilai-nilai kebaikan dari budaya lokal dan sudah mendapat pengakuan oleh mayoritas masyarakat tentang kebaikannya. Berdasarkan hasil wawancara kepada seorang guru di Sekolah Dasar A, kearifan lokal adalah model pembelajaran yang mengaitkan matei pembelajaran dengan lingkungan sekitar untuk menunjang proses pembelajaran. Kearifan lokal atau keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang menjadi ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi, komunikasi, ekolago, dan sebagainya. Dengan kata lain, kearifan lokal adalah sebuah investasi yang penting untuk memberikan siswa keterampilan, kemampuan dan kualitas diri dalam menghadapi dunia global tanpa meninggalkan identitas diri ataupun identitas bangsa. Pada saat ini model pembelajaran tematik telah menjadi isu utama dalam dunia pendidikan dan sudah ditekankan dalam kurikulum 2013 pada jenjang SD/MI.

Model pembelajaran tematik juga harus diakui, implementasinya masih terkesan tumpang tindih, serta internalisasi nilai-nilai kearifan lokal yang semestinya dimiliki oleh anak-anak bangsa masih bersifat parsial. Hal ini dikarenakan model pembelajaran tematik yang sering digunakan pada umumnya adalah model pembelajaran konvensional. Yang mana model pembelajaran tersebut cenderung pada teks book semata dan terfokus hanya di dalam kelas. Padahal salah satu kewajiban guru dalam mengajar adalah dapat menggunakan berbagai macam baik model, strategi, dan metode, yang dapat menarik minat siswa, serta memanfaatkan sebaik mungkin sumber belajar yang ada di sekitar siswa (kearifan lokal), sebagai perwujudan dari salah satu karakteristik tematik (kontekstual). Dengan tersingkirnya kearifan lokal berakibat pada hilangnya sendi-sendi pembentuk moral dan jati diri anak bangsa, serta mengakibatkan banyak ragam budaya yang mudah di claim oleh bangsa lain, karena ketidak pedulian generasi muda terhadap budayanya.

Jika hal ini dibiarkan begitu saja, tentunya sangat membahayakan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Siswa yang kurang memahami makna kearifan lokal juga cenderung kurang sensitif terhadap kemajemukan budaya setempatnya. Sehingga mereka bersikap apatis, dan mudah terpengaruh oleh terpaan kebudayaan asing dengan bungkus modernisme. Upaya mencetak generasi muda yang mampu tanggap terhadap tantangan global tersebut, hanya dapat dijawab dengan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan berkualitas adalah pendidikan yang mampu mengangkat nilai-nilai kearifan lokal yang dapat membantu siswa dalam proses pengembangan diri guna memperkuat identitas dan jati diri kebangsaan yang telah dimilikinya.

Mengkontekstualkan pembelajaran salah satunya bisa dilakukan melalui penanaman nilai-nilai kearifan lokal di mana siswa berada. Pengenalan kearifan lokal yang ada di sekitar, penting sebagai bentuk pelestarian budaya lokal. Dengan demikian, model pembelajaran tematik berbasis kearifan lokal dirasa tepat dalam meng-cover kebutuhan peserta didik. Dengan mengintegrasikan tematik dan kearifan lokal, siswa secara tidak langsung dilatih untuk lebih peka terhadap lingkungannya. Pembelajaran tematik berbasis kearifan lokal ini juga mampu menanamkan konsep kepada siswa untuk menjaga kebhinekaan dan potensi kearifan lokal agar tidak tergerus oleh arus globalisasi sekaligus membantu siswa menghadapi tantangan yang semakin berkembang. Hal ini penting mengingat untuk mencintai NKRI siswa terlebih dahulu diajari mencintai budaya kearifan lokal daerahnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image