Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nurriya Asti

Etnosains dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Eduaksi | Friday, 16 Apr 2021, 15:37 WIB

Etnosains dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Pembelajaran etnosains adalah strategi penciptaan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran di sekolah dasar. Pembelajaran ini dengan cara memasukkan budaya yang berkembang dimasyarakat. Keterlibatan aktif peserta didik dalam belajar akan memunculkan nilai-nilai yang ditanamkan melalui pengalaman hidup dan rasa empati terhadap lingkungan. Dalam hal ini guru tidak hanya menyampaikan secara teori namun juga mentransferkan nilai-nilai yang diambil dari kegiatan pembelajaran. Kurikulum hendaknya memperhatikan dan peduli terhadap sistem sosial yang berkembang dan berlaku di suatu masyarakat. Selain itu, dalam mengimplementasikan pembelajaran tematik berbasis etnosains perlu memperhatikan pemilihan sumber belajar. Beberapa sumber belajar yang efektif digunakan antara lain lingkungan sekitar, literatur, audio visual, dan internet. Untuk mencapai tujuan pembelajaran biasanya diadakan pertemuan rutin seluruh SD se-Kecamatan. Momen ini menjadi wadah bagi guru untuk menuangkan segala keluhan, kekurangan, Kebutuhan, maupun himbauan yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Selain itu, kegiatan ini bertujuan menguatkan karakter pendidik guna meningkatkan kompetensi bersama.

Kemampuan berpikir kritis seorang calon guru IPA seharusnya mengarah kedalam penyelidikan dan harus memahami lingkungan sekitar dimana seseorang yang mempunyai kemampuan berpikir kritis berarti mampu menghubungkan, memanipulasi, dan menstransformasi pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki untuk menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada situasi baru. Kenyataan dilapangan menunjukkan kerja ilmiah siswa masih rendah. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang dilakukan guru lebih sering dilakukan di ruang kelas daripada dilaboratorium dengan kata lain siswa hanya menerima konsep saja. Menyikapi permasalahan yang ada dibutuhkan solusi alternatif. Solusi alternatif tersebut adalah pendekatan etnosains. Pengetahuan budaya bukan hanya tentang kearifan lokal tetapi juga mengenai filosofi kehidupan bermasyarakat. Hal ini dikembangkan dalam tema pembelajaran, sehingga nilai-nilai budaya dapat menjadi pengembangan karakter bagi siswa. jika karakter kerja ilmiah dan kemampuan berpikir kritis sudah terbentuk dalam pembelajaran etnosains maka prestasi siswa akan meningkat.

Proses pengembangan model pembelajaran IPA terintegrasi etnosains mengacu pada model pengembangan 4-D. model pengembangan 4-D terdiri atas define (pendefinisian), design (perencanaan), develop (pengembangan), dan disseminate (penyebaran). Model pembelajaran IPA terintegrasi etnosains bertujuan menciptakan lingkungan-lingkungan untuk mempermudah pembelajaran dengan mengaitkan budaya dan materi sains yang dikemas dalam etnosains. Model pembelajaran ini pula dilengkapi faktor pendukung antara lain silabus terintegrasi etnosains, RPP terintegrasi etnosains, bahan ajar terintegrasi etnosains, dan soal terintegrasi etnosains. Penyusunan silabus dan bahan ajar disesuaikan kondisi daerah sesuai keunikan yang menjadi ciri khas daerah. Dari beberapa penelitian, minat siswa terhadap pembelajaran terintegrasi etnosains sangat tinggi dan menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran IPA terintegrasi etnosains mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran sains di sekolah sangat dipengaruhi oleh latar belakang budaya yang dimiliki siswa atau masyarakat dimana sekolah tersebut berada dan guru dapat menerapkan kegiatan pembelajaran sesuai perencanaan. Hasil dan prestasi belajar siswa yang baik juga didukung oleh motivasi belajar yang tinggi terhadap pembelajaran IPA. Model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang melibatkan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka. Keberhasilan dalam pembelajaran juga dipengaruhi oleh penggunaan media pembelajaran yang efektif dan inovatif. Media pembelajaran yang dapat mendukung Pendidikan keunggulan lokal adalah media audio visual bermuatan etnosains yaitu media yang berupa video pembelajaran yang berisi materi bahan kimia dalam kehidupan dan didalamnya disisipi kearifan lokal ke dalam konsep materi tersebut. media ini diharapkan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.

Etnosains dianggap sebagai sang pelintas antara dua budaya, yaitu nilai-nilai budaya asli dalam keseharian mereka dengan nilai-nilai budaya sains di sekolah yang pada dasarnya didominasi budaya oleh budaya sains barat. Penilaian dari ahli materi menyatakan bahwa bahan ajar etnosains layak digunakan dalam proses pembelajaran etnosains. Bagi guru yang akan menggunakan suplemen bahan ajar IPA bermuatan etnosains yang telah dikembangkan oleh peneliti dapat menambahkan pengetahuan ilmiah pada kegiatan masyarakat yang sesuai dengan materi pembelajaran. Guru dapat menumbuhkan nilai karakter pada siswa melalui contoh kegiatan pada masyarakat sekitar. Tahapannya yaitu penentuan pertanyaan mendasar, menyusun perencanaan proyek, menyusun jadwal, memantau siswa dan kemajuan proyek, penilaian hasil serta evaluasi pengalaman.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image