Perjalanan Menuju Akhirat, Siapkan Perbekalan Selama Hidup Di Dunia
Agama | 2022-04-12 02:13:11Bagi seseorang yang pintar saat traveling, pasti tidak akan menghabiskan bekal yang dibawanya. Ia akan meninggalkan bekal sebanyak-banyaknya untuk desa tujuan dimana ia akan tinggal.
Selama perjalanan ia hanya akan menggunakan perbekalan yang dibawanya. Bahkan, selalu jaga perbekalannya agar sesampainya di tempat tujuan tidak membawa apa-apa.
Begitu juga dengan perjalanan hidup, tahun-tahun yang telah kita jalani di dunia pada hakikatnya sedang dalam perjalanan menuju desa tujuan kita. Semakin lama kita hidup di dunia ini, semakin dekat kita dengan tujuan kita yaitu akhirat dimana kita akan hidup selamanya.
Rasulullah SAW pernah bersabda kepada Ibnu Umar RA sambil memegang pundaknya beliau bersabda:
كُنْ فِى الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ ، أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ
“Hiduplah kalian di dunia seakan-akan seperti orang asing, atau seperti seorang pengembara.”
Seorang mukmin tentu menyadari bahwa dunia ini bukanlah tujuannya, melainkan tempat untuk mengembara menuju tujuannya. Ia akan pandai mengumpulkan rezeki sebanyak-banyaknya melalui amal saleh, shadaqah jariyah, dan kebaikan apapun selama hidup di dunia. Karena orientasinya tidak sampai di desa tujuan nanti, dia tidak senang.
Seorang tokoh sufi yang lahir di Madinah, Hasan Al-Basri mengatakan:
المؤْمِنُ فِي الدُّنْيَا كَالغَرِيْبِ لاَ يَجْزَع مِنْ ذُلِّهَا ، وَلاَ يُنَافِسُ فِي عِزِّهَا ، لَهُ شَأْنٌ ، وَلِلنَّاسِ شَأْنٌ
“Seorang mukmin di dunia seperti orang asing. Tidak pernah gelisah terhadap orang yang mendapatkan dunia, tidak pernah saling berlomba dengan penggila dunia. Penggila dunia memiliki urusan sendiri, orang asing yang ingin kembali ke kampung akhirat punya urusan sendiri.” Semoga bermanfaat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.