Nyanyian Ramadan
Sastra | Sunday, 10 Apr 2022, 07:59 WIBBulan separuh di kotaku
Cahayamu mampu membawaku
Terbang bersama angin malam
Sekejap bayangan datang
Assalamualaikum
Duhai malam
Duhai bintang
Duhai angin
Kokohkan diri
dalam jihad Ramadanku ini
di Subuh saat kantuk datang
di siang saat telinga, mata, hati
tak mau kompromi
terus berdebat kuasai diri
seakan diri paling mumpuni
saat senja hampiri dan lazuardi berganti tergoda hati sampai lupa diri
lontong, kolak, asinan mau dihabisi
padahal seteguk air pun sudah mencukupi
Ya, Rabb ya Robbi
Mohon ampuni
Sehingga Ramadanku lebih berarti
Membawa damai dalam alunan nada Ilahi
Renungi diri semalam menatap malam
Ada bulan separuh ditemani bintang
Di relung hati yang paling dalam
Terus benahi terus berjuang
Nyanyian Ramadan di tengah gelombang
pandemi yang belum juga usai.
Hendarsih
Jatiranggon, 9 April 2022
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.