TAZKA ADIATI
Tidak Pamer
Sastra | Friday, 08 Apr 2022, 20:39 WIB“Abdul, Aku ke toilet sebentar,” seru Hasan seraya berjalan ke luar kelas. Abdul mengambil buku-buku di atas meja dan memasukkannya ke dalam dus. Anak-anak lain sibuk melipat baju, membungkus alat tulis, mengemas barang-barang yang akan disumbangkan untuk korban banjir.
“Siapa menyumbang mi instan? Mi instan nggak sehat, lho!” teriak Herdi di tengah kesibukan kelas.
“Lihat nih, sumbanganku lebih sehat daripada mi instan. Ada kurma, abon, dan rendang,” lanjut Herdi, lalu menunjukkan hampir sepuluh kotak besar berisi makanan yang ia sebutkan. Anak-anak mengerubungi Herdi, mereka kaget melihat begitu banyak makanan yang akan disumbangkan Herdi. Hasan terlihat bingung saat kembali dari toilet.
“Kamu menyumbangkan semua ini, Her?” tanya Hasan kepada Herdi.
“Iya, dong. Banyak, kan? Makanan sehat, lho,” jelas Herdi dengan bangga.
“Banyak sekali. Sayangnya sumbanganku tidak banyak sepertimu, hanya mi instan itu,” kata Hasan pelan, menunjuk sekardus mi instan yang disebut Herdi tadi. Herdi pun terdiam.
“Hasan, apapun yang kamu sumbangkan, Allah sudah mencatat sebagai amal baik,” jelas Abdul yang diam-diam menyimak.
“Her, bukankah kamu ingat Al-Quran Surat Al-Ma’un ayat 6? Allah melarang orang berbuat riya’, pamer dalam beribadah,” lanjut Abdul. Herdi segera meminta maaf kepada Hasan karena tidak sengaja telah pamer. Hasan memaafkannya. Mereka saling mengingatkan.
*Cerita telah ditulis ke dalam buku Anak Saleh dan Salihah Itu Keren! (2021)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
