Ibnu Haitham, Bapak Ilmu Optik
Sejarah | 2022-04-08 13:20:49Hayo, siapa nih yang kemarin langsung duduk depan tv nungguin hasil keputusan sidang isbat penentuan awal Ramadhan? Buat kita yang nunggu hasil sidang kemarin pasti nggak asing sama istilah rukyat. Yup, rukyat adalah metode yang digunakan untuk menentukan awal puasa dengan mengamati penampakan hilal atau bulan sabit. Biasanya alat untuk hilal adalah teleskop.
By the way, temen-temen tau nggak sih siapa orang yang berjasa dalam penemuan teleskop? Nggak tau? Nah, pas banget nih. Kali ini kita bakal bahas salah satu ilmuwan muslim yang berjasa besar dalam penemuan teleskop yaitu Ibnu Haitham.
Di barat ia terkenal dengan nama Alhazen, seorang ilmuwan cemerlang asal Basrah, Irak yang bernama lengkap Abu Ali Muhammad ibnu Al-Hasan ibnu Al-Haitham. Ibnu Haitham merupakan pribadi yang haus akan ilmu. Terlihat sejak kecil Ibnu Haitham sudah memiliki kecerdasan yang luar biasa, Pendidikan di masa awal kehidupannya ia mulai dari belajar ilmu agama dan ilmu umum di Kota Basra dan Baghdad, Irak.
Tidak puas dengan ilmu yang ia dapatkan di tanah kelahirannya, ia pun melalang buana mencari ilmu ke negeri piramida yaitu mesir dan negeri Andalusia yang kini bernama Spanyol hingga ia menguasai berbagai macam ilmu falak, matematika, geometri, pengobatan, fisika, dan filsafat. Dalam pengembaraannya itulah Ibnu Haitham mulai memfokuskan diri untuk mempelajari fisika terlebih bidang optik yang kelak memberinya julukan sebagai bapak pencetus ilmu optik.
Julukan itu berawal dari ucapan Ibnu Haitham yang mengatakan memiliki solusi dalam mengatasi masalah banjir sungai Nil. Ternyata, ucapan Ibnu Haitham itu didengar oleh penguasa Dinasti Fatimiyah di Mesir. Maka segeralah ia memanggil Ibnu Haitham. Ternyata eh ternyata, Ibnu Haitham tidak bisa memberi solusi atas masalah banjir Sungai Nil tersebut. Sadar bahwa akan terjerat hukuman berat karena kegagalannya, ia pun pura-pura gila dan rencana itu berhasil sehingga Ibnu Haitham hanya mendapat hukuman sebagai tahanan rumah.
Dalam masa tahanan rumah inilah Ibnu Haitham menemukan sebuah peristiwa ajaib yang mengantarkannya sebagai bapak ilmu optik modern. Ketika itu ia berada dalam sebuah ruangan gelap yang mana di dinding ruangan itu terdapat sebuah lubang kecil. Tanpa ia sadari ternyata cahaya luar yang masuk melalui lubang itu menampilkan objek di luar ruangan yang terkena cahaya tersebut.
Melihat peristiwa tersebut jiwa haus ilmu Ibnu Haitham tergugah dan mulai menelitinya. Hasilnya adalah Ibnu Haitham berpendapat bahwa cahaya bergerak lurus, dan pandangan terjadi ketika cahaya lurus masuk ke mata. Peristiwa tersebut dinamai sebagai metode Albeit Almuzlim yang lebih dikenal dengan kamera obscura. Akibat penemuannya itu Ibnu Haitham terbebas dari hukuman.
Setelah penemuan tersebut, Ibnu Haitham menulis kitab yang berjudul Kitab Al Manazir, kitab yang berisi penjelasan mengenai ilmu optik lebih dalam. Ternyata kitab tersebut memberikan dampak bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa. Banyak ilmuwan Eropa yang merujuk kitab Al Manazir dan menerjemahkannya ke dalam Bahasa Latin menjadi De Aspecticus. Banyak ilmuwan Eropa yang meneliti penemuan tersebut, di antaranya roger Bacon, Rene Descrates Christian Huygens, Johannes Kepler dan lainnya. Pada akhirnya ilmu di dalam kitab inilah yang membawa Kepler mampu menciptakan teleskop.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.