Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deffy Ruspiyandy

Jangan Lupa, Biasakan Menulis Kapan Saja

Gaya Hidup | Thursday, 07 Apr 2022, 08:41 WIB

Menulis adalah menyampaikan pesan atau sesuatu yang pernah dialami, dilihat atau sekedar rekaan dari penulisnya. Mampu menuliskan sesuatu bagi masyarakat umum tentu saja merupakan kegiatan transfer ilmu atau sesuatu hal penting, sehingga yang membacanya akan mendapatkan manfaat dari apa yang dibacanya. Kendati penulisnya sudah meninggal dunia tapi karyanya bisa dinikmati tiada henti oleh berbagai generasi.

“Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri”.-J.K.Rowling-

Menulis mesti dilakukan siapa saja termasuk oleh para guru (FOTO : Republika.co.id/Edi Yusuf)

Jelas adalah hal yang sangat baik jika seorang penulis tak membatasi dirinya saat dirinya harus menulis. Ketika ada kesempatan maka langsung saja menuliskannya. Menulis tak butuh kondisi yang bisa menyenangkan penulisnya, namun ketika ada momentum yang pas walaupun itu dalam kondisi tak menentu maka penulis haruslah segera menuliskannya. Jadi sesibuk apapun haruslah ada niat yang kuat untuk selalu menulis setiap harinya tanpa melewatkan waktu dengan tidak menulis sama sekali.

Jenderal Besar AH Nasution tidak saja kariernya cemerlang di dunia militer, namun ia pun dikenal dengan orang gila buku alias senang membaca dan koleksi bukunya terbilang banyak karena hampir menembus angka seratus ribu lebih. Dengan kemampuan membaca yang baik maka Jenderal yang lolos dari peristiwa G 30 S/PKI itu mengantarkannya menjadi tokoh yang banyak menulis buku khususnya buku-buku militer. Bukunya yang berjudul “Pokok-Pokok Gerilya” ternyata menjadi salah satu rujukan dan menjadi salah satu pelajaran yang wajib dipelajari.

Tentu seorang Jenderal sepertinya dengan kesibukannya yang begitu padat ternyata bisa menulis secara produktif, yang mungkin dibantu juga oleh pihak lain. Namun begitu, realita memberi gambaran jika seorang penulis mesti menyengaja untuk selalu menuliskan apa yang ada di benaknya. Semakin sering melakukan semacam itu maka kemampuan menulis menjadi semakin terasah dan memungkinkan akan mampu menghasilkan karya-kaya yang fenomenal dan banyak dibaca orang.

Jadi benar apa yang telah dikatakan JK Rowling yang penting tulislah terlebih dahulu tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri. Artinya ketika memang ide tiba-tiba didapatkan maka yang terbaik adalah segera menuliskannya. Dengan begitu tak bisa kita pungkiri bahwa pembiasaan agar terbiasa menulis adalah menjaga kegiatan menulis untuk tetap dilaksanakan agar menjadi sebuah kebiasaan. Idealnya dalam sehari ada waktu 24 jam maka harus ada waktu khusus untuk menulis tadi.

“Bagi saya, menulis itu seperti bernapas,” kata penyair Pablo Neruda dalam wawancaranya bersama Jurnal Paris Review yang terbit 1971. “Saya tidak bisa hidup kalau tak bernapas, dan saya tidak bisa hidup kalau tak menulis.”

Jika kita berpatokan pada perkataan penyair Pablo Neruda maka menulis adalah hal yang begitu penting dan jangan sampai dilewatkan oleh penulisnya setiap hari. Bagi yang terbiasa menulis maka kehilangan waktu untuk menulis adalah sebuah malapetaka karena yang semestinya ide yang ada dituliskan, ini justeru menguap tanpa ada hasil dan yang sangat dikhawatirkan jika ide itu tak segera dituliskan maka tidak tertutup kemungkinan hilang pula sebuah karya dan tulisan yang bisa jadi adalah sesuatu yang bermakna dan bersejarah untuk penulisnya dan banyak dibaca orang karena karya tersebut sangat berharga pula bagi masyarakat.

Kita semua mesti menyadari takkan lahir karya-karya dalam bentuk tulisan yang baik dan layak dibaca kalau bukan dari proses pembiasaan menulis yang dijaga dengan kedisiplinan kuat. Banyak dari para tokoh ternama tingkat nasional dan internasional mampu menulis di tengah kesibukannya dan mampu mengatur waktu untuk hal itu. Dengan demikian, jika merfeka yang telah memilih profesi menulis maka sanbgat peluang besar untuk fokus menulis ketika menghasilkan karya-karyanya.

Sebagai target tinggi yang dipancang seorang penulis adalah menghasilkan kaya fenomenal dalam sebuah buku atau karya lainnya dan itu tercapai dalam kondisi ideal. Namun jika tidak, saat ini banyak sekali media untuk menyebarkan tulisan-tulisan yang telah ditulis seorang poenulis. Maka dari itu tulislah apa yang menjadi minat kita lalu kirimkan agar bisa dimuat di surat kabar atau situs-situs yang bsia membuat tulisan dan dengan seperti itu maka akan banyak orang yang membaca tulisan kita.

Bagi seorang penulis setiap hari mesti ada yang ia tuliskan adalah sebuah target harian yang harus bisa dicapainya. Dapat dibayangkan, jika hal tersebut takkan pernah dilakukannya maka akan hilanglah ide-ide yang ada di benaknya. Keasyikan menulis pada waktu tertentu akan mendorong seorang penulis benar-benar enjoy terhadap apa yang dikerjakan. Di sinilah kepuasan penulis akan terasa dan harganya lebih mahal dari sekedar memperoleh honorarium atau mendapatkan pujian dari orang-orang yang telah membaca tulisannya.

Benar memang, pembiasaan kepenulisan bukanlah sebuah hal mudah karena membutuhkan keseriusan dan fokus saat melakukannya. Karenanya pula seorang penulis diharapkan bisa terus menerus melakukan hal itu karena sering menuliskan apa saja yang ada di benaknya maka akan muncul tulisan bermutu dan banyak manfaatnya untuk pembaca. Hasil karya tulisan yang baik akan selalu dinantikan oleh pembaca setianya di manapun mereka berada.

Karenanya menghasilkan tulisan adalah sebuah keharusan bagi seorang penulis karena itu sudah menjadi bagian dari hidupnya. Dengan membiasakan menulis maka penulis terbiasa untuk menghasilkan karya-karyanya. Seorang penulis harus menyibukkan untuk menulis dan kapan saja jika ada waktu menulislah sehingga menulis akan memberi pengalaman berharga bagi penulisnya.***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image